Sabtu, 15 September 2012

Leher Panjang, Atraksi Wisata Kontroversial di Thailand













Digambarkan oleh banyak orang sebagai “kebun binatang manusia”, tempat ini terletak di sebelah utara Thailand. Adalah sebuah suku di Desa Padaung Karen yang menyuguhkan atraksi wisata kontroversial.

Menyandang sebutan gadis dengan “leher panjang”, mereka masih berusia lima tahun dengan cincin kuningan yang bertumpuk di lehernya. Cincin kuningan tersebut akan terus bertambah seiring dengan pertambahan usia mereka.

















Efek yang didapatkan adalah dada dan bahu mereka semakin ke bawah. Hal ini memberikan kesan leher mereka lebih panjang dari leher normal lainnya. Dengan membayar sejumlah uang, agen pariwisata biasanya akan mengajak para wisatawan untuk mengunjungi desa di perbukitan ini.

Sebagian orang mendukung program wisata tersebut dengan alasan mempertahankan kebudayaan di Thailand di mata wisatawan dunia. Namun, kelompok lainnya menolak keras karena menganggap hal tersebut merupakan salah satu bentuk eksploitasi perempuan dan anak-anak. Bahkan, ada beberapa warga yang bukan asli Thailand, pergi ke tempat ini dengan tujuan untuk mendapatkan uang.

















Film dokumenter berjudul "Silent Hope" menyoroti penderitaan kaum perempuan tersebut. Dialog dalam film tersebut menyebutkan bahwa kaum perempuan Desa Padaung Karen mengenakan cincin kuningan di leher untuk meneruskan tradisi dengan perasaan tulus. Namun, ketulusan tersebut dimanfaatkan oleh beberapa agen wisata untuk menambah keuntungan. Desa tersebut tidak mendapatkan manfaat apapun karena hingga kini belum memiliki akses listrik, jalan, kesehatan, bahkan sekolah.

“Kaum perempuan hanya menerima sebagian kecil dari keuntungan yang diterima perusahaan travel. Sebagian besar uang masuk ke perusahaan travel. Gadis-gadis tersebut tidak akan pernah dapat memilih untuk tidak mengikuti tradisi ini," kata opini seorang pembaca, seperti dikutip laman Chiang Rai Times Thailand.












Suku Desa Baan Tong Luang dibuka telah dibuka pada 2005 di Mae Rim bagian utara Provinsi Ciang Mai, rumah bagi enam suku di Thailand. Pengunjung harus membayar 500 Baht untuk masuk. Setelah masuk, mereka dapat mengambil foto dan membeli pernak-pernik dari toko souvenir yang dimiliki penduduk desa tersebut. Namun, daya tarik dari desa ini tetaplah para wanita Padaung yang berleher panjang.



sumber