Berkata
Abu Hurairah r.a : bahwa Nabi saw telah bersabda:”Ada tujuh kelompok
yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan
kecuali perlindungan-Nya.Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda
yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla,seseorang yang
hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid,dua orang yang saling
mencintai karena Allah,yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena
Allah,seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan
lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada
Allah”,seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya
sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan
kanannya,dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi
kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary – Muslim)
Hadits
ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat ada tujuh tipe atau golongan
manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah swt., yaitu :
- Pemimpin yang adil Menjadi
pemimpin yang adil itu tidaklah mudah, butuh pengorbanan
pikiran,perasaan, harta, bahkan jiwa. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan
bukanlah fasilitas namun amanah. Kalau kita menganggap kepemimpinan atau
jabatan itu sebagai fasilitas, kemungkinan besar kita akan
memanfaatkan kepemimpinan itu
sebagai sarana memperkaya diri tanpa menghiraukan aspek halal atau aharam.Sebaliknya, kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai amanah, kita akan melaksanakan kepemimpinan itu dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Nah, untuk melaksanakan kepemimpinan dengan cara yang amanah itu tidaklah mudah,Karena itu logis kalau kita menjadi pemimpin yang adil,Allah akan memberi perlindungan di akhirat kelak. - Anak muda yang saleh Masa
muda adalah masa keemasan karena kondisi fisik masih prima. Namun
diakui bahwa ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh
sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya
dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari
berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah
akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat.Ini merupakan imbalan
dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.
- Orang yang hatinya terikat pada mesjid Kalimat “seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid”seperti yang disebutkan hadits di atas, paling tidak menunjukkan dua pengertian. Pengertian pertama, orang-orang yang kapan dan di manapun berada selalu ingin memakmurkan tempat ibadah. Pengertian kedua, orang-orang yang tidak pernah melalaikan ibadah di tengah kesibukan apapun yang dijalaninya.
- Bersahabat karena Allah Poin
ini terambil dari kalimat “dua orang yang saling mencintai karena
Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah”. Bersahabat
karena Allah swt. maksudnya kita mencintai seseorang atau membencinya
bukan karena faktor harta, kedudukan, atau hal-hal lain yang bersifat
material,namun murni semata-mata karena Allah swt. Kalau sahabat kita
berbuat baik,
kita mendukungnya, dan kalau berbuat salah kita mengingatkannya, bahkan kita berani meninggalkannya kalau sekiranya sahabat tersebut akan menjerumuskan kita pada gelimang dosa dan maksiat. Inilah yang dimaksud dengan persahabatan karena Allah.
- Mampu menghadapi godaan lawan jenis “Seorang
laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi
rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah.” Kalimat ini
menggambarkan bahwa kalau kita mampu menghadapi godaan syahwat dari
lawan jenis, maka kita akan mendapatkan perlindungan Allah di hari
kiamat. Di sini
digambarkan seorang laki-laki yang digoda wanita bangsawan nan rupawan tapi dia menolak ajakannya bukan karena tidak selera kepada wanita itu, namun karena takut kepada Allah. Jadi, rasa takut kepada Allahlah yang menjadi benteng laki-laki tersebut, sehingga tidak terjerembab pada perbuatan maksiat. Karena itu Allah memberikan penghargaan pada hari kiamat dengan memberikan pertolongan-Nya. Di sini diumpamakan laki-laki yang digoda wanita, namun sangat mungkin wanita pun digoda laki-laki.
- Ihklas dalam beramal “Seseorang
yang mengeluarkan sedekah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.” Ini
gambaran keihlasan dalam beramal. Saking ihklasnya dalam beramal
sampai-sampai tangan kiri pun tidak tahu apa yang diinfakkan atau
disumbangkan oleh tangan kanannya. Pertanyaannya, bolehkah kita
bersedekah
sambil diketahui orang lain, bahkan nama kita dipampang di koran?
Boleh saja, asalkan benar-benar kita niatkan karena Allah swt., bukan karena cari popularitas. Perhatikan ayat berikut, ” Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Baqarah 2: 271)
- Zikir kepada Allah dengan khusyu “Seseorang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, kemudian ia mencucurkan air mata.” Zikir artinya mengingat Allah. Kalau seseorang berdo’a dengan khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berzikir dan munajat kepada-Nya, maka Allah akan memberikan pertolongan kepadanya pada hari kiamat kelak.
sumber