Banyak tulisan-tulisan di internet yang menyamaratakan antara Ratu Adil
dan satrio piningit. Satu orang menulis: "Satrio Piningit (Ratu Adil)"
maka orang lain menulis seperti itu tanpa tahu duduk persoalannya.
Dibandingkan isu Ratu Adil, isu satrio piningit tergolong baru. Isu
satrio piningit populer dan dibicarakan dimana-mana sekitar tahun 1998.
Pengalaman
saya mengatakan bahwa Ratu Adil dan satrio piningit adalah dua sosok
yang berbeda, tetapi bukan berarti keduanya tdak memiliki hubungan sama
sekali. Seorang budayawan dan rohaniwan yang mengangkat topik Ratu Adil
dalam disertasinya tidak memahami apa arti satrio piningit yang
sebenarnya.
Berikut ini saya kutipkan
tulisan Sindhunata yang berjudul Kera Sakti dalam kumpulan karyanya yang
berjudul Bayang-bayang Ratu Adil diterbitkan oleh Gramedia Pustaka
Utama (GPU) tahun 1999. Dalam artikel tersebut dikatakan: "Bersama
kawan-kawannya, Marwoto baru mementaskan lakon ketoprak Kera Sakti
Satria Piningit. Satria Piningit sedang diramalkan dan dibicarakan di
mana-mana. Tapi tak pernah jelas, siapa itu Satria Piningit. Apakah ia
ada dan akan datang, juga masih tanda tanya. Kegemaran kita untuk
berkasak-kusuk tentang Satria Piningit yang tidak jelas itu adalah
bukti, bahwa kita ini adalah bangsa yang gemar akan politik yang tidak
jelas dan penuh
teka-teki" (hlm 193).
Kutipan di atas
jelas-jelas menunjukkan sesorang yang mendalami tradisi Ratu Adil dalam
disertasinya pun tidak tahu apa itu satrio piningit. Ini juga
menunjukkan isu satrio piningit tidak setua isu Ratu Adil.
Ada
beberapa buku yang secara khusus membicarakan isu satrio piningit. Dua
di antaranya adalah karya Kusumo Lelono (KL) terbitan GPU dan karya D
Soesetro & Zein Al Arief (D&Z) terbitan Penerbit Media Pressindo
Yogyakarta. Keduanya terbit tahun 1999. Dalam buku KL di bawah judul
Satrio Piningit ditambahkan keterangan 25 Sandi Gaib Mengenai Pemimpin
Bangsa, Para Tokoh, Partai, dan Situasi Sosial Politik Indonesia.
Sementara dalm buku karya D&Z diberi judul tambahn: Sosok Misterius
yang akan membawa Indonesia keluar dari Krisis.
Keduanya banyak
membahs isu satrio piningit meskipun memiliki pendekatan berbeda. Karya
KL berisi sandi gaib berdasarkan pendekatan spiritual KL sebagaiman
ditulis dalam pengantar (hlm xx). Sementara karya D&Z menggunakan
pendekatan studi pustaka khususnya tabloid dan majalah yang marak
mengangkat isu satrio piningit di tahun 1998.
Memang dalam kedua
buku itu istilah satrio piningit dikaitan dengan Ratu Adil. Dalam
pengantarnya di hlm xii-xiii, KL mengatakan: "Zaman Kalasuba bertepatan
dengan munculnya seorang penyelamat berjulukan Sultan Herucakara atau
disebut juga Satrio Piningit. Dalam Ramalan Jayabaya tokoh ini
dilambangkan sebagai Tunjung Putih Semune Pudak Sinumpet". Sementara itu
dalam karya D&Z dikatakan: "Zaman Edan muncul pada tahap sejarah
tertentu baru berakhir jika sudah muncul Ratu Adil atau Satrio Piningit
untuk memulihkan situasi" (hlm 10).
Mungkin karena kutipan itu
lalu orang menyamaratakan satrio piningit dengan Ratu Adil. Pengalaman
saya mengatakn keduanya memang memiliki kemiripan tetapi tidak sama.
Istilah piningit dalam satrio piningit memang berarti tersembunyi atau
disembunyikan, tetapi bisa juga berarti belum dikenal. Airlangga
(1021-1042M) dan kisah Damrwulan bisa mengilustrasikan makna satrio
piningit. Seorang satrio piningit tidak harus muncul sebagai Ratu Adil
tetapi tidak berarti bertentangan dengan Ratu Adil. Dalam pengalaman
saya seperti yang telah saya ceritakan dalam postingan terdahulu (Wahyu
Keprabon) muncul sebagai raja mataram. Mungkin bagi banyak orang itu
aneh, tetapi bagi saya tidak. Persoalannya adalah karena tiak bnyak yang
tahu bahwa bumi Mataram pernah dikuasa oleh orang asing yang tidak tahu
makna mataram.
Orang yang memahami makna mataram, tindakannya
bisa selaras dengan kehendak Ratu Adil yang membela keadilan dan
kesejahteraan publik bagi rakyat. Meskipun saya meyakini bahwa saya
adalah satrio piningit, saya tidak akan mengaku sebagai Ratu Adil karena
yang pantas menjadi Ratu Adil adalah Tuhan sendiri. Tetapi itu bukan
berarti saya bertentangan dengan Ratu Adil. Saya telah memahami
pantangan-pantangan apa yang harus saya jalani yang ditetapkan Tuhan.
Hal ini adalah salah satu bentuk asketisme.
Kalau ada seseorang
mengaku sebagai satrio piningit tetapi tidak menjalani
pantangan-pantangan tertentu, ia bukan satrio piningit yang ditunggu
banyak orang.
sumber