Tembok Raksasa Cina atau Tembok Besar Cina (hanzi tradisional: 長城; hanzi
sederhana: 长城; pinyin: Chángchéng), juga dikenal di Cina dengan nama
Tembok Sepanjang 10.000 Li¹ (萬里長城; 万里长城; Wànlĭ Chángchéng) merupakan
bangunan terpanjang yang pernah dibuat manusia, terletak di Republik
Rakyat Cina.
Tembok Raksasa Cina dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban
Dunia.[4][5] Pada tahun 1987, bangunan ini dimasukkan dalam daftar Situs
Warisan Dunia UNESCO.
PANJANG
Tembok Raksasa Cina tidak panjang terus menerus, tapi merupakan kumpulan
tembok-tembok pendek yang mengikuti bentuk pegunungan Cina utara. Pada
tanggal 18 April 2009, setelah investigasi secara akurat oleh pemerintah
Republik Rakyat Cina, diumumkan bahwa tembok raksasa yang
dikonstruksikan pada periode Dinasti Ming panjangnya adalah 8.851 km.
Menurut catatan sejarah, setelah tembok panjang dibangun oleh Ming,
barulah dikenal istilah "changcheng" (长城, "tembok besar" atau "tembok
panjang"). Sebelumnya istilah tersebut tidak ditemukan. Istilah Tembok
Raksasa Cina dalam Bahasa Mandarin adalah "wanli changcheng", bermakna
"tembok yang panjangnya 10 ribu li".[3] Pada masa sekarang istilah ini
resmi digunakan.
Pada tahun 2009, Badan Survei dan Pemetaan dan Badan Administrasi
Warisan Budaya Republik Rakyat Cina melakukan penelitian untuk
menghitung ulang panjang Tembok Raksasa Cina. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Tembok Raksasa Cina lebih panjang daripada rentang
yang saat ini diketahui. Menurut pengukuran, panjang keseluruhan tembok
mencapai 8.850 km. Proyek tersebut juga telah menemukan bagian-bagian
tembok lain yang panjangnya 359 km, parit sepanjang 2232 km, serta
pembatas alami seperti perbukitan dan sungai sepanjang 2232 km. Rentang
rata-rata Tembok Raksasa Cina adalah 5000 km, umumnya dikutip dari
berbagai catatan sejarah.
TERLIHAT DARI RUANG ANGKASA
Tembok besar Cina disebut-sebut sebagai salah satu bangunan buatan
manusia yang terlihat dari ruang angkasa dengan mata telanjang. Namun,
setelah dilakukan investigasi oleh para astronot, persepsi tersebut
tidak benar. Dari orbit yang rendah, bangunan buatan manusia seperti
jalan, kapal laut, kota dan lain-lain memang dapat terlihat, namun pada
saat melewati orbit bumi dengan tinggi puluhan ribu kaki, tak satu pun
benda di permukaan bumi yang dapat terlihat, termasuk Tembok Raksasa
Cina. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan NASA: "The Greatwall can barely
be seen from the Shuttle, so it would not be possible to see it from the
moon with the naked eye".
“ Tembok Raksasa Cina ini hampir tidak terlihat dari dalam Kapsul
pesawat (antariksa), sehingga tidak mungkin dapat terlilat dari bulan
dengan mata telanjang ”
Astronot Cina pertama yang diluncurkan di ruang angkasa pada tahun 2004,
Yang Li-wei, juga menyatakan bahwa ia tidak dapat melihat bangunan
tersebut.
Persepsi mengenai terlihatnya tembok raksasa dari ruang angkasa sudah
menjadi mitos, bahkan ditulis ke dalam buku pelajaran sekolah di Cina.
Bukti terawal berasal dari tulisan kolektor barang antik asal Inggris
bernama William Stukeley tahun 1754 yang membandingkan tembok besar Cina
dengan Tembok Hadrian di Inggris dengan menyatakan bahwa Tembok Hadrian
di Inggris hanya dapat dikalahkan oleh Tembok Raksasa Cina, yang
merupakan bangunan penting di dunia, sehingga bisa jadi terlihat dari
bulan ("This mighty wall of 4 score miles in length is only exceeded by
the Chinese wall, which makes a considerable figure upon the terrestrial
globe, and may be discerned at the moon.") Buku karya Richard
Halliburton, petualang asal Amerika pada tahun 1938 yang berjudul
"Second Book of Marvels", semakin membuat orang-orang percaya bahwa
tembok raksasa dapat dilihat dari ruang angkasa.
SEJARAH
Sejarahnya, pembangunan tembok adalah salah satu bagian terpenting dalam
sejarah arsitektur bangsa Cina, yakni untuk membatasi wilayah-wilayah
perkotaan dan perumahan. Berbagai teori mengapa tembok besar didirikan
antara lain sebagai benteng pertahanan, batas kepemilikan lahan, penanda
perbatasan dan jalur komunikasi untuk menyampaikan pesan.
Berdasarkan bukti tertulis yang bisa diterima umum, pada dasarnya Tembok
Raksasa Cina dikonstruksikan mayoritas pada periode Dinasti Qin,
Dinasti Han dan Dinasti Ming. Namun, sebagian besar rupa tembok raksasa
yang berdiri pada saat ini merupakan hasil dari periode Ming.
1.PRA-QIN
Sebelum periode Dinasti Qin, pembangunan tembok raksasa paling awal
dilakukan pada Zaman Musim Semi dan Gugur (722 SM-481 SM) dan Zaman
Negara Perang (453 SM- 221 SM) untuk menahan serangan musuh dan
suku-suku dari utara Cina. Negeri-negeri yang tercatat berkontribusi
dalam konstruksi pertama antara lain negeri Chu, Qi, Yan, Wei dan Zhao.
Dalam periode-periode berikutnya, tembok raksasa bertambah panjang,
diperbaiki dan dimodifikasi.
2.DINASTI QIN
Pada tahun 220 SM di bawah perintah Kaisar Qin Shi Huang, Jendral Meng
Tian mengumpulkan tenaga kerja sebanyak 300 ribu orang untuk
menyambungkan tembok-tembok sebelumnya sebagai garis pertahanan.
Pembangunan yang memakan waktu 9 tahun memerlukan biaya mahal dan
mengorbankan rakyat jelata. Tenaga kerja yang jadi korban mencapai
jutaan jiwa sehingga negara menjadi lemah. Kebencian rakyat pada kerja
paksa tersebut memicu kemarahan petani yang berontak menggulingkan
Dinasti Qin. Setelah itu, pembangunan tembok raksasa tidak dilanjutkan.
3.DINASTI HAN
Tahun 127 SM, saat Kaisar Han Wudi berkuasa (140 SM-87 SM), proyek
renovasi dan pembangunan bagian-bagian tembok lama dilaksanakan selama
20 tahun menambah panjang tembok secara keseluruhan menjadi 1000 km.
Pada periode pertama Han, tembok raksasa berfungsi sebagai pelindung
kawasan barat dari Bangsa Hun yang mengancam rakyat Cina. Setelah
pengaruh Hun melemah, pembangunan tembok tidak dilanjutkan. Mulai tahun
39 M, atas perintah Guang Wudi, jendral Ma Cheng memulai kembali proyek
pembangunan tembok besar. Pada saat itu, bangsa Hun terpecah menjadi 2
bagian, utara dan selatan. Bangsa Hun utara berhasil ditundukkan oleh
Han sementara bagian selatan berdamai. Setelah itu, pembangunan tembok
raksasa ditinggalkan karena Cina sudah mempunyai kekuatan militer yang
besar.
4.DINASTI MING
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), setelah menaklukkan bangsa Mongol,
tembok raksasa dari periode sebelumnya dikonstruksikan kembali[19],
dengan catatan panjang 5.650 km. Pada masa ini, tembok besar Cina dibagi
ke dalam 9 distrik militer yang dilengkapi benteng-benteng pertahanan
dan pintu gerbang untuk mengawasi daerah perbatasan. Di atasnya dibuat
jalan sebagai jalur transportasi. Pintu gerbang paling timur dinamakan
Shanhaiguan dan pintu gerbang paling barat dinamakan Jiayuguan.
ARSITEKTUR
MENARA SUAR
Menara suar atau fenghuotai (烽火台) digunakan untuk menyampaikan pesan
militer dengan cara membuat sinyal asap pada siang hari dan api pada
malam hari untuk memberitahukan adanya gerak-gerik musuh. Merupakan
salah satu bagian tembok besar terpenting, struktur ini dibuat di tiap
bagian tembok raksasa dengan material lokal. Di daerah pegunungan,
tersusun dari batu bata, di padang rumput atau gurun terbuat dari tanah
liat. Bentuk bisa bulat, lonjong dan persegi. Terdapat 3 jenis menara
suar, yakni tipe yang dibangun di atas tembok, dalam tembok atau
dibangun terpisah untuk mengintai musuh.
PINTU GERBANG (CELAH)
Struktur pintu gerbang berfungsi sebagai benteng pada posisi-posisi penting. Tersusun dari:
1. Chengqiang atau tembok pertahanan (城墙), dengan tinggi maksimal 10
meter. Bagian luar terbuat dari batu bata besar atau batu granit. Bagian
dalam terbuat dari tanah kuning atau campuran batu-batu kerikil. Di
atas tembok dapat dilalui penunggang kuda. Di sisi tembok terdapat
tembok pelindung berbentuk persegi sebagai tempat untuk mengawasi dan
berlindung.
2. Chenglou atau menara gerbang (城楼): pintu untuk keluar masuk
perbatasan, sebagai tempat keluarnya pasukan saat menyerang musuh.
Gerbang dinamakan sesuai dengan nama celah.
3. Wangcheng: tembok kecil di luar tembok besar yang berfungsi sebagai pelindung pintu gerbang.
4. Luocheng: tembok kedua untuk melindungi wengcheng.
5. Parit dan saluran air dalam untuk memperlambat gerakan musuh, memberi kesempatan untuk menyerang dengan cepat.
TEMBOK
Tembok merupakan badan utama arsitektur tembok raksasa. Fungsinya
menghubungkan menara suar, menara pengintai dan pintu gerbang menjadi
sebuah garis pertahanan. Ketinggiannya tergantung pada bentuk dataran.
Pada daerah-daerah strategis dibuat lebih tinggi. Pada saat melintasi
gunung atau daerah dengan bentuk tidak rata dibuat serendah mungkin
untuk menghemat bahan dan tenaga. Rata-rata tinggi tembok 23-26 kaki.
BAGIAN-BAGIAN PENTING DI TEMBOK:
* nuqiang (女牆), tembok pelindung di sisi atas struktur tembok.
Dibangun untuk melindungi tentara dan kuda di atas tembok. Jika tembok
raksasa melintasi sisi gunung curam, hanya dibangun satu buah nuqiang
untuk menghemat bahan.
* duokou (垛口) tembok bercelah untuk mengintai. Doukou ini masih dilapisi oleh lapisan tembok lagi sebagai pelindung.
* jalur kuda:jalan setapak di sebelah menara pengintai yang bisa dilewati penunggang kuda untuk mencapai bagian atas tembok.
* quanmen: pintu melengkung di bagian dalam tembok sebagai jalan masuk ke atas tembok.
MATERIAL
Material yang digunakan untuk membuat tembok raksasa beda-beda sesuai
periode dinasti. Sebelum batu bata ditemukan, tembok besar dibuat dari
tanah, batu dan kayu. Karena pembangunannya selalu membutuhkan sumber
daya yang banyak, para pekerja memanfaatkan bahan-bahan yang seadanya.
Saat melewati gunung, batu gunung akan digunakan. Pada saat membangun di
tanah datar, tembok dibuat dari tanah yang digemburkan dan jika
melewati padang gurun, bahan yang digunakan adalah rerumputan campur
pasir dan ranting-ranting pohon konifer. Tembok dari bahan ini rapuh,
mudah ditembus dan cepat hancur.
Pada masa Dinasti Qin, teknologi belum maju, sehingga material yang
digunakan adalah tanah atau tanah campur kerikil. Pada masa itu struktur
benteng belum didirikan. Beberapa bagian tembok hanya terdiri dari
gundukan batu-batu besar.
Pada masa Dinasti Han, bahan tanah dan batu seperti masa sebelumnya masih umum digunakan.
Pada masa Dinasti Tang, batu bata sudah diproduksi. Namun, karena mahal, hanya terbatas pada gerbang kota dan tembok yang dekat.
Baru pada zaman Dinasti Ming, teknologi pembangunan tembok sudah lebih
maju. Namun, baru pada pertengahan periode dinasti tersebut batu bata
berkualitas diproduksi. Batu bata lebih baik daripada tanah atau batu
kerikil karena lebih ringan, tahan beban dan lebih efektif dalam waktu
yang cepat. Batu masih dipakai, terutama untuk fondasi, pinggiran luar
dan dalam gerbang dikarenakan lebih kuat daripada batu bata. Adukan batu
kapur dengan beras ketan efektif sebagai semen yang dapat merekatkan
batu bata.