Rabu, 12 September 2012
Inilah Berbagai Macam Resiko Dari Obat Nyamuk
Gara-gara tak ingin si kecil terganggu tidurnya, biasanya kita
menggunakan obat nyamuk. Entah yang dalam bentuk semprot, bakar, oles,
ataupun elektrik. "Pada prinsipnya, semua obat nyamuk memiliki khasiat
sama, untuk membunuh dan mengusir nyamuk. Bedanya cuma dalam kemasan dan
konsentrasi bahan aktif atau zat racunnya," ujar dr H Bambang
Supriyatno SpA dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Akan tetapi,
hati-hati, lo, ia masih rentan terhadap zat racun yang ditimbulkan obat
nyamuk.
Akan tetapi, tahukah para ibu dan ayah bahwa obat nyamuk bisa menjadi
"ancaman" buat kita? Apalagi jika si kecil termasuk anak yang peka atau
sensitif.
Aneka risiko
Mengapa obat nyamuk berbahaya buat manusia? Sebab obat nyamuk mengandung
bahan aktif yang termasuk golongan organofosfat. Bahan aktif ini adalah
dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), propoxur (karbamat), dan
diethyltoluamide, yang merupakan jenis insektisida pembunuh serangga.
Memang, seperti dijelaskan Bambang Supriyatno, tak semua bahan aktif
tadi murni. Artinya, ada zat tambahannya. "Entah itu pewarna, pengawet,
ataupun pewangi. Jadi, seperti ingridien dalam makanan. Campuran bahan
tambahan tadi untuk memberikan wewangian tertentu karena umumnya bahan
aktif berbau kurang sedap. "Nah, asal tahu saja, bahan-bahan tambahan
ini pun berdampak pula pada kesehatan. Jadi, berlipatgandalah dampak
buruk si obat nyamuk ini."
Racun nyamuk ditemukan pada semua jenis obat nyamuk. "Pada obat nyamuk
bakar, semprot, dan elektrik lebih cenderung untuk membunuh nyamuk,
sedangkan pada obat nyamuk oles lebih pada pencegahannya, yaitu mengusir
nyamuk," jelas Bambang.
Kendati mengeluarkan zat racun yang sama, dosis tiap-tiap obat nyamuk
berbeda satu sama lain. Ditilik dari segi konsentrasi atau komposisi,
bahan aktif pada obat nyamuk terdiri dari konsentrasi ringan sampai
berat, dari yang kurang toksid sampai yang lebih toksid.
Yang jelas, semua itu tergantung dari kadar konsentrasi racun dan jumlah
pemakaiannya. Misalnya, kadar konsentrasi bahan aktif obat nyamuk
semprot mungkin sedikit, tetapi kalau disemprotkan berulang kali tentu
kadarnya akan bertambah banyak. Obat nyamuk yang memiliki kadar demikian
mungkin bisa mematikan nyamuk dengan cepat, tetapi membahayakan
kesehatan manusia.
Risiko terbesar terdapat pada obat nyamuk bakar karena secara langsung
mengeluarkan asap yang dapat terhirup. Sementara obat nyamuk semprot
berbentuk cair memiliki konsentrasi berbeda karena cairan yang
dikeluarkan akan diubah menjadi gas. Artinya, dosisnya lebih kecil.
Sementara obat nyamuk elektrik lebih kecil lagi karena bekerja dengan
cara mengeluarkan asap, tetapi dengan daya elektrik.
Dengan demikian, makin kecil dosis bahan zat aktif, makin kecil pula bau
yang ditimbulkan. Sekaligus, makin minim pula kemungkinan mengganggu
kenyamanan manusia.
Batuk jadi pertanda
Bayi dan anak balita bisa dikatakan rentan terhadap obat nyamuk. Hal ini
bisa terjadi karena organ-organ tubuhnya belum sempurna, daya tahan
tubuhnya belum baik, refleks batuknya pun belum baik, dan sebagainya.
Bahkan, bisa lebih berbahaya lagi pada anak yang alergi dan punya bakat
asma.
"Bahan aktif dari obat nyamuk masuk ke dalam tubuh, baik melalui
pernafasan maupun kulit, ke peredaran darah. Setelah itu menyebar pada
sel-sel tubuh. Ada yang ke pernafasan, ke otak lewat susunan saraf
pusat, dan lain-lain. Nah, organ mana yang sensitif, maka itulah yang
akan terkena. Tentunya karena obat nyamuk lebih pada hirupan, maka yang
paling berperan sekali adalah pernafasan. Sementara kalau lewat kulit
sangat tergantung pada daya sensitivitas atau kepekaan kulit anaknya,"
jelas Bambang.
Jadi, gangguan-gangguan pada organ tubuh bisa saja terjadi jika
pemakaian obat nyamuk tidak terkontrol sehingga dipakai dalam dosis yang
berlebihan.
Anak yang punya alergi akan lebih menunjukkan reaksi, terutama pada
saluran nafasnya. Ia akan lebih mudah batuk. Hal ini terjadi karena
adanya gangguan mekanisme pertahanan saluran nafas, yang diakibatkan
bahan aktif yang terhirup.
Reaksi yang terjadi bisa cepat, bisa juga lambat. Pada anak yang
sensitif organ pernafasannya, reaksinya bisa saat itu juga atau timbul
dalam beberapa menit. Begitu terhirup bau obat nyamuk, ia langsung
batuk-batuk. Namun, ada juga yang setelah enam jam baru batuk-batuk.
Obat nyamuk bisa juga menjadi faktor pencetus asma. Dampak ini terlihat
pada anak yang memiliki bakat asma.
Lain lagi jika terjadi pada anak yang memiliki kulit sensitif. Jika
terkena bahan-bahan yang terkandung dalam obat nyamuk, terutama bahan
tambahannya, kulitnya akan kemerahan. Dan, ketika digaruk akan timbul
lecet dan mungkin bisa menjadi eksim.