Saat
sedang tidur manusia tidak akan merasa haus dan dehidrasi, padahal
manusia bisa tidur hingga berjam-jam. Apa yang menyebabkan orang tidak
merasa haus saat tidur?
Sebuah penelitian menunjukkan jam internal tubuh telah membantu mengatur hormon penyimpanan air sehingga dehidrasi tidak terjadi saat tidur dan tubuh tetap hidrasi (berair).
Dua ahli neurofisiologis yakni Eric Trundel dan Charles Bourque dari Research Institute of the McGill University Health Centre di Montreal, Kanada mengungkapkan mekanisme sistem sirkadian atau jam biologis tubuh yang mengatur kontrol air. Hasil penelitian itu telah dimuat dalam artikel yang diterbitkan Nature Neuroscience.
Mekanisme pengontrolan air itu dengan cara mengaktifkan sel yang berfungsi melepaskan vasopresin, yaitu hormon yang menginstruksikan tubuh untuk menyimpan air. Karena hormon ini, sistem sirkadian menjaga tubuh tetap terhidrasi selama tidur dan orang yang tidur tidak mengalami dehidrasi.
"Kami sudah tahu lama bahwa ada kadar hormon vasopresin yang tinggi saat sedang tidur, tapi tak ada yang tahu bagaimana hal itu bisa terjadi," ujar Christopher Colwell, pakar saraf dari David Geffen School of Medicine at the University of California, Los Angeles, seperti dikutip dari ScientificAmerican, Senin (1/3/2010).
Tubuh mengatur kandungan air untuk menyeimbangkan asupan air dengan menimbulkan rasa haus akibat hilangnya air melalui urin. Sedangkan orang tidak minum selama tidur, karenanya tubuh berusaha meminimalkan hilangnya air agar tetap hidrasi.
Para ilmuwan menyadari bahwa kadar air yang rendah bisa merangsang kelompok sel yang disebut neuron osmosensory. Hormon ini langsung mengatur neuron lain untuk melepaskan vasopresin ke dalam aliran darah. Hal inilah yang menyebabkan tingkat vasopresin meningkat selama tidur dan tidak menyebabkan dehidrasi.
Trudel dan Bourque mencoba menguji aktivitas neuron yang memungkinkan aktivitas neuron osmosensory lebih mudah. Kemdian mengaktifkan neuron vasopresin-releasing yang membuat lebih banyak air dalam tubuh. Serta mengurangi retensi urin selama tidur.
Hasil penelitian ini menunjukkan sel jam (clock cell) berfungsi sebagai saklar untuk mengendalikan air. Ketika aktivitas sel ini sangat aktif, sel-sel secretory dicegah untuk memberikan perintah melepaskan vasopresin.
Tapi saat sel ini kurang aktif, maka sel sensoris secretory dapat dengan mudah menginstruksikan sel-sel untuk melepaskan vasopresin dan memastikan tubuh memiliki cadangan air yang cukup.
Bourque berharap di masa depan dapat terungkap apakah mekanisme yang sama dapat terjadi pada sistem yang mengatur lapar, kantuk dan aspek-aspek fisiologis lain yang berhubungan dengan sistem sirkadian.
Sebuah penelitian menunjukkan jam internal tubuh telah membantu mengatur hormon penyimpanan air sehingga dehidrasi tidak terjadi saat tidur dan tubuh tetap hidrasi (berair).
Dua ahli neurofisiologis yakni Eric Trundel dan Charles Bourque dari Research Institute of the McGill University Health Centre di Montreal, Kanada mengungkapkan mekanisme sistem sirkadian atau jam biologis tubuh yang mengatur kontrol air. Hasil penelitian itu telah dimuat dalam artikel yang diterbitkan Nature Neuroscience.
Mekanisme pengontrolan air itu dengan cara mengaktifkan sel yang berfungsi melepaskan vasopresin, yaitu hormon yang menginstruksikan tubuh untuk menyimpan air. Karena hormon ini, sistem sirkadian menjaga tubuh tetap terhidrasi selama tidur dan orang yang tidur tidak mengalami dehidrasi.
"Kami sudah tahu lama bahwa ada kadar hormon vasopresin yang tinggi saat sedang tidur, tapi tak ada yang tahu bagaimana hal itu bisa terjadi," ujar Christopher Colwell, pakar saraf dari David Geffen School of Medicine at the University of California, Los Angeles, seperti dikutip dari ScientificAmerican, Senin (1/3/2010).
Tubuh mengatur kandungan air untuk menyeimbangkan asupan air dengan menimbulkan rasa haus akibat hilangnya air melalui urin. Sedangkan orang tidak minum selama tidur, karenanya tubuh berusaha meminimalkan hilangnya air agar tetap hidrasi.
Para ilmuwan menyadari bahwa kadar air yang rendah bisa merangsang kelompok sel yang disebut neuron osmosensory. Hormon ini langsung mengatur neuron lain untuk melepaskan vasopresin ke dalam aliran darah. Hal inilah yang menyebabkan tingkat vasopresin meningkat selama tidur dan tidak menyebabkan dehidrasi.
Trudel dan Bourque mencoba menguji aktivitas neuron yang memungkinkan aktivitas neuron osmosensory lebih mudah. Kemdian mengaktifkan neuron vasopresin-releasing yang membuat lebih banyak air dalam tubuh. Serta mengurangi retensi urin selama tidur.
Hasil penelitian ini menunjukkan sel jam (clock cell) berfungsi sebagai saklar untuk mengendalikan air. Ketika aktivitas sel ini sangat aktif, sel-sel secretory dicegah untuk memberikan perintah melepaskan vasopresin.
Tapi saat sel ini kurang aktif, maka sel sensoris secretory dapat dengan mudah menginstruksikan sel-sel untuk melepaskan vasopresin dan memastikan tubuh memiliki cadangan air yang cukup.
Bourque berharap di masa depan dapat terungkap apakah mekanisme yang sama dapat terjadi pada sistem yang mengatur lapar, kantuk dan aspek-aspek fisiologis lain yang berhubungan dengan sistem sirkadian.