Kemampuan anak ibarat benih yang perlu
dipelihara dan dipupuk agar tumbuh dengan baik. Kalau lingkungan tidak
memberikan pemeliharaan dan perlindungan terhadap rangsangan yang
berlebihan, maka potensi serta kemampuan-kemampuan tertentu tidak dapat
terwujud.
Anak dilahirkan dengan 10 miliar neuron (sel
syaraf) di otaknya. Tiga tahun pertama sejak lahir merupakan periode di
mana miliaran sel glial terus bertambah untuk memupuk neuron. Sel-sel
syaraf ini dapat membentuk ribuan sambungan antarneuron yang disebut
dendrite yang mirip sarang laba-laba, dan axon yang berbentuk memanjang.
Otak
anak usia 6 - 7 tahun besarnya dua pertiga otak orang dewasa, tapi
memiliki 5 - 7 kali lebih banyak sambungan antarneuron daripada otak
anak usia 18 bulan atau orang dewasa. Otak mereka memang punya kemampuan
besar untuk menyusun ribuan sambungan antarneuron. Namun, kemampuan itu
berhenti pada umur 10 - 11 tahun jika tidak dikembangkan atau
digunakan. Saat itu enzim tertentu dilepaskan dalam otak dan melarutkan
semua jalur atau "urat" syaraf (pathways) yang tidak termielinasi dengan
baik(mielinasi adalah proses pembungkusan jalur syaraf dengan myelin
yang berujud protein-lemak).
Perkembangan otak anak yang sedang
tumbuh melalui tiga tahapan, mulai dari otak primitif (action brain),
otak limbik (feeling brain), dan akhirnya ke neocortex (atau disebut
juga thought brain, otak pikir).
Meski
saling berkaitan, ketiganya punya fungsi sendiri-sendiri. Otak primitif
mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks,
mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses
informasi yang masuk dari pancaindera. Saat menghadapi ancaman atau
keadaan bahaya, bersama dengan otak limbik, otak primitif menyiapkan
reaksi "hadapi atau lari" (fight or flight response) bagi tubuh. "Kita
akan bereaksi secara fisik dan emosi lebih dulu sebelum otak pikir
sempat memproses informasi," papar dr. Susan.
Otak limbik memproses
emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan benci. Otak ini
sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif. Maksudnya, otak
primitif dapat diperintah mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain
otak pikir dapat "dikunci" untuk tidak melayani otak limbik dan primitif
selama keadaan darurat, yang nyata maupun yang tidak.
Sedangkan otak
pikir, yang merupakan bentuk daya pikir tertinggi dan bagian otak yang
paling objektif, menerima masukan dari otak primitif dan otak limbik.
Namun, ia butuh waktu lebih banyak untuk memproses informasi, termasuk
image, dari otak primitif dan otak limbik. Otak pikir juga merupakan
tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan, dan kemampuan
berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan.
Mielinasi saraf otak
berlangsung secara berurutan, mulai dari otak primitif, otak limbik, dan
otak pikir. Jalur syaraf yang makin sering digunakan membuat mielin
makin menebal. Makin tebal mielin, makin cepat impuls syaraf atau
perjalanan sinyal sepanjang "urat" syaraf. Karena itu, anak yang sedang
tumbuh dianjurkan menerima masukan dari lingkungannya sesuai dengan
perkembangannya.
Di samping itu, anak juga membutuhkan pengalaman
yang merangsang pancaindera. Namun, indera mereka perlu dilindungi dari
rangsangan yang berlebihan karena anak-anak itu ibarat sepon.
"Mereka
menyerap apa saja yang dilihat, didengar, dicium, dirasakan, dan
disentuh dari lingkungan mereka. Kemampuan otak mereka untuk memilah
atau menyaring pengalaman rasa yang tidak menyenangkan dan berbahaya
belum berkembang," papar Susan.
Rangsangan dan perkembangan indera
itu pada gilirannya akan mengembangkan bagian tertentu dari otak
primitif yang disebut reticular activating system (RAS). RAS ini pintu
masuk di mana kesan yang ditangkap setiap indera saling berkoordinasi
sebelum diteruskan ke otak pikir.
RAS merupakan wilayah di otak yang
membuat kita mampu memusatkan perhatian. Kurangnya stimulasi, atau
sebaliknya stimulasi yang berlebihan, ditambah lagi dengan gerakan
motorik kasar dan halus yang tidak berkembang secara baik, bisa
menyebabkan rusaknya perhatian terhadap lingkungan.
Sebelum anak
berusia empat tahun, otak primitif dan otak limbik sudah 80%
termielinasi. Setelah umur 6 - 7 tahun mielinasi bergeser ke otak pikir.
Awalnya dari belahan otak kanan yang antara lain bertugas merespons
citra visual. Ketika menonton TV, belahan otak kanan inilah yang paling
dominan kerjanya.
Sedangkan ketika membaca, menulis, dan berbicara,
belahan otak kiri yang dominan. Tugas utama otak kiri ialah berpikir
secara analitis dan menyusun argumen logis langkah demi langkah. Ia
menganalisis suara dan makna bahasa (misalnya, kemampuan mencocokkan
suara dengan alfabet), juga mengelola keterampilan otot halus.
sumber