Archidendron jiringa alias jengkol bukan barang asing bagi
masyarakat tanahair. Banyak disuka sekaligus banyak dibenci, kerabat
kacang itu selalu tersaji di berbagai rumah makan. Mulai dari kelas
kakilima hingga restoran mentereng di ibukota. Meski menebarkan aroma
tak sedap, kebanyakan penggemarnya enggan sepenuhnya meninggalkan menu
favorit itu. Bisa dipahami lantaran setelah dimasak, biji buah jengkol
menjadi lunak dan bertekstur lembut mirip biji nangka.
Selain bercitarasa khas, biji jengkol juga kaya nutrisi. Riset
menunjukkan jengkol mengandung protein, karbohidrat, berbagai jenis
vitamin, kalsium, dan fosfor. Bahkan kandungan vitamin C dalam setiap
ons biji jengkol berkisar 57--91 mg. Vitamin C jeruk paling banter cuma
50 mg/100 ons daging buah. Selain vitamin C, biji jengkol juga
mengandung vitamin B kompleks dan vitamin A. Keduanya berfungsi menjaga
fungsi penglihatan dan peredaran darah.
Namun, konsumsi
berlebihan juga berarti mengundang masalah. Kandungan asam jengkolat
berpotensi memicu batu ginjal. Selain itu, urine orang yang baru
mengkonsumsi jengkol akan berbau sangat menyengat. Itu sebabnya
penggemar jengkol mesti memperbanyak minum air putih. Saat buang air
kecil pun dianjurkan untuk mengguyur hingga bersih untuk meminimalkan
bau tidak sedap yang menguar.
sumber