Minggu, 11 November 2012

Heboh, Batu SIJJIL yang dilempar BURUNG ABABIL ditemukan... benarkah???

Dalam kitab suci Al-Qur’an, Surah Al-Fil ayat (4), Allah SWT menyebutkan bahwa burung Ababil diutus oleh Allah SWT untuk menghancurkan kawanan tentara (dalan tafsir disebutkan bahwa kawanan tentara itu adalah pasukan Abrahah yang menyerang kota Mekkah dan ingin menghancurkan Ka’bah).


Dalam surat tersebut, dinyatakan bahwa burung Ababil melempar batu dari SIJJIL ke kawanan tentara penyerang tersebut, sehingga kawanan tentara itu hancur luluh bagaikan daun-daun yang hancur dimakan ulat.


Seperti apakah batu SIJJIL ini? Tentu hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui. Ibnu Abbas dan ahli tafsir lainnya mengatakan bahwa batu Sijjil itu adalah batu yang berasal dari tanah (thin) yang mengeras. Ikrimah (seorang ahli tafsir) mengatakan bahwa ketika tentara itu terkana batu Sijjil, badan-badan mereka melepuh seperti orang yang terserang cacar yang sangat parah. Ahli tafsir lain seperti Ibnu Zaid, Said bin Abi Hilal dan lainnya mengatakan bahwa batu SIJJIL itu merupakan batu dari langit. Wallahu A’lam.


Nah, terlepas dari ikhtilaf tafsir di atas, baru-baru ini seorang pria asal Saudi Arabia mengaku memiliki sebuah batu jenis SIJJIL tersebut! Pria bernama Shalih Masfar al-Ghamidi mengaku menemukan batu yang sudah berumur 1442 tahun tersebut di sebuah kawasan di Saudi Arabia. Sebuah lembaga di Mesir sudah menawar batu bersejarah itu seharga 4 juta US Dollar, tapi Shalih menolaknya. Ia hanya bersedia memperlihatkan foto-fotonya saja.


Shalih mengatakan kepada harian Sabq: “Saya menemukan batu Sijjil ini yang berbobot 131 gram. Pada batu tersebut terlihat ada semacam gambar kawanan burung dan gajah”.


Shalih menambahkan: “Saya menemukan batu ini pada tahun 1431 H yang lalu di sebuah kawasan lembah bernama Wadi Jarab yang terletak di Provinsi al-Aqiq (Saudi Arabia). Di lembah inilah dulunya Abrahah dan tentaranya pernah menetap beberapa lama”.


Ini dia fotonya:





Batu Sijjil


Pengakuan Shalih ini tentu saja mengundang penasaran banyak orang. Tapi tak sedikit juga yang tak percaya. Wallahu A’lam.


sumber