Meski dikelilingi ketidakpastian makam ayahnya, Sardjono tak menyurutkan berdoa di depan 'Makam Keramat' di Pulau Onrust. Sejak lama, ada dua makam di 'Makam Keramat' itu. Salah satunya tertulis makam tokoh DI/TII.
"Yang saya percayai selama ini sebagai makam bapak, yang sebelah kanan," kata Sardjono, salah satu anak Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, sambil menunjuk makam yang kini terbalut porselen berwarna biru muda seluas sekitar 160 x 70 centi meter.
"Mengapa sebelah kanan? Karena yang sebelah kiri itu, saat saya datang pertama kali ke sini, sudah ada yang menziarahi. Ini memang serba tidak pasti," imbuh dia yang kemudian berdoa beberapa saat di depan makam itu.
Sardjono datang ke Pulau Onrust, Senin (10/9/2012) kemarin, setelah sebelumnya menyaksikan bahwa Pulau Ubi, tempat ayahnya ditembak mati dan dimakamkan pada 1962, sudah tenggelam. "Kalau ini bukan makam ayah saya, ya tidak apa-apa saya berdoa, karena berdoa bisa di mana saja," imbuh Sardjono seusai berdoa.
Namun dia ingin makam ayahnya masih ada dan tidak terkubur air laut. Karena itu, Sardjono berharap makam ayahnya di Pulau Ubi sudah dipindahkan sebelum pulau itu tenggelam sekitar 1980-an, karena tanahnya dikeruk untuk pembangunan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Salah satunya, dia berharap makam di Pulau Onrust merupakan makam ayahnya yang telah dipindahkan itu. "Saya menunggu ada bukti-bukti baru tentang dipindahkannya makam bapak," ujar dia yang akan terus mencari tahu sebenarnya di mana makam ayahnya.
Sebenarnya, saat ini ada tiga makam di 'Makam Keramat' yang dibenteng dengan batako dan beratap genting di Pulau Onrust itu. Namun, satu makam paling kanan terlihat baru dan tidak dilapis dengan perselen biru muda. Jadinya, dengan adanya tiga makam ini, makam yang selama ini dipercaya sebagai makam Kartosoewirjo adalah makam yang terletak di tengah.
Menurut penjaga Pulau Onrust, Ngadari, makam yang terlihat baru itu dibuat oleh orang tidak jelas sekitar dua tahun lalu. Dia tidak mengetahui itu makam siapa. Sedangkan makam sebelah kiri adalah makam keturunan Hasanuddin, orang kharismatis dari Banten.
"Makam yang di tengah itu yang selama ini disebut makam tokoh DI/TII," kata dia yang menjaga pulau ini sejak tahun 1990-an kepada detikcom.
Dia tidak tahu persis asal-usul makam Kartosoewirjo di Pulau Onrust. Saat pertama kali dia datang dan bekerja di Pulau Onrust, keterangan bahwa ada makam Kartosoewirjo di 'Makam Keramat' itu sudah ada. Menurut dia, plang keterangan bahwa di situ makam Kartosoewirjo resmi dipasang oleh Badan Arkeologi DKI Jakarta.
Yang jelas, menurut Ngadari, selama ini dua makam berporselen biru muda itu selalu penuh peziarah. "Bahkan, seringkali ada orang yang menginap di makam ini. Apakah mereka berziarah ke makam Kartosoewirjo atau ke makam keturunan Hasanuddin, saya tidak tahu karena kedua makam ini berdekatan," kata dia.
'Makam Keramat' ini terletak di bawah pohon kedondong hutan yang rindang. Makam terletak tidak jauh dari tepi pantai yang sudah dipasang beton-beton penahan gelombang air laut. Hanya sekitar 10 meter dari tepi pantai.
Dulu, Pulau Onrust dikenal sebagai tempat galangan kapal penjajah Belanda. Karena itu pula Pulau Onrust ini dikenal sebagai Pulau Kapal. Setelah itu, Pulau Onrust dijadikan asrama haji, tempat transit para jamaah haji sebelum berangkat ke tanah suci Mekkah, lengkap dengan fasilitas rumah sakit.
Saat ini bangunan-bangunan galangan kapal dan asrama haji sudah roboh. Hanya ada bekas-bekas bangunan dan keterangan-keterangan tertulis yang menandakan bahwa pulau ini dulu memang pulau yang ramai dan sibuk.
sumber