Tahun ini, 24/7 Wall St. kembali meluncurkan daftar merek perusahaan yang diprediksi akan punah pada tahun 2013 mendatang.
Dalam perhituangnnya, mereka menggunakan pendekatan metodis. Ada berbagai kriteria yang dinilai, mulai dari penjualan yang merosok drastis, kerugian yang menanjak tajam, pemberitahuan kebangkrutan dari perusahaan induk, biaya operasional yang meningkat tajam hingga tak memungkinkan untuk dicover melalui harga jual tinggi, perusahaan yang telah dijual, perusahaan yang masuk tahap kebangkrutan, perusahaan yang kehilangan pasarnya, serta operasi penguasaan pangsa pasar yang melorot drastis.
Nah berikut ini merupakan 5 merek populer yang masuk dalam daftar tersebut akibat mengalami salah satu atau lebih dari masalah ini. Dengan kata lain, ada kemungkinan besar mereka akan lenyap dalam 18 bulan kedepan seperti yang dilansir Huffington Post.
1. Research In Motion (RIM)
Laporan keuangan terakhir RIM menyebutkan bahwa pendapatan mereka mereka turun 43% menjadi US$ 2,8 miliar hingga 2 Juni 2012. Padahal untuk periode yang sama di tahun sebelumnya berhasil meraup US$ 4,9 miliar.
Penjualan merek BlackBerry semakin lesu.
Di lain pihak, nilai produksi RIM di triwulan pertama 2012 turun US$ 518 juta (Rp 4,8 triliun). Akibatnya, produsen Blackberry itu akan mem-PHK sekitar 5.000 karyawan. Aksi ini sendiri diperkirakan akan memakan biaya hingga USD 300 juta. Dengan begitu biaya kerugian yang diderita RIM semakin besar.
Pangsa pasar RIM sendiri belakangan menunjukkan penurunan yang sangat drastis, kecuali di beberapa negara Asia, khususnya Indonesia, penjualan handset RIM terbilang mengecewakan. Salah satu kegagalan terbesar RIM disebabkan tidak lakunya handset tablet Playbook mereka yang sebelumnya digadang mampu bersaing dengan Apple.
Dengan berbagai isu buruk yang beredar termasuk demo karyawan besar-besaran, para analis meramalkan perusahaan Kanada ini tak lama lagi tamat.
2. Avon
Bagi kebanyakan wanita, produk buatan asal AS ini memang sangat populer di telinga. Namun perusahaan ini diprediksi akan mengalami kepunahan. Hal itu diawali dari kegagalan CEO lama Avon, Andrea Jung yang hampir menghancurkan perusahaan kosmetik terbesar di Amerika ini. Sang penggantinya Sherilyn S. McCoy, juga dinilai belum memberikan efek yang signifikan. Triwulan pertama Avon melaporkan jumlah pendapatan yang sangat menyedihkan.
Didera skandal penyuapan di China.
Selain hal itu, Avon juga didera berbagai skandal. Tengok saja kasus pemeriksaan Security and Exchange Commission terhadap komunikasi Avon dengan analis sekuritas sudah mengakibatkan CFO Charles Cramb kehilangan pekerjaannya. Avon juga terlibat skandal dugaan operasionalnya di China tidak memenuhi standar UU Praktek Korupsi Asing.
Di luar skandal tersebut, masalah fundamental Avon adalah manajemen tidak konsentrasi pada bisnis intinya, padahal pasar kecantikan sangat kompetitif. Mei lalu, perusahaan parfum Coty menawarkan pembelian saham Avon di harga US$ 24.75, nyaris 20% di atas harga saham Avon saat itu. Coty mendapat sokongan keuangan salah satunya dari Warren Buffett. Avon ragu-ragu dan akhirnya Coty mundur. Sejak itu, saham Avon langsung anjlok ke level di bawah US$ 16, jauh dibanding harga tahun lalu yakni US$ 43.
3. Suzuki
Merek yang satu ini juga terbilang cukup tua. Namun seiring berjalannya waktu, reputasi Suzuki menurun akibat buruknya kualitas mesin, bodi dan material, fitur dan material yang digunakan untuk produknya. Fakta itu telah dikemukakan pada Pada survey JD Power 2012 mengenai keandalan kendaraan AS dimana Suzuki mencatat skor paling rendah dibandingkan merek lainnya.
Swift, salah satu produk andalan baru Suzuki.
Salah satu pertanda Suzuki mengalami kesulitan menjual mobil-mobilnya adalah ketika mereka menawarkan paket promo luar biasa agresif. Suzuki menawarkan promo kredit 0% selama 72 bulan untuk semua mobil, truk dan SUV keluaran 2012.
4. American Airlines
Perusahaan Induk American Airlines, AMR mengajukan pernyataan kebangkrutan Chapter 11 pada November 2011. Sebagai catatan, maskapai ini dahulu merupakan salah satu maskapai terbesar di AS. Meski begitu Maskapai ini sendiri masih beroperasi normal namun tentu ada ‘keuntungan’ yang mengikuti status pasca pernyataan kebangkrutan. Gaji karyawan dipangkas, demikian juga utang serta obligasi pinjaman untuk pesawat.
Perusahaan induk AMR menyatakan diri bangkrut.
Awal bulan ini, CEO US Airways Doug Parker mengumumkan keinginannya untuk merger kedua maskapai. US Airways mungkin bersedia memberikan kreditor AMR jumlah yang cukup bagus untuk memperoleh aset-aset American Airlines. Kesepakatan potensial ini mendapat dukungan luar biasa dari para analis dan pemegang saham.
5. Current TV
Current TV milik Al Gore dalam keadaan kritis bahkan sebelum mereka memecat satu-satunya bintang mereka yang paling menghasilkan, Keith Olbermann pada Maret pasca ribut-ribut dengan rekan kerjanya. Olbermann kemudian digantikan oleh presenter acara bincang-bincang Eliot Spitzer. Dibandingkan saat masih memajang Olbermann pada Maret, rating Spitzer pada April anjlok hingga hampir 70% menurut Nielsen.
Pemecatan presenter Eliot Spitzer berdampak penurunan rating yang signifikan.
Kala itu The Hollywood Reporter menulis, penggantian Spitzer membuat Current TV kehilangan hampir 47.000 pemirsa menjadi tinggal 10.000 pemirsa saja. Baru-baru ini Reuters melaporkan, anjloknya jumlah penonton membuat jaringan TV kabel raksasa Time Warner Cable mempertimbangkan untuk menghentikan siaran saluran ini. Gore tidak punya cukup uang untuk mempertahankan TV yang tak punya masa depan cerah ini.