"Saya juga pernah kena gempa tahun 2006, saya kehilangan rumah dan tidak mempunyai ibu."
Duta Besar Jepang untuk Indonesia yang baru, Yoshinori Katori, mengaku
sangat terharu dengan simpati yang diberikan anak-anak Indonesia kepada
Jepang terkait bencana tsunami yang baru saja menghantam negara itu
Maret lalu.
"Kami menerima banyak sekali dukungan dari masyarakat Indonesia. Banyak
sekali anak-anak Indonesia yang mengirimkan surat berisi dukungan yang
sangat menyentuh hati kami," kata Katori.
Dalam konferensi pers pertamanya sebagai duta besar, kemarin, Katori
membacakan sebuah surat yang dikirimkan oleh para pelajar sebuah SMP di
Aceh kepada para korban tsunami. Aceh sendiri pernah diterjang tsunami
pada 2004 silam, lebih dari 120.000 orang tewas.
"Aceh mencintai kalian. Kalian tak sendiri. Jika kalian sedih, kami
turut sedih. Jika kalian senang, kami turut senang. Jika kalian tertawa,
kami turut tertawa. Tetap semangat! Gambare!" ujar Katori membacakan
surat dari pelajar Aceh.
Surat simpati juga datang dari seorang bocah korban gempa bumi
Yogyakarta 2006 lampau. Bocah ini adalah salah satu anak di panti asuhan
Arrahmah di Yogya. Katori kembali membacakan surat tersebut.
"Saya juga pernah kena gempa tahun 2006, waktu itu saya kehilangan rumah dan tidak mempunyai ibu," kata dia.
"Walaupun cobaan datang, kami masih tetap semangat untuk belajar. Kami
yakin, kalian juga bisa membangun rumah kalian. Pesan saya untuk kalian:
tetap semangat dan tunjukkan kalian bisa membangun negara kalian!"
Tulis surat tersebut.
Gempa bumi 9 skala Richter disusul tsunami meluluhlantakkan wilayah
timur Jepang. Korban tewas dilaporkan mencapai puluhan ribu orang.
Menurut data World Bank, total kerugian yang dialami oleh Jepang adalah
US$235 miliar atau sekitar Rp2.000 triliun, yang menjadikan bencana
Jepang sebagai bencana termahal sepanjang sejarah.