Minggu, 30 September 2012

Heboh !!!! Jalan Kuno Menuju Dieng Kembali Ditemukan

Ondo Budho kembali ditemukan warga desa Sikunang.
Tatanan batu yang berbentuk tangga kembali ditemukan di Desa Sikunang,setelah beberapa waktu lalu sejumlah pemuda Dusun Siterus melakukan rehabilitasi jalan kuno tersebut, ternyata jalan kuno yg dalam proses pembersihan dimaksud, menyambung dari dusun siterus, dusun sikunang dan sekitar desa Sembungan.
Alimun (31 th) tokoh pemuda desa Sikunang yang selama ini melaksanakan misi Nol Km Nol Rupiah dari LSM Bhinneka Karya, berusaha mencari keberadaan jalan tersebut akhirnya menemukan susunan batu berbentuk tangga tersebut yang selama ini berada di bawah tanah karena telah lama tertimbun longsoran, lokasi tersebut selama ini menjadi parit / aliran air ketika musim hujan tiba.
Lokasi yang sudah tergali berada di cekungan terbawah dari dua tebing dan ladang milik penduduk sekitar.
Jarang ada pihak yang mengetahui kalau dibawah tanah tersebut terdapat rangkaian batu bersusun yang merupakan peninggalan sejarah masa lampau. 
Informasi yang diperoleh dari Muslih ( 57 th) warga desa Sikunang yang ladangnya berbatasan dengan jalan kuno tersebut, dari cerita turun-temurun warga desa Sikunang mengatakan bahwa jalan tersebut merupakan jalan kuno yang tembus dari Dieng sampai Kalibeber, berarti melewati tiga Kecamatan saat ini yaitu Kecamatan Kejajar, Garung dan Mojotengah.melewati tepian gunung Bisma yang membentang di Empat Kecamatan, dan belum dapat dipastikan kalau cerita mereka benar berarti ada berapa puluh Kilometer jalan tersebut dibangun.
Alimun sendiri menuturkan bahwa saya tertarik dengan keberadaan jalan tersebut karena waktu kecil sering mendengar cerita dari almarhum bapak saya, ujar Alimun, dan setelah sekian lama akhirnya saya berusaha mencari dan membuktikan bahwa cerita ayah saya ternyata benar, dibawah tanah yang selama ini dikira Parit/ kalenan ternyata ada undak-undakan yang terbuat dari batu, saya belum berani mengajak pemuda desa yang lain untuk menggali lebih jauh sebelum saya membuktikan sendiri,lanjutnya, setelah saya membuktikan sendiri cerita tersebut saya menggunakan peralatan sederhana berupa cangkul dan linggis kecil, sampai akhirnya terbuka cukup jelas keberadaan batu-batu kuno tersebut.
Seharian Alimun tertegun dilokasi tersebut karena keunikan tiap batunya sangat luar biasa dan cukup aneh bagi dia, mulai dari tatanan batunya yang terbilang cangih menurutnya, hal ini terbukti terimpa longsoran dan tertimbun tanahpun masih tetap tidak ada perubahan, ukurannya sangat unik jelasnya yaitu, panjangnya masing-masing 99 cm, lebarnya 45 cm dan tebalnya 17 cm, ini artinya apa.. apa mungkin 99 itu ada kaitannya dengan Asmaul Khusna ya ? tanya alimun..
Saya belum tahu itu jawabku ketika berbarengan dengan Alimun dilokasi penemuan. literatur tentang Ondo budho selama ini memang bagi saya cukup sulit untuk ditemukan, dan konfirmasi via email yang saya kirim ke salah satu arkeolog UGM, Jajang Agus Sonjaya pun belum mendapat balasan, yang jelas keberadaan Ondo Budho ini bagi saya sangat berarti karena tentunya akan dapat membuka sejarah kejayaan Dieng pada masa lalu. Cerita tentang Ondo Budho ini memang banyak disampaikan oleh sesepuh-sesepuh dari berbagai desa di kawasan Dieng,bahkan gambar dari bangsa belanda yang bertuliskan tahun 1911 juga pernah dijumpai, ditambah lagi dengan cerita-cerita kuno, akan tetapi jarang sekali ada yang secara gamblang menceritakan dari proses pembangunan, siapa yang membangun, lokasinya mulai dari mana dan sampa mana, sampai saat ini masih jarang yang bisa membuka misteri ini.  
Beberapa teman mencoba meraba -raba fungsi dari jalan kuno tersebut salah satunya adalah jalan perdagangan pada masa lampau.lalu apa hubungannya dengan temuan kerangka manusia kuno di desa Pekasiran beberapa tahun lalu,yang postrunya jauh lebih tinggi dibanding dengan kerangka manusia dipulau Jawa ini???.. ini semua masih misteri.
Bukti lain keberadaan tangga kuno ini disampaikan oleh penduduk desa Mlandi Kecamatan garung, Someri dari Sepkuba beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa ketika dirinya bersama dengan Ngabidin melakukan pertemuan fasilitasi penelusuran Sejarah desa pada program RKL Bappeda tahun 2012, beberapa penduduk menyampaikan bahwa di sekitar kaki gunung bisma terdapat tatanan batu berbentuk tangga yang oleh masyarakat desa dianggap angker, jadi jarang ada yang berani menelusuri jalan tersebut, akan tetapi apabila diperlukan dan untuk kebaikan masyarakat ,penduduk  sekitar dan kelompok tani siap untuk bergerak membersihkan jalan tersebut. 
Angker, misterius dan menantang, sesuatu yang kuno dan nganeh-anehi biasanya dianggap sebagai sesuatu yang keramat oleh masyarakat desa, di desa Sikunang sendiri pada posisi samping tatanan batu tersebut ada tatanan batu lain yang dulunya disucikan oleh kelompok tertentu, sehingga jarang ada yang menyentuh jelas Alimun, saat ini kondisi bebetuan yang tertata rapi tersebut sudah tidak kelihatan lagi, bisa jadi sudah tertimbun tanah seperti yang lain. 
lokasi temuan di dusun Sikunang desa Sikunang
lokasi penemuan. Background jalan setapak yg diperkirakan sebagai penghubung dengan tangga lain
Kondisi Sebelum digali


Proses penggalian 
sesudah digali

sambungan unik pada masing-masing batu