Pada tahun 1909, sehubungan dengan diajukannya permohonan beatifikasi
Bernadette Soubirous, maka perlulah dilakukan identifikasi terhadap
jenazah calon beata yang meninggal pada tahun 1879 itu. Maka, pada
tanggal 22 September 1909, Uskup Gauthey dari Nevers, bersama dengan
para wakil dan pejabat Gereja lainnya, masuk ke dalam kapel biara di
mana jenazah Bernadette disemayamkan. Makam kemudian digali dan jenazah
diangkat dari dalam tanah.
Semua
yang hadir merasa takjub melihat jenazah Bernadette yang tampak persis
sama seperti pada hari ia meninggal. Tubuhnya utuh sempurna, tak tercium
bau busuk, pun tak didapati tanda-tanda kerusakan pada tubuh mungil
yang terbaring dalam peti jenazah. Dokter Jourdan, dokter ahli bedah
yang ikut serta dalam penggalian kembali makam, meninggalkan suatu
catatan dalam arsip komunitas, menggambarkan apa yang terjadi pada waktu
itu:http://otakberita.blogspot.com
“Peti jenazah dibuka di hadapan Uskup Nevers, walikota,
beberapa imam dan kami sendiri. Kami tak mencium adanya bau busuk.
Jenazah terbalut rapat dalam jubah ordo biarawati di mana Bernadette
tinggal. Jubah itu lembab. Hanya wajah, kedua tangan dan lengan bawahnya
saja yang kelihatan. Kepalanya agak sedikit miring ke kiri. Rona
wajahnya putih pucat. Mulutnya sedikit terbuka dan dari situ tampak
bahwa giginya masih utuh. Kedua tangan, yang disilangkan di dada, utuh
sempurna, juga kuku-kuku jemarinya. Kedua tangannya masih menggenggam
seuntai rosario yang telah berkarat. Galur-galur urat darah halus di
lengan bagian bawah tampak jelas.”
Setelah
identifikasi jenazah, para biarawati membasuh tubuh Bernadette dan
mengenakan jubah baru padanya. Jenazah lalu ditempatkan dalam suatu peti
jenazah yang baru berlapis kain sutera putih, dan dikuburkan kembali.
Pada
bulan Agustus 1913, Paus Pius X memaklumkan dimulainya penyelidikan
untuk kanonisasi dan Bernadette Soubirous sekarang diberi gelar
`venerabilis'. Itu berarti bahwa jenazahnya harus diangkat kembali dari
kubur. Tetapi, proses ini tertunda akibat Perang Dunia Pertama dan
makamnya tidak digali kembali hingga April 1919. Identifikasi jenazah
kemudian dilangsungkan sama seperti sebelumnya - dengan hasil yang sama
pula. Jenazah tetap utuh.
Pada bulan November 1923, Paus
memaklumkan keotentikan keutamaan-keutamaan Bernadette Soubirous, dengan
demikian, akhirnya proses beatifikasi dapat dimulai. Sebagai
konsekwensi, makam harus digali kembali untuk ketiga kalinya. Kali ini,
dari jenazah akan diambil relikwi untuk dikirim ke Roma, Lourdes dan
Rumah Suster-suster Nevers di seluruh penjuru dunia.
Pada tanggal
18 April 1925, dilaksanakan penggalian makam untuk yang ketiga kalinya.
Bernadette telah wafat lebih dari empatpuluh enam tahun. Namun
demikian, tubuhnya tetap sepenuhnya utuh. Dr Talon, ahli bedah yang
dipercaya untuk mengambil relikwi-relikwi dari jenazah Bernadette,
kemudian menulis suatu laporan mengenai pengangkatan jenazah ini untuk
suatu jurnal kedokteran, di mana ia melukiskan rasa takjubnya atas
keutuhan sempurna kerangka dan khususnya otot-otot tubuh, juga hati yang
- menurutnya - seharusnya rusak seluruhnya segera sesudah kematian. Dr
Talon menyimpulkan bahwa “tampaknya hal ini bukan suatu fenomena biasa.”
Pada
saat identifikasi jenazah, dicermati bahwa sebagian kecil kulit wajah
sedikit pudar warnanya, kemungkinan akibat pembasuhan jenazah dan
kontaminasi oleh organisme udara. Karenanya, diputuskan untuk melapisi
wajah dan kedua tangan dengan lapisan lilin yang tipis. Perusahaan
Pierre Imans di Paris dihubungi, dan mereka setuju untuk melakukan apa
yang perlu.
Pada tanggal 14 Juni 1925, Paus Pius XI memaklumkan
Bernadette Soubirous sebagai `Beata'. Itu berarti, jenazahnya sekarang
dapat dipertontonkan untuk dihormati umat beriman. Suatu workshop di
Lyons diserahi tugas membuat sebuah wadah relikwi yang indah, terbuat
dari perak yang berkilau, dan juga kristal, tempat jenazah akan
dibaringkan.
Pada bulan Juli 1925, suatu tempat ziarah selesai
dipersiapkan. Sekali lagi jubah baru dikenakan pada jenazah yang
kemudian dipindahkan ke sana. Pada wadah relikwi tampak gambar-gambar
Penampakan di Lourdes, dan gambar bunga-bunga lili - simbol kemurnian
Bernadette. Di atas wadah relikwi terdapat inisial `N.D. de L.' (Notre
Dame de Lourdes), dengan seuntai rosario dililitkan sekelilingnya.
Pada bulan Agustus 1925, tempat ziarah dipindahkan ke kapel utama biara, di mana jenazah dapat dilihat hingga kini.