Selasa, 04 September 2012

6 Cara Hadapi “Frenemy” di Kantor dengan Profesional

Dalam dunia kerja, banyak terjadi hubungan pertemanan yang juga diwarnai permusuhan, atau populer dengan istilah frenemy (friend and enemy).

Dalam hal ini, permusuhan terjadi biasanya berkaitan dengan persaingan di dunia kerja. Terkadang situasi ini memancing emosi, sehingga frenemy berubah menjadi enemy alias musuh sungguhan.

Bagaimana menghadapi frenemy secara profesional dan tidak menyinggung urusan pribadi?

1. Intimidasi dengan prestasiPasti lidah Anda sering gatal membicarakan kejelekan rekan kerja, apalagi yang masuk kategori frenemy. Semakin banyak kesalahan yang dibuatnya, rasanya semakin puas. Tapi tunggu dulu. Jangan hanya puas melihat kesalahan orang lain lalu melakukan intimidasi atasnya, tetapi lihat juga kesalahan yang Anda buat. Bisa jadi kesalahan yang Anda bikin lebih banyak dan fatal.

Dengan melihat kesalahan diri sendiri, kesadaran akan berhati-hati demi meminimalkan kesalahan biasanya muncul. Tunjukkan performa kerja yang baik dan memuaskan. Dengan kinerja yang baik, kontribusi Anda untuk perusahaan akan lebih terlihat nyata, jelas, dan mengintimidasi. Jadi, tak perlu menjelek-jelekkan frienemy di depan atasan. Buatlah “lawan” Anda tertunduk dengan prestasi dan hasil kerja yang baik.

2. Hindari asumsi

Kesalahpahaman merupakan pemicu buruknya hubungan di lingkungan kerja dan pemicu konflik nomor wahid. Kesalahpahaman muncul dari asumsi yang salah atas sebuah opini. Biasanya ini terjadi karena Anda tidak mendengar sebuah berita langsung dari sumbernya, melainkan dari mulut ke mulut. Untuk mencegah timbulnya konflik, hindari berasumsi. Caranya, setiap mendengar kabar miring yang menyinggung, ada baiknya Anda mengecek sumber tepercaya. Jangan mudah terpengaruh dengan provokasi dan informasi dari satu pihak saja.

3. Jangan membalasBila kabar miring bukan lagi asumsi, tetapi fakta, pun Anda harus bertahan untuk tidak membalasnya. Memang, menyebalkan. Melihat si frenemy asyik mengambil kredit berkat mencuri ide Anda, tentu rasanya hati bergejolak ingin segera membalas dendam. Minimal, member tahu semua orang soal perilaku buruknya.

Tapi perhitungkan dengan matang. Jika Anda tak punya cukup bukti untuk menuduhnya ini dan itu, omongan Anda hanya akan menyebar sebagai gosip, tidak akan menambah kredit pada kinerja Anda. Tidak juga membuat citra Anda baik, justru membuat Anda terlihat seperti pecundang yang hanya bisa membual. Daripada membuang waktu dan energi, pikirkan ide lain untuk membuat terobosan baru dalam pekerjaan yang membuat semua perhatian tertuju kepada Anda. Dalam hal positif, tentunya.

4. Jangan putus komunikasi

Betapa pun buruknya hubungan Anda dengan seseorang, jangan putus komunikasi. Apalagi hubungan kerja di satu divisi membuat Anda mau tak mau bekerja sama dengannya. Bila berkomunikasi secara verbal terlalu berat, gunakan jalur komunikasi via tulisan melalui pesan singkat atau surat elektronik. Kembali ke poin nomor dua, putusnya jalinan komunikasi hanya akan menimbulkan asumsi dan salah paham yang akibatnya memperburuk situasi kerja dan hubungan Anda.

5. Lihatlah dari sudut pandang atasan

Saking buruknya situasi, terkadang Anda terpikir untuk melaporkannya kepada atasan. Namun pikir baik-baik, apakah Anda mampu melapor tanpa disertai opini subjektif tentang permasalahan Anda dengan si frenemy? Jika tidak, hal ini hanya akan membuat konflik baru. Coba posisikan diri Anda sebagai atasan yang harus memberi solusi atas masalah ini. Tapi lagi-lagi, Anda harus netral dan mencari solusi yang tidak berat sebelah.

6. Bukalah hati

Mungkin selama ini pemicu perselisihan Anda dengan frenemy hanya masalah ego atau hal-hal sepele yang tertimbun hingga memunculkan perasaan tidak suka yang besar. Padahal jika mengurai satu per satu masalahnya, tidak perlu ada sosok frienemy. Alangkah baiknya jika hubungan kita baik dengan seluruh rekan kerja, atasan, dan semua pihak yang berkaitan dengan pekerjaan. Mumpung semangat Idul Fitri masih menyelimuti, bukalah atas kesalahan, kekurangan, dan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan siapa pun, termasuk frenemy di kantor. Bermaaf-maafan dengan tulus, semoga tidak ada lagi frenemy, yang ada best friend forever!



sumber