Berdiri di halaman kompleks masjid Quwwatul, India, pilar besi
Delhi yang dibuat pada abad ke-4 adalah salah satu monumen paling
misterius yang ada di India. Lebih dari 1.600 tahun setelah berdirinya,
pilar besi ini tidak rusak dimakan waktu.
Pilar ini sering dianggap sebagai bukti majunya teknologi pada masa
India purba. Pada masa kini, dengan segala teknologi yang kita miliki,
konon hanya ada empat perusahaan pengelasan besi yang mampu membuat
pilar besi dengan karakter seperti pilar Delhi.
Pilar ini memiliki tinggi 7,21 meter. Dari 7,21 meter itu, 93 cm
tertanam di dalam tanah. Diameternya 41 cm di kaki dan 29 cm di puncak.
Beratnya diperkirakan sekitar 6,5 ton. Pengerjaan pilar ini begitu
sempurnanya sehingga bagian atas pilar sering dikira sebagai perunggu.
98 persen dari Pilar ini terbuat dari besi mentah dengan kualitas
unggulan. Berbeda dengan artefak besi lainnya yang biasa dibuat
menggunakan cetakan, pilar ini dibuat dengan ditempa menggunakan palu.
Ini terlihat dari tanda-tanda bekas tempaan pada permukaannya.
Menurut bukti-bukti yang ditemukan, pilar itu pada awalnya bukan
terletak di lokasinya yang sekarang, melainkan telah dipindahkan dari
tempat lain. Ini juga didukung bukti tidak adanya relik lain dari abad
ke-4 yang bisa ditemukan di sekitar situ. Menurut kepercayaan masyarakat
setempat, pilar itu dibawa ke Delhi oleh Anangpal, Raja Tomar yang
berjasa dalam membangun kota Delhi tahun 1020 M.
Di permukaan pilar, kita bisa menemukan adanya inskripsi yang
menyebutkan bahwa pilar itu pada awalnya terletak di daerah yang bernama
Vishnupadagiri, yang berarti "Bukit dengan jejak kaki dewa Wisnu".
Wilayah ini kemudian diidentifikasi sebagai wilayah Udayagiri, sebuah
kota yang berjarak 50 km dari timur Bhopal di India tengah.
Pilar ini tidak terlalu menarik perhatian para ilmuwan hingga
pertengahan abad ke-19 ketika dunia barat mendengarnya. Laporan pertama
mengenai adanya pilar ini datang dari seorang prajurit Inggris bernama
Kapten Archer. Ia menceritakan adanya sebuah pilar dengan inskripsi aneh
di permukaannya yang tidak dapat diartikan oleh siapapun.
Lalu, inskripsi ini menarik perhatian James Prinsep, seorang arkeolog
Inggris yang kemudian berhasil memecahkan artinya pada tahun 1838 dan
mempublikasikan terjemahannya pada Journal of Asiatic Society of Bengal.
Dalam Inskripsi itu disebut bahwa pilar ini dibuat sebagai penghormatan
kepada dewa Wisnu. Selain itu, inskripsi ini juga menulis penghormatan
kepada seorang penguasa bernama Chandra yang berhasil menaklukkan Vangas
dan Vahlika. Para sejarawan percaya bahwa Chandra yang disinggung
disini adalah Chandragupta II Vikramaditya (375-414 M) yang berasal dari
dinasti Gupta.
Jadi, bisa diketahui bahwa pilar ini sesungguhnya adalah sebuah monumen
untuk memperingati kebesaran dewa Wisnu dan raja Chandragupta. Namun
selain sebagai monumen penghormatan, sebagian peneliti percaya bahwa
pilar ini juga berfungsi sebagai alat astronomi masa purba.
Vishnupadagiri, lokasi awal pilar ini, terletak di rasi bintang cancer
dan juga merupakan pusat penelitian astronomi pada masa Gupta. Pilar
besi ini mungkin telah berfungsi sebagai jam matahari ketika ia masih
berada disana.
Lalu, bagaimana pilar ini bisa bertahan terhadap hantaman cuaca, bahkan setelah 1.600 tahun berlalu ?
Beberapa sumber mengenai pilar besi ini mengatakan kalau pilar ini tidak
berkarat, namun, sebenarnya pilar ini tetap berkarat, hanya karat
tersebut tidak sampai merusaknya. Ini cukup luar biasa untuk sebuah besi
yang berusia lebih dari 1.600 tahun.
Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan fenomena ini.
Teori-teori tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu teori
lingkungan dan teori materi.
Teori lingkungan mendasarkan argumennya pada lokasi keberadaan pilar, yaitu Delhi.
Iklim di Delhi sangat kering. Besi hanya akan mengalami karat yang parah jika nilai kritis kelembaban melebihi 80%.
Di Delhi, kelembaban yang melebihi nilai kritis 80% hanya terjadi
sekitar 20 hari dalam setahun. Jadi walaupun curah hujannya berkisar
pada 15-30 inci, atmosfer di delhi tidak mendukung terjadinya karat pada
besi.
Tetapi, jika teori ini benar, mengapa besi-besi lain yang berada di Delhi mengalami kerusakan karena karat ?
Karena itu, teori kedua, yaitu teori materi, berusaha memberikan
penjelasan. Menurut penganut teori ini, karakteristik unik besi ini
muncul dari bahan dasar pilar itu sendiri.
Selain kadar besi yang cukup murni, para peneliti menemukan bahwa pilar
ini memiliki kadar fosfor yang tinggi dan sulfur yang rendah. Kombinasi
yang luar biasa ini mengakibatkan besi menjadi relatif tahan karat.
Lalu, sebagian peneliti lain mengajukan teori bahwa massa besi yang
besar mungkin telah berfungsi sebagai penyeimbang temperatur yang
mengurangi kondensasi kelembaban. Jadi, ketika cuaca Delhi menjadi lebih
dingin di malam hari, pilar itu tetap hangat.
Lalu, sebuah penemuan mengejutkan dilaporkan dari ahli metalurgi India.
Pada tahun 2002, tim ahli metalurgi dari Kanpur yang dikepalai oleh Dr.R
Balasubramaniam menemukan adanya lapisan tipis yang terdiri dari
campuran besi, oksigen dan hidrogen pada pilar tersebut.
Lapisan tipis ini membutuhkan waktu tiga tahun setelah pembuatan pilar
untuk benar-benar terbentuk. Setelah 1.600 tahun, lapisan ini hanya
bertambah tebal 1/20 milimeter. Dengan suatu cara yang unik, lapisan ini
telah membantu pilar ini lebih bebas dari kerusakan akibat karat.
Jika kita beranggapan bahwa seluruh teori di atas benar adanya, maka
kita dapat mengambil kesimpulan dengan mengatakan bahwa, selain karena
temperatur Delhi yang kering, pilar ini menjadi lebih tahan karat karena
:
1. Kemurnian besinya
2. Kadar Fosfor yang tinggi
3. Kadar Sulfur yang rendah
4. Massa besi pilar yang besar
5. Lapisan tipis yang menyelubungi besi
Lalu pertanyaannya berikutnya adalah, bagaimana para tukang besi India kuno bisa menciptakan kombinasi yang luar biasa ini ?
Bagaimana mereka dapat membuat lapisan tipis campuran besi, oksigen dan
hidrogen yang terbentuk setelah tiga tahun pembuatan besi ?
Apakah mereka memiliki teknologi yang tidak diketahui oleh manusia modern ?
Pertanyaan ini belum dapat dijawab oleh para peneliti.
Namun, bagi para skeptis, pertanyaan ini sangat gampang dijawab. Menurut
mereka, kemampuan pilar besi Delhi hanyalah sebuah kebetulan. Dengan
kata lain, mereka berkata bahwa dengan suatu cara, 5 syarat di atas
telah bertemu dan membuat pilar itu tidak berkarat.
Mereka berargumen, jika benar teknologi para tukang besi India kuno
begitu maju, mengapa hanya pilar besi Delhi yang tidak rusak dimakan
karat ?
Mengapa tidak ditemukan lebih banyak lagi pilar-pilar atau artefak besi yang tidak rusak dimakan karat lainnya ?
Misteri atau bukan, Pilar besi Delhi
telah menarik hati para ahli metalurgi dari seluruh dunia. Artefak ini
dianggap sebagai pencapaian terbesar dalam seni menempa besi.
Pada tahun 1997, sebuah pagar dipasang di sekeliling pilar karena para
pengunjung sering melakukan perusakan pada artefak tersebut. Ini juga
karena adanya tradisi bahwa siapa saja yang dapat berdiri membelakangi
pilar sambil melingkarkan tangan ke belakang hingga bertemu akan
mendapatkan keberuntungan.
Sekarang, pilar ini masih berdiri di kompleks halaman masjid Quwwatul dan dianggap sebagai salah satu artefak yang paling membingungkan di India.
sumber