Penuaan tidak sama dengan tua. Penuaan adalah proses fisik dan mental
alami yang dialami setiap makhluk hidup bersamaan dengan bertambahnya
usia. Sejatinya, usia lanjut bukanlah halangan untuk tetap bisa
berkontribusi kepada masyarakat. Kuncinya terletak pada tetap sehat di
saat usia lanjut.
Kesehatan yang baik saat kita lanjut usia, bisa
dicapai dengan menjaga kesehatan sepanjang hidup kita. Kesehatan di
masa tua bahkan dimulai sejak seseorang berada dalam kandungan, antara
lain melalui asupan gizi yang cukup.
Perilaku hidup sehat
merupakan investasi bagi kesehatan di hari tua, dan sebenarnya menjadi
penduduk yang sehat merupakan bagian dari sumbangan kita kepada
masyarakat.
Seperti apakah lansia yang sehat itu, dan sebelumnya
siapakah lansia? Di Indonesia, mereka yang berusia antara 60-69 tahun
dikategorikan sebagai kelompok penduduk lanjut usia muda (lansia muda),
sementara mereka yang berusia 70 tahun ke atas dikategorikan sebagai
lanjut usia (lansia). Lansia yang sukses adalah lansia yang sehat fisik
dan mentalnya serta mandiri dan produktif.
Menilai kesehatan
fisik tentu lebih mudah. Sejalan dengan penuaan, lansia lebih rentan
terhadap hipertensi, diabetes, dan penyakit kronis atau tidak menular
lain. Untuk mencegah atau mengatasi penyakit-penyakit tersebut perlu
dilakukan pemeriksaan berkala.
Salah satu contohnya adalah
pemantauan dan pemeriksaan rutin bagi hipertensi. Untuk kesehatan
mental, lansia perlu tetap berinteraksi aktif dengan anggota keluarga
atau masyarakat sekitarnya. Meski keterlibatan dan perasaan dihargai
dalam keluarga merupakan faktor penting bagi kesehatan mental mereka,
dukungan sesama juga diperlukan.
Bergaul dengan sesama melalui
klub-klub lansia seperti olah raga, kegiatan keagamaan, sosial, atau
bahkan klub hobi, perlu dilakukan dan mendapat dukungan dari keluarga
dan masyarakat.
Lansia juga perlu berkontribusi terlibat dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat. Perlu diingat, bahwa usia di atas usia
pensiun bukanlah halangan untuk tetap berkontribusi. Pengetahuan,
keterampilan, dan kearifan lansia merupakan aset yang dapat dimanfaatkan
masyarakat.
Pandangan mereka perlu diperhatikan dalam
pembuatan-pembuatan keputusan publik, tidak saja mewakili kelompok usia
mereka, tetapi juga mewakili seluruh masyarakat.
Mereka yang
dalam kelompok usia emas, adalah anggota masyarakat yang tetap
berpotensi menjadi sumber daya bagi negara. Banyak dari mereka tetap
mandiri, berpenghasilan dari sektor informal, atau berkegiatan social
membantu masyarakat.
Di sisi lain, kita melihat di sekeliling
lansia yang sakit, teraniaya, atau terlantar. Keamanan sosial dan
kesehatan mereka sering kali terabaikan. Bagi lansia dengan penyakit
kronis yang memiliki keluarga atau tempat tinggal tetap, tentu keluarga
dan tetangga sekitar dapat membantu. Perawatan di rumah dapat dilakukan
oleh para tetangga secara bergiliran. Bahkan dapat dibentuk kelompok
masyarakat khusus yang dapat membantu lansia.
Di berbagai desa
atau kecamatan, juga tersedia Puskesmas dan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) yang menyediakan layanan khusus bagi lansia.Kelompok wanita
yang terlibat dalam Posyandu dapat menjadi penggerak upaya menolong para
lansia yang sakit atau hidup sendiri.
Bagi lansia yang kurang
beruntung dari sisi kesehatan dan ekonomi, sebenarnya pemerintah
menyediakan jaminan asuransi kesehatan yang memungkinkan mereka
mendapatkan layanan kesehatan selayaknya.
Tentu saja pemerintah
dan masyarakat perlu membantu mereka untuk mendapatkan haknya.
Kementerian Sosial, mewakili pemerintah, memiliki sarana pelayanan
khusus bagi lansia yang kurang beruntung dalam mendapat dukungan
keluarga atau masyarakat.
Di Indonesia, diperkirakan populasi
lansia akan meningkat menjadi 36 juta pada tahun 2025. Secara global,
diperkirakan pada tahun 2050, jumlah lansia bahkan melebihi jumlah
penduduk di bawah usia 14 tahun.
Ini berarti bahwa pemerintah
perlu memenuhi kebutuhan mereka, paling tidak dalam domain publik,
seperti fasilitas umum yang mempertimbangkan kebutuhan lansia. Pelayanan
paliatif, seperti klinik nyeri misalnya, banyak dibutuhkan lansia. Ini
memerlukan sumber daya pendukung.
Mulai saat ini, perlu disiapkan
tenaga perawat atau caregiver yang dapat secara tepat membantu lansia.
Ada banyak aspek yang masih perlu ditelaah dan diperbaiki untuk dapat
memungkinkan terbentuknya lingkungan dan masyarakat yang pro-lansia.
Maka
beberapa seminar dan berbagai kegiatan lain akan diselenggarakan
terkait upaya tersebut. Anda, juga dapat memulai dari berinvestasi
terhadap kesehatan Anda untuk tabungan kesehatan hari tua, sebelum
mendukung berbagai upaya bagi kesejahteraan lansia
sumber