Apakah Anda mengenal pohon Baobab yang memiliki nama latin Adansonia Digitata. Ya pohon ini memang asing di telinga masyrakat Indonesia, pohon ini hidup di dataran rendah di Afrika dan Australia.
Baobab dikenal dengan pohon aneh, boleh dibilang keanehan tersebut berasal dari struktur pohon yang 'terbalik' dan hanya memiliki sedikit daun. Cabang-cabang pohon Baobab seperti mencuat ke udara, seolah-olah telah ditanam terbalik.
Legenda setempat menyatakan bahwa dewa Thora tidak menyukai Baobab tumbuh di kebunnya, sehingga ia melemparkannya dari atas dinding surga ke bumi di bawah, dan meskipun pohon itu mendarat terbalik namun pohon itu terus tumbuh.
Cerita lain menyebut ketika Baobab ditanam oleh Dewa, pohon itu terus berjalan, sehingga Tuhan menarik pohon itu ke atas dan menanamnya terbalik untuk menghentikannya bergerak.
Baobab ini diakui oleh orang Afrika karena semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Selain menjadi sumber penting kayu, batang-batang berongga pohon ini oleh orang-orang sering digunakan untuk tempat berlindung, penyimpanan biji-bijian atau sebagai reservoir air, semacam waduk penampung.
Baobab dapat tumbuh mencapai ketinggian 5 sampai 30 meter dan memiliki diameter batang 7 sampai 11 meter. Satu Baobab di Provinsi Limpopo, Afrika Selatan, sering dianggap sebagai contoh pohon Baobab terbesar yang masih hidup hingga saat ini. Pohon itu memiliki keliling 47 meter dengan diameternya diperkirakan sekitar 15,9 meter. Pohon Baobab ini juga dapat mencapai usia ribuan tahun.
Batang cekung juga berfungsi sebagai tempat pemakaman penduduk setempat yang percaya. Beberapa produk yang paling penting berasal dari kulit pohonnya, yang mengandung serat yang digunakan untuk membuat jaring ikan, tali, karung dan pakaian. Kulit kayunya juga dapat menjadi bubuk untuk aroma makanan. Daun baobab secara tradisional juga digunakan untuk ragi tetapi juga digunakan sebagai sayuran. Buah-buahan dan bijinya juga dimakan bagi manusia dan hewan. Isi dari buah, ketika dikeringkan konon dapat dicampur dengan air, membuat minuman yang rasanya mirip dengan limun. Benihnya, yang rasanya seperti creamtartar juga merupakan sumber vitamin C, secara tradisional ditumbuk ke dalam makanan ketika makanan lainnya langka. Produk lain yang bisa dihasilkan dari pohon ini adalah sabun, kalung, lem, obat seperti karet, dan kain juga dapat dihasilkan dari berbagai bagian dari pohon baobab ini.
Tidak hanya itu, pohon ini bahkan dimanfaatkan oleh salah satu perusahaan minuman ringan Amerika untuk menciptakan rasa baru, produk ini bahkan menjadi tren di Jepang. Baobab dikenal memliki vitamin C lebih tinggi dari jeruk dan menawarkan kalsium lebih baik dibandingkan susu sapi. Baobab, juga dikenal sebagai Pohon Botol, buahnya yang biasa disebut “Monkey Bread” mempunyai rasa yang aneh untuk sebotol soda. Wow, pohon yang serba guna bukan? Layaknya pohon kelapa atau pohon aren yang juga banyak manfaatnya.
Penasaran dengan Baobab Anda tidak usah pergi melintas benua ke Afrika ataupun Australia, Anda cukup datang ke Universitas Indonesia disana terdapat pohon Boubab yang ditanam di depan perpustakaan Baru kampus kuning tersebut yang diresmikan pada Jumat (6/5/2011) lalu.