Senin, 05 November 2012

Festival Unik Membelai Kumis di Jepang

Sawara, sebuah kota di Chiba yang terkenal untuk tempat tamasya dan sejumlah kuil yang terkenal, menjadi tuan rumah salah satu festival paling aneh di seluruh Jepang. Termasuk di dalam festival ini adalah membelai kumis dan minum sebanyak-banyaknya.
 
Festival ini diberi nama Higenade-Matsuri (festival membelai kumis), salah satu festival yang diadakan di Kuil Katori. Ini menandai pergantian penjaga kuil yang terjadi setiap tahunnya. Awalnya, festival ini dilakukan utuk menandai penyerahan dari satu keluarga ke keluarga lainnya, namun sekarang dilakukan hanya dari satu kelompok ke kelompok berikutnya.

Membelai Kumis

 
Peserta duduk saling berhadapan mengenakan pakaian formal. Terdapat empat belas penjaga tahun lalu dan empat belas orang yang akan mengambil alih. Setiap orang memiliki kumis yang sangat tebal di atas bibir mereka.Para peserta menumbuhkan kumis mereka berbulan-bulan sebelum festival diadakan. Bagi mereka yang tidak mampu atau tidak mau menumbuhkan kumis, kini mereka dapat menggunakan kumis palsu.

Semangkuk besar sake ditempatkan di tengah-tengah kelompok. Pada waktu yang ditentukan, kedua kelompok peserta datang bersamaan di mana mereka saling membelai kumis orang di hadapannya. Sake pun kembali datang dalam kuantitas yang sama.

Membelai kumis dalam acara itu adalah semacam tantangan untuk minum lebih banyak. Seolah-olah mereka berkata, ‘Ayo, jika Anda cukup jantan untuk memakai kumis tebal seperti itu, tentu Anda dapat minum terus dari mangkuk berikutnya!’


Higenade-Matsuri telah ada berabad-abad lamanya, membuktikan sebuah fakta bahwa bangsa Jepang kuno memiliki rasa humor aneh yang sama seperti yang diamati oleh bangsa Barat terhadap bangsa Jepang saat ini. Budaya ini dimulai sekitar 800 tahun yang lalu di Era Kempo yang berlangsung pada tahun 1213 hingga tahun 1219. Tujuan dari minum-minum dan membelai kumis dalam festival ini adalah untuk berdoa demi panen yang baik dan kesejahteraan dari keturunan para peserta. Tapi saat ini, festival ini terlihat hanya seperti mencari-cari sebuah alasan untuk bermabuk-mabukan saja.

Lebih dari sekedar membelai kumis

Sawara adalah salah satu dari banyak tempat yang disebut Edo Kecil yang mempertahankan citarasa Jepang lama. Dulu Sawara merupakan pusat perdagangan dan seni di daerah Chiba utara. Daerah ini terletak di sepanjang sungai Tone, sungai terbesar kedua di Jepang, yang digunakan untuk pergi langsung menuju ibukota namun sejak saat itu telah dialihkan untuk mencegah banjir.

Sekarang, festival ini merupakan salah satu penarik perhatian yang paling mengagumkan untuk para turis yang sedang bertamasya. Jalan-jalan tua berliku berjajar dengan toko-toko yang menjual kerajinan tradisional dan makanan ringan dan hal itu benar-benar membuat Anda merasa sedang berada di suatu tempat dalam sebuah set film.Ada juga tur perahu wisata yang dapat Anda nikmati, memberikan pemandangan kota dari sudut pandang yang unik. Kuil Katori adalah kuil utama di daerah itu dan dikunjungi oleh puluhan wisatawan bahkan ketika sedang tidak ada festival membelai kumis.

Dengan kata lain, ada banyak hal yang dapat dilakukan di sana selain menonton beberapa orang dengan kumis lucu sedang minum-minum. Namun jika Anda ingin pergi ke sana untuk menyaksikan sebuah festival khas Jepang yang mungkin dapat dikatakan paling aneh, festival itu diadakan di bulan Januari setiap tahunnya.


sumber