Selasa, 24 Juli 2012

Bendungan Menakjubkan Bangsa Maya

Baru-baru ini, penelitian arkeologis yang melibatkan ekskavasi, tes sedimentasi, dan pemetaan wilayah di kota Tikal, pusat kota kuno Maya, di Guatemala, Amerika Tengah, berhasil menguak beberapa lansekap baru, berupa bendungan kuno yang dibangun oleh bangsa Maya di Amerika Tengah.
Bendungan yang dibangun dari potongan batuan, puing-puing, dan tanah ini terbentang sepanjang lebih dari 79 m, berdiri setinggi sekitar 10 m, mampu menampung sekitar 200 juta gallon air, dengan saluran air buatan manusia saat itu.
Penelitian dimulai pada 2009. Dari penelitian ini, tim arkeologis mampu merekonstruksi pola pengairan yang dilakukan oleh bangsa Maya saat itu. Selain itu, juga bisa ditentukan sistem penyaringan air menggunakan pasir, untuk membuat air lebih bersih. Bangsa Maya juga memperhitungkan keberlangsungan ketersediaan air selama pergantian musim, dengan membuat beberapa pintu bendungan kuno. Juga terdapat konstruksi kanal dengan konstruksi dari bahan batu.
Penemuan konstruksi bendungan dan sistem irigasi di Tikal ini memberikan titik terang tentang bagaimana bangsa Maya mengelola sumber alam di sana untuk keberlangsungan hidup masyarakatnya. Bangsa Maya mampu bertahan selama kurang lebih 1.500 tahun, melalui  berbagai tantangan alam, termasuk kekeringan yang terjadi secara periodik.
Salah satu peneliti dan juga penyusun laporan penelitian tentang penemuan tersebut, Vernon Scarborough, profesor antropologi di University of Cincinnati, Ohio, menjelaskan bahwa penemuan ini mampu mengungkap bagaimana bangsa Maya kuno mendukung keberlangsungan hidup masyarakat di Tikal yang diperkirakan mencapai 60.000 sampa 80.000 orang, dan sekitar 5 juta penduduk di seluruh daerah Maya sekitar 1.300 tahun yang lalu.
Scarborough menambahkan, populasi ini lebih besar daripada yang yang bisa disokong oleh kondisi lingkungan di situ, pada masa kini. “Mereka berusaha untuk menjaga keberlangsungan populasi ini selama ribuan tahun di kondisi alam tropis. Mereka membutuhkan banyak sekali sumber alam, namun mereka hanya menggunakan peralatan dan teknologi sederhana macam Zaman Batu untuk membangun sistem yang menakjubkan dan bertahan lama, untuk bertahan hidup.
Tempat penampungan dan penyimpanan air adalah hal yang krusial di lingkungan yang curah hujannya tergantung musim dan kerap tertimpa bencana kekeringan. Bangsa Maya mengintegrasikan tata kota –alun-alun, jalanan, bangunan, dan kanal—dengan sistem penampungan air dan irigasinya.
Dari ukurannya, ini adalah bendungan kuno terbesar yang pernah ditemukan di wilayah kota kuno Maya. Di Amerika Tengah, bendungan yang dinamakan Bendungan Palace ini adalah bendungan kuno terbesar kedua setelah Bendungan Purron di Meksiko, yang dibangun antara 1.600-1.750 tahun yang lalu.
Sebenarnya, Bendungan Palace ini sudah lama dilintasi oleh orang, untuk menyeberang dari satu sisi kota ke sisi lainnya. “Bagian atas bendungan ini digunakan untuk jalanan, yang menghubungkan satu sisi kota dengan sisi lainnya. “Sudah lama perlintasan ini digunakan, para wisatawan sekarang juga masih melintasinya,” jelas Scarborough. Ternyata, hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa itu adalah sebuah bendungan, yang juga difungsikan sebagai jembatan penghubung antarsisi kota.
Hasil lainnya, bangsa Maya saat itu sudah menggunakan teknologi penjernihan air dengan teknik penyaringan. Dinding penampungan air dibuat dengan menggunakan lapisan pasir dan batu, berfungsi sebagai saringan sebelum disalurkan ke kanal-kanal. “Pasir tersebut secara alami tidak ditemukan di area Tikal, Orang Maya di Tikal menempuh jarak sekitar 30 km untuk mengambil pasir tersebut, untuk membangun bak penyaringan,” kata Nicholas Dunning, peneliti dari University of Cincinnati, seperti dikutip dari sciencedaily.com. Tentu hal tersebut bukanlah pekerjaan yang ringan, namun sepadan dengan usaha yang mereka upayakan untuk keberlangsungan populasi.
David Lentz, salah satu peneliti, menjelaskan bahwa pengelolaan air oleh bangsa Maya ini berpengaruh besar pada ketersediaan makanan, bahan bakar, tumbuhan obat, dan keperluan lain. Sistem pengelolaan air seperti yang dilakukan bangsa Maya ini penting untuk diteliti, karena terbukti bisa membuat populasi bangsa Maya bertahan dalam kondisi lingkungan yang tergantung musim. Pada saat kekeringan panjang, ketersediaan air bagi penduduk Maya tidak tetap melimpah.
Pengelolaan air pada masa lalu tidak bisa dibilang tidak relevan dengan situasi saat ini. Sistem pengelolaan air bangsa Maya yang pintar, seperti menampung air hujan, dengan sistem distribusi yang mengikuti musim, juga dengan memperhatikan sanitasi dengan teknologi penyaringan, bisa menjadi pembelajaran penting pengelolaan air di masa kini. “Masa lalu bisa memberi pelajaran penting bagi masa kini, jika kita juga pintar,” kata Scharborough.



sumber