Rabu, 05 September 2012

Inspektorat DKI: Pengadaan Fire Motor Sesuai Prosedur

 
Tampak Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, sedang mencoba motor fire, sebuah motor yang didesain sebagai kendaraan pemadam kebakaran berukuran kecil. Senin (27/8/2012). Kendaraan ini didesain apabila terjadi bencana kebakaran guna memasuki gang-gang sempit. 
 
Inspektorat DKI Jakarta membenarkan telah melakukan audit terhadap pengadaan sepeda motor pemadam kebakaran (fire motor) di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta. Berdasarkan audit yang dilakukan oleh Inspektorat DKI Jakarta, tidak ada pelanggaran dalam proses pengadaan tersebut.

"Kami sudah mengecek lapangan, intinya secara umum pengadaan, semuanya sudah sesuai prosedur. Beberapa tahapan seperti menentukan harga pasar dan item-itemnya sudah sesuai Standard Operasional Prosedur (SOP)," ujar Kepala Inspektorat DKI Jakarta Franky Mangatas Panjaitan, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/9/2012).

Pengadaan sebanyak 110 unit fire motor itu, menurut Franky, telah sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintahan. Kendati ada perbedaan harga yang cukup tinggi antara per unit sepeda motor dengan perangkat dan fasilitas pendukungnya.

"Memang begitu adanya. Kenyataannya begitu. Satu paket itu berarti total harganya," katanya.

Pihaknya menindaklanjuti laporan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang melaporkan soal dugaan pelanggaran dalam pengadaan fire motor itu. Laporan itu diterimanya pada sekitar akhir tahun 2011. LSM yang melaporkan tersebut, dikatakan Franky, hanya melihat harga per unit sepeda motor tanpa memperhitungkan harga alat pendukung lainnya.

Satu unit sepeda motor dilengkapi dengan tangki, jaket, helm dan peralatan pendukung lainnya. Per unit sepeda motor seharga Rp 25 juta. Sedangkan harga alat pendukung lainnya yang dimasukkan dalam motor ini berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Sehingga total harga satu unit sepeda motor beserta perangkatnya mencapai sekitar Rp 260 juta.

Saat ditemui dalam kesempatan berbeda, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo enggan memberi komentar mengenai pengadaan unit motor pemadam kebakaran ini.

"Soal motor pemadam kebakaran, tanyakan saja kepada Inspektorat DKI. Yang pasti semuanya sudah diperiksa oleh Kejaksaan Tinggi, Inspektorat, dan BPK," kata pria yang akrab disapa Foke, saat ditemui beberapa waktu lalu, di rumah dinasnya di Jalan Taman Suropati 7, Jakarta.

Saat ditanya terkait biaya fasilitas penunjang yang jauh lebih mahal daripada harga motornya, Foke justru menghindar dan seraya meninggalkan wartawan yang bertanya kepadanya. "Lo suudzon aja daritadi. Mending ambil makan, biar ademin pikiran," ujar Foke.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Paimin Napitupulu mengatakan, proyek yang dimenangkan PT Makarti ini sudah berjalan sesuai prosedur. Proyek ini dilelang dalam satu paket, yakni mulai dari pengadaan sepeda motor, tangki, jaket, helm dan peralatan pendukung lainnya yang dikemas dalam satu paket motor pemadam.

"Proyek ini memang dilelang dalam satu paket. Pertimbangannya adalah kalau lelangnya masing-masing item berbeda, tentu akan memakan waktu dan biaya tinggi. Kita lakukan penghematan dengan sistem paket. Bahkan proyek ini juga sudah diperiksa Kejaksaan tinggi DKI Jakarta, BPK dan Inspektorat DKI, hasilnya dinyatakan tidak ada masalah dalam proyek tersebut. Institusi hukum ini memeriksa karena adanya laporan dari LSM yang menyebutkan ada penggelembungan anggaran, padahal tidak ada sama sekali," papar Paimin pada Kamis (30/8/2012) lalu.

Untuk mengoptimalkan daya gunanya, motor fire ini dilengkapi 20 jenis alat pendukung pemadam api. Antara lain adalah pompa portable, motor roda tiga, tangki air/foam 20 liter, selang gulung 2,5 inchi X 20 meter, satu buah hose reel 20 meter, dua buah selang penghisap 3,5 inci x 3 meter dengan tekanan kerja 10 bar, satu buah nozzle atau pipa pemancar 2,5 inch type jet/spray, satu buah foam induktor, satu buah saringan hisap kuningan, dua kampak personel, satu fire helmet, satu stel fireman suit dan satu alat pengeras suara atau megaphone.

Sementara, mengenai harga motor pemadam per unitnya adalah Rp 25 juta. Sedangkan alat pendukung lainnya yang dimasukkan dalam motor ini berbeda-beda, tergantung dari jenisnya. Masing-masing adalah, untuk tangki air kapasitas 600 liter Rp 10 juta, kelengkapan pendukung Rp 3,8 juta. Seperti jacket construction, lining contruction dan sebagainya. Kemudian hose reel atau selang sepanjang 20 meter, Rp 2 juta, dua selang penghisap Rp 10.365.000 juta, pipa pemancar ukuran 2,5 inch Rp 2.315.500, By-pass eductor Rp 1.750.000.

Berikutnya adalah foam aspirating tubes Rp 3 juta, saringan hisap kuningan Rp 945 ribu, kampak personel berbahan baja Rp 415 ribu, fire helmet Rp 5.650.000. Selain itu, satu set fireman suit Rp 8.557.500 terdiri dari jacket, pant, glove, sepatu bot anti api.

Peralatan pendukung lainnya adalah, alat komunikasi megaphone Rp 1.150.000, fire blanket Rp 1.367.500. Kemudian dua portabel fire extinguisher (APAR) Rp 953.000, dua water proof flash light Rp 1.040.000, empat lampu strobo Rp 500 ribu, satu toa dan sirine Rp 3 juta.

Dikatakan Paimin, agar sumber daya manusia (SDM) mampu mengoperasikan motor pemadam ini secara mahir maka diperlukan pelatihan. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta menganggarkan biaya pelatihan SDM untuk operator sebesar Rp 97.431.950.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta menyebar 110 motor pemadam kebakaran yang bisa menjangkau jalan sempit di lima wilayah Jakarta. Pengadaan motor fire itu memakan biaya senilai Rp 23 miliar termasuk untuk biaya pelatihan operatornya. Namun dana pengadaan motor fire tersebut dinilai tidak wajar, karena di situs jual beli online tokobagus.com, ditemukan motor fire yang diduga serupa dengan harga hanya Rp 24,9 juta per unitnya.