Prinsip awalnya telah lama dikembangkan semenjak abad pertengahan.
Dimulai dari ksatria (knight) dengan jubah besinya, yang dapat
mengurangi luka tusukan pedang atau luka bidikan panah. Sayangnya dengan
perkembangan senjata api, perlindungan tersebut menjadi tidak berguna.
Baju anti peluru (bullet proof vest) atau baju balistik (ballistic vest) ??
Baju 'anti peluru' dibedakan menjadi dua, yaitu Soft Body Armor dan Hard Body Armor.Soft body armor :
Dalam tugas keseharian atau dalam tugas penyamaran (undercover) polisi/detektiv lebih mengutamakan baju anti peluru yang ringan.
Soft body armor umumnya sekarang terbuat dari serat aramid (aramid
fibres). Aramid adalah kependekan dari kata aromatic polyamide. Aramid
memiliki struktur yang kuat, alot (tough), memiliki sifat peredam yang
bagus (vibration damping) , tahan terhadap asam (acid) dan basa (leach)
dan selain itu dapat menahan panas hingga 370°C, sehingga tidak mudah
terbakar.Karena sifatnya yang demikian, aramid juga digunakan di
bidang pesawat terbang, tank, dan antariksa (roket).Produk yang
dipasarkan dikenal dengan nama Kevlar.Kevlar memiliki berat yang ringan,
tapi 5 kali lebih kuat dibandingkan besi.
Gambar: Anyaman serat ini umumnya dikenal dipasaran dengan nama Kevlar
Prinsip Kerja Baju Anti PeluruPrinsip
kerjanya adalah dengan mengurangi sebanyak mungkin lontaran energi
kinetik peluru, dengan cara menggunakan lapisan-lapisan kevlar untuk
menyerap energi laju tersebut dan memecahnya kepenampang baju yang luas,
sehingga energi tersebut tidak cukup lagi untuk membuat peluru dapat
menembus baju.
Dalam menyerap laju energi peluru, baju (kevlar)
mengalami deformasi yang menekan ke arah dalam (shock wave), tekanan
kedalam ini akan diteruskan sehingga mengenai tubuh pengguna.
Batas maksimal penekanan kedalam tidak boleh lebih dari 4,4 cm (44 mm).
Jika
batasan tersebut dilewati, maka pengguna baju akan mengalami luka dalam
(internal organs injuries), yang tentunya akan membahayakan keselamatan
jiwa.
Analoginya seperti laju bola yang dapat ditahan oleh jaring gawang.
Jaring gawang terdiri dari rangkaian tali yang saling terhubung satu
sama lain. Apabila bola tertangkap oleh jaring gawang, maka energi laju
(kinetik) bola tersebut akan diserap oleh jaring gawang, yang
menyebabkan tali disekitarnya bertambah panjang (extend) dan kemudian
tekanan (tarikan) tali akan dialirkan ke tiang gawang.Gambar diatas
menunjukan bahwa anggapan pemakai baju anti peluru dapat terhindar
sepenuhnya dari cidera yang dihasilkan oleh tembakan adalah salah !
Perlu
ditekankan sekali lagi, bahwa fungsi utama baju anti peluru hanyalah
untuk menahan peluru!! Sehingga peluru tidak sampai masuk kedalam tubuh
pemakai baju, yang dapat menyebabkan kematian.
Tidak jarang akibat
'tekanan' yang ditimbulkan peluru tadi, pemakai baju akan menderita
luka memar (blunt force trauma) hingga patah tulang.
Hard Body Armor :
Dengan menambahi soft body armor dengan lapisan tertentu, dapat dihasilkan hard body armor.
Umumnya lapisan terbuat dari keramik ( Al2O3 ' Alumina'), lempengan logam atau komposit.
Bentuknya
yang tebal dan berat menjadikannya tidak comfort, hingga jarang
dikenakan dalam tugas keseharian. Hanya dalam tugas khusus yang beresiko
tinggi, seperti operasi militer atau operasi tim SWAT akan dikenakan.
Level Baju Balistik :Standar
baju balistik yang paling banyak digunakan adalah standar NIJ (National
Institute of Justice) Amerika. Berdasarkan standar ini, baju balistik
dibagi menjadi beberapa tingkatan (level), yaitu level I, II-A, II,
III-A, III, dan IV. Level I adalah tingkatan yang terendah, baju hanya
dapat menahan peluru yang berkaliber (berdiameter) kecil.
Material Lain :Vectran
Vectran
adalah polymer kristal cair (liquid crystal polymer). Seratnya memiliki
kekuatan hingga dua kali lipat dibandingkan dengan kevlar.
Benang Laba-laba (Spider Silk)Benang
laba-laba terdiri dari ikatan molekul protein yang panjang. Benang ini
tidak hanya memiliki kemampuan dapat menahan beban yang ekstrem, tapi
juga sekaligus memiliki sifat elastis yang sangat tinggi, hingga kalau
ditarik dapat memanjang sebanyak 40%.
Sifat elastis ini berasal
dari butiran-butiran cairan kecil yang terdapat pada benang, yang kalau
dilihat bentuknya seperti kalung mutiara atau tasbih. Setiap butiran ini
didalamnya memiliki reserve benang, bila ada mangsa yang terjatuh
kedalam jaring laba-laba, benang dalam butiran ini akan otomatis
tertarik keluar, sehingga jaring tidak akan putus!!
sumber