Kamis, 19 Juli 2012

Jangan Terlalu Percaya dengan Lembaga Survey Konsultan

Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia, Effendi Gazali, mengatakan, masyarakat jangan terlalu mempercayai pada hasil lembaga survei yang merangkap konsultan calon yang petarung dalam pemilihan.
"Lembaga survei itu ada dua yakni yang murni membuat hasil survei dan kedua ada juga yang merangkap menjadi konsultan," ujar Effendi di Jakarta, Rabu (18/7).
Lembaga survei yang murni membuat hasil survei, lanjut dia, akan memaparkan hasil survei apa adanya. Berbeda dengan lembaga survei yang juga merangkap sebagai konsultan, yang mempunyai dua strategi tersendiri.
"Strategi mereka untuk internal mereka mengungkapkan hasil survei yang sebenarnya, sedangkan untuk yang eksternal mereka suka melebih-lebihkan agar orang lain terpengaruh," tambah dia.
Hal itu, kata Effendi, fungsinya untuk mendapatkan tiket politik dalam pencalonannya tersebut dan juga penggiringan opini publik.
Kalau di Amerika, kata dia, terdapat dua lembaga survei yang bisa dipercaya yakni Pew Reseach Center dan Rasmussen. Kedua lembaga survei ini tidak menjadi konsultan kandidat yang bertarung dalam pemilihan.
"Kalau Pew merupakan lembaga non profit sedangkan Rasmussen merupakan perusahaan yang melakukan riset," terangnya.
Kendati demikian, Effendi mengaku tidak pernah tahu apakah ada lembaga survei yang seperti itu. Menurutnya jika lembaga survei itu juga merangkap sebagai konsultan sebaiknya diberi tahu terlebih dahulu.
"Lembaga survei masih bisa dipercaya asalkan tidak merangkap menjadi konsultan. Oleh karena itu masyarakat jangan terlalu percaya terhadap hasil lembaga survei yang merangkap sebagai konsultan." Menjelang pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 11 Juli, banyak lembaga survei yang merilis hasilnya. Mayoritas hasil survei itu menempatkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli sebagai pemenang.
Namun usai pemilihan, hasil hitung cepat lembaga survei justru menempatkan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada urutan pertama dengan raihan 43,04 persen. Sedangkan Fauzi Bowo-Nachrowi meraih 34,17 persen suara.
Pilkada DKI Jakarta yang diikuti enam pasangan calon yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Alex Noerdin- Nono Sampono, Jokowi-Basuki Tjahaja, Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini , Faisal Basri-Biem Benyamin dan Hendarji Soepanji-A Riza Patria


sumber