Rabu, 14 November 2012

10 Cara Membuat Bos Terkesan Oleh: Marie Claire


1. Hemat uangnya
"Bos berada dalam masalah keuangan yang besar, dan jika Anda bisa meringankannya dengan strategi menghemat uang, Anda akan menunjukkan padanya bahwa Anda peduli dengan kesejahteraan dan kesuksesan perusahaan." — Jessica Eaves Mathews, pendiri dan CEO Leverage a Lawyer, firma hukum online di Albuquerque, New Mexico.

2. Buat kelemahannya menjadi kekuatannya
"Pelajari kelebihan bos Anda, dan kuasai kemampuan yang tidak dia miliki. Apakah dia benci bicara di depan umum? Tawarkan diri untuk menjalankan rapat pagi. Apakah dia tidak suka menghitung? Atur laporan keuangannya.Ketika Anda menguasai bagian yang menjadi kelemahannya, dia akan melihat Anda sebagai orang yang dia butuhkan dan menciptakan ruang di mana Anda akan bersinar" — Abby Ziff, Direktur iklan WebMD, Washington, D.C.

3. Jangan takut berkata tidak setuju
"Berbeda dengan pandangan umum, bos tidak ingin selalu dibilang benar. Jadi jika setuju pada konsep yang dihasilkan dari sebuah meeting tapi Anda punya perasaan jika itu bukanlah keputusan yang tepat, bicaralah. Memang butuh kepercayaan diri yang tinggi, tapi jika sesekali bekerja di luar sistem, Anda akan dihormati karenanya." — Cathy Corman, CEO dari CC Productions Inc., sebuah perusahaan penjual teknologi, Hoboken, New Jersey.

4. Pelajari, meski bukan bagian dari tugas Anda
"Tugasku membuat kantor berjalan dengan mulus — mengatur jadwal bos, menjawab telepon. Tapi juga mempelajari pengetahuan dari produk dan jasa yang kami jual. Hal itu tidak berhubungan dengan keseharianku, tapi bosku selalu bisa mengandalkanku untuk menjawab pertanyaan klien secara langsung." — Amy Knowles, manajer kantor di Dr. Patty's Dental Boutique, spa kosmetik dan kesehatan gigi, Fort Lauderdale, Florida.

5. Jujurlah tentang keahlian Anda
"Jika sebuah tugas berada di luar kemampuan Anda, jujurlah. Bos ingin tujuannya tercapai, jika Anda tidak bisa melakukannya, jangan berpura-pura Anda bisa. Hal itu hanya akan membuat masalah nantinya." — Rosemary Camposano, pemilik Halo Blowdry Bar, San Francisco, California.

6. Terima kritik
"Jika Anda sedang dikritik, jangan membantah. Tapi terimalah dengan elegan, ucapkan terima kasih pada bos Anda untuk kejujurannya, dan tanyakan bagaimana memperbaikinya, kirimkan email laporan perbaikan pekerjaan, kemudian tanyakan padanya untuk bertemu lagi beberapa bulan kemudian untuk memeriksa hasil pekerjaan Anda. Dengan menjalankan saran dari bos, dia akan merasa dihargai, dan Anda akan merubah hasil negatif menjadi positif." — Vanessa Vega, direktur regional Quest Workspaces, sebuah perusahaan ritel eksekutif , Miami, Florida.

7. Ketika mengirimkan link, tapi selalu sertakan ide yang berguna.
"Jangan sekadar mengirim link website dan menulis ‘silakan dibaca’. Tapi ringkaslah ceritanya menjadi satu atau dua kalimat dan jelaskan mengapa Anda mengirim informasi tersebut, seperti: ‘Berdasarkan informasi tersebut saya dapat ide untuk X, Y, dan Z.’ Bos Anda akan termotivasi dan membacanya." — Reema Ghody, direktur produksi HBO, New York.


8. Berikan pujian pada yang seharusnya menerima
"Ketika bos memuji Anda karena pekerjaan yang sukses, berikan pujian pada rekan kerja Anda jika mereka membantu, seperti: 'Terima kasih, saya sangat menikmati proyeknya. Dan Lisa juga sangat membantu.’ Anda akan menunjukkan pada bos, bahwa Anda memperhatikan seluruh tim dan bukan hanya Anda sendiri" — Stacey Whelan, kepala keamanan dan integrasi di General Motors, Detroit, Michigan

9. Anda berhasil ketika bos Anda sukses
"Bos Anda juga punya bos lagi, jadi lakukan yang Anda bisa untuk membuat atasan langsung Anda terlihat mengesankan. Jika dia mempersiapkan meeting, bantu dia dengan riset dan inti pembicaraan. Atau jika bos Anda mendapat pujian atas pekerjaan Anda, biarkanlah, bos akan melihat Anda sebagai sekutu, dan dia suatu saat akan membalas budi" — Ilona Fordham, manajer pengembangan di Jenny Craig, Carlsbad, California

10. Perhatikan detail pribadi
"Saya selalu memperhatikan tidak hanya nama pasangan dan anak bos, tapi juga tanggal penting dan acara keluarga, buku yang dibacanya dan film yang ditontonnya. Dengan begitu saya bisa bertanya dan memberi informasi ketika berbicara, dan bos tahu jika saya memerhatikan hal yang detail." — Ayanna Mancuso, ahli strategi di Jack Morton Worldwide, sebuah agensi marketing, Boston, Massachusetts.
 
sumber