Indonesia
adalah wilayah yang dilewati oleh lempeng-lempeng yang dapat memicu
gempa tanpa diduga. Gunung api yang aktif juga terbilang cukup banyak.
Aktivitas tektonik tidak lepas dari negara ini.
Tahukah
Anda? Di balik ancaman gempa ini, ternyata di Indonesia ditemukan rumah
adat yang memiliki konstruksi tahan terhadap gempa. Dikutip dari
Tourism News, ada empat bentuk rumah tradisional yang dapat diandalkan:
1. Omo Hada
Rumah
adat dari Nias, Sumatera Utara ini, berberapa waktu lalu membuktikan
kehebatan konstruksinya. Tahun 2010 silam, Nias mendapatkan gempa besar.
Ternyata, banyak rumah Omo Hada yang masih berdiri dan posisinya hanya
sedikit bergeser. Konstruksi rumah ini didominasi kayu. Untuk menyatukan
antarbagian, dipakailah pasak dan bukan paku. Rumah Omo Hada tidak ada
jendelanya. Atapnya oval dan pengganti jendela hanya dibuat model
teralis. Baik orang yang di dalam atau luar rumah, bisa saling melihat.
Rumah ini banyak ditemukan di desa Tumori, Gunungsitoli.
2. Gadang
Rumah
adat dari Minangkabau, Sumatera Barat ini, memperlihatkan ketahanannya
saat terjadi gempa di Padang pada 30 September 2009. Banyak rumah yang
tidak runtuh kala itu. Bentuk rumah Gadang cukup dikenal dengan kekhasan
atapnya yang melengkung ke dalam. Atapnya dibuat dari ijuk.
3. Laheik
Rumah
adat ini berasal dari Kerinci, Riau. Hampir sama dengan Omo Hada,
Laheik tersusun dari kayu yang saling disatukan dengan pasak.
Antarbagian juga disatukan dengan ikatan tambang yang terbuat dari ijuk.
Laheik banyak ditemukan di Kecamatan Danau Kerinci. Biasanya, Laheik
ditinggali beberapa keluarga dan dibuat menjadi susunan beberapa rumah
yang disatukan.
4. Woloan
Rumah
adat ini berkonsep rumah panggung. Asalnya dari Tomohon, Sulawesi
Utara. Bahan yang dipakai biasanya kayu besi dan kayu cempaka. Rumah ini
turut dikenal di mancanegara. Argentina dan Venezuela adalah beberapa
negara yang kerap mengimpor rumah ini. Rumah Woloan sudah dikenal sejak
dulu tahan terhadap gempa. Namanya pun cukup berkibar sebagai rumah
tahan gempa.