Pada manusia, bunyi dihasilkan
dari larynx (pangkal tenggorokan-red) dan dapat diubah‑ubah sesuai
pergerakan lidah dalam mulut. Hal seperti inilah yang menolong kita men
gucapkan huruf vokal dan huruf konsonan meski huruf itu rumit.
Hingga
kini, tak sedikit peneliti beranggapan, burung Beo sama seperti halnya
bangsa burung lain, menghasilkan dan mengu bah‑ubah suaranya dengan
menggunakan larynx dan syrinx tanpa menggunakan lidahnya sama sekali.
Ternyata, burung Beo menggerakkan lidahnya ke depan dan ke belakang
ketika berbicara.
Hal ini yang kemudi an
menggelitik Gabriel Beckers dan rekan‑rekannya yang bera sal dari
Universitas Leiden, Belanda, tertarik untuk menga mati apakah pergerakan
ini memang berperan pada burung Beo yang pintar meniru ucapan manusia.
Para peneliti mencoba melakukan
riset pada sejumlah burung Beo. Syrinx burung‑bur ung kemudian diganti
sebuah speaker elektronik yang sangat kecil. Ketika amplifier memper
dengarkan suara, sebuah peng ait menggerakkan lidah burung itu. Para
peneliti menemukan, pergerakan lidah kurang dari satu milimeter saja
akan me nimbulkan perbedaan besar terkait kualitas suara vokal burung
Beo yang dikeluarkan. Terus seberapa besar perbeda annya ya ? Perbedaan
itu, kata Beckers, lebih besar ketimbang perbedaan antara huruf 'a' dan
'o' yang diucapkan manusia.
Jadi, menurut Beckers, kemam
puan burung Beo memainkan lidahnya mengucapkan huruf‑h uruf vokal
mungkin didorong bakat burung menjadi peniru.