langsung aja kita menuju TKP...
Belcher’s Sea Snake
Ular laut konon memiliki bisa yang lebih kuat jika di bandingkan dengan seluruh ular berbisa yang hidup di darat. Bisa ular laut dalam jumlah beberapa miligram saja telah cukup kuat untuk membunuh 1000 orang Namun dari seluruh gigitan (serangan) ular laut terhadap manusia, tercatat hanya kurang dari 1/4 kasus gigitan ular laut yang menyuntikkan bisa
Umumnya
korban gigitan (serangan) Belcher adalah para nelayan. Hal tersebut
terjadi karena ular laut Belcher tersangkut dalam jaring bersama dengan
ikan-ikan tangkapan nelayan. Mungkin (semoga saja tidak) nelayan
tradisional Indonesia merupakan korban terbanyak dari gigitan
(serangan) Belcher, karena Belcher menghuni seluruh perairan Asia
Tenggara dan Australia Utara.
Fierce Snake or Inland Taipan
adalah ular yang paling mematikan didunia. Bisa nya yang 11 omg bisa untuk membunuh 100 orang atau 250.000 tikus. Bisa ular paling mematikan didunia ini setara dengan 750 kali ular kobra!Ular ini dapat ditemukan di Australia.
Wah, kok lagi-lagi di Australia ya..
Eastern Brown Snake
Eastern Brown memiliki habitat di Australia bagian Tengah. Ular tersebut dapat bergerak cepat, agresif dalam kondisi tertentu, bertarung dan memburu lawannya, serta dapat berulang kali menyerang lawan atau korbannya.
Eastern Brown memiliki bisa neurotoxin
dan pembeku darah. Dengan bisa tersebut, gigitan seekor Eastern Brown
yang masih remaja bahkan dapat mengakibatkan kematian bagi manusia.
Menurut sumber tulisan, bisa sebesar 1/14.000 ons telah cukup untuk
menghentikan kehidupan seorang manusia dewasa
Untungnya,
kasus gigitan (serangan) Eastern Brown terhadap manusia sangat jarang
terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan Eastern Brown yang hanya
bereaksi terhadap gerakan dan cenderung tidak menyerang manusia.
Blue Krait
Bisa ular Blue Krait adalah neurotoxin dan memiliki kekuatan 16 kali
lebih kuat dari bisa ular Cobra. Namun sayangnya, saya tidak dapat
memberikan padanan kata dalam bahasa Indonesia terhadap nama ular
tersebut (pembaca yang paham akan ular dipersilakan memberi tahu namanya
dalam bahasa Indonesia).
Blue
Krait berburu dan memangsa spesies ular lainnya, bahkan terhadap sesama
Blue Krait. Ular ini aktif di malam hari dan akan lebih agresif ketika
berada di dalam kegelapan, namun umumnya Blue Krait lebih sering
bersembunyi dan menghindar dari pada menyerang manusia.
Bisanya
yang kuat dapat dengan cepat menyebabkan kelumpuhan otot dengan cara
mencegah (menghambat) kinerja urat syaraf. Gejala berikutnya yang
mengikuti adalah eksitasi (excitation) berlebihan seperti kram,
gemetar dan kejang, yang berujung pada kelumpuhan. Korban gigitan Blue
Krait umumnya akan menemui kematian 6 – 12 jam setelah gigitan.
Untungnya,
korban gigitan Blue Krait sangat jarang karena sifat nokturnal mereka.
Sebelum ditemukan antivenin, tingkat kematian akibat gigitan Blue Krait
mencapai 85% bahkan pemberian antivenin masih belum menjamin
kelangsungan hidup sang korban. Pemberian antivenin baru dapat menekan
tingkat kematian hingga 50%
Bahkan jikapun sang korban berhasil dibawa ke rumah sakit, resiko koma permanen dan bahkan kematian (kerusakan) otak akibat hypoxia
sering kali tidak dapat dihindari. Hal tersebut disebabkan oleh lamanya
transportasi yang memberi peluang bagi bisa untuk beredar dalam darah.
Namun pemberian antivenin dalam waktu yang tepat, dapat menekan akibat
yang negatif pada korban.
Taipan
Dalam sebuah percobaan diketahui, ular Taipan mempunyai bisa cukup kuat yang dapat membunuh sebanyak 12.000 kelinci, Bisa ular Taipan berupa nurotoxic sangat kuat yang bekerja dengan cara membekukan (menggumpalkan) darah sang korban sehingga mempersempit atau menyumbat arteri (vena). Secara umum, ular Taipan memiliki persamaan dengan Black Mamba, baik secara morfologi, ekologi dan perilaku.
Sebelum
ditemukannya antivenin (serum anti bisa), korban gigitan Taipan tidak
ada yang selamat dimana para korban umumnya mengalami kematian satu jam
setelah gigitan ular tersebut. Meski demikian, korban yang telah
mendapat antivenin-pun tetap harus dirawat secara intensif.
Black Mamba
Black Mambaadalah ular berbisa terbesar di Afrika dan ular berbisa terbesar kedua di dunia. Hanya King Cobra yang lebih besar. Mamba hitam dewasa memiliki panjang rata-rata 2,5 meter (8,2 kaki) dan panjang maksimum 4,5 meter (~14 kaki).Dinamakan mamba hitam karena warna hitam di dalam mulutnya, bukan karena warna kulitnya yang abu-abu. Mamba hitam memiliki reputasi sebagai ular bergerak tercepat di dunia, dan telah diklaim bergerak sampai 20 km/jam (12,5 mil per jam).
Satu gigitan dari Mamba Hitam menyuntik racun cukup untuk membunuh 20-40 manusia dewasa, dengan mudah membunuh seseorang jika anti-racun yang cocok tidak diberikan tepat waktu.
Tiger Snake
nah ini ada Satu lagi yang beracun dari Australia si tiger snake ato disebut juga ular macan...
serem banget ya australia,,,banya ular ular berbisanya,,,,
Philippine Cobra
Sebagian besar spesies Cobra memang memiliki bisa yang kuat, sedangkan Cobra Filipina adalah satu-satunya Cobra yang memiliki bisa paling kuat. Cobra Filipina juga satu-satunya Cobra yang mampu menyemburkan bisa hingga mencapai jarak 3 (tiga) meter
Meski luka bekas gigitan Cobra sangat kecil, namun bisa (neurotoksin)
yang disuntikkan akan mengganggu transmisi sinyal saraf dengan mengikat
jaringan disekitar otot. Korban gigitan Cobra akan mengalami gejala
sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, diare, pusing, pingsan dan
kejang-kejang. Bisa Cobra Filipina mempengaruhi fungsi jantung dan
pernafasan serta neurotoksisitas (kegagalan pernafasan) yang
mengakibatkan kematian dalam tiga puluh menit
Vipers
Viper aktif dimalam hari dan memiliki kecenderungan cepat marah. Seperti halnya Death Adder,
Viper juga memiliki gerakan sangat cepat. Spesies ini kebanyakan
memiliki racun yang menyebabkan rasa sakit di sekitar luka bekas gigitan
yang diikuti dengan pembengkakan di daerah tersebut 48-72 jam kemudian.
Pendarahan
adalah gejala umum yang bagi korban terutama di bagian gusi. Terjadi
pula penurunan tekanan darah, begitu juga dengan detak jantung. Nekrosis
jarang terjadi dan biasanya terbatas pada otot di dekat gigitan. Tetapi
dalam kasus ekstrim, Nekrosis dapat juga terjadi, bahkan pembusukan dan
kehilangan sebagian anggota tubuh kadang tak dapat dihindarkan
Korban
gigitan Viper umumnya akan mengalami muntah dan wajah bengkak (hanya
1/3 korban gigitan mengalami pembengkakan pada bagian wajah). Rasa
sangat nyeri kadang akan dirasakan selama 2-4 minggu. Perubahan warna
kulit dapat juga terjadi pada daerah yang bengkak, hal ini terjadi jika
terjadi kebocoran sel-sel darah merah dan plasma ke dalam jaringan otot.
Kematian akibat dari septicaemia (kegagalan pernafasan atau jantung) dapat terjadi setelah 1 sampai 14 hari (kadang lebih) pasca gigitan.
Death Adder
Spesies Death Adder ditemukan di Australia dan New Guinea. Spesies ular ini adalah pemburu dan pemangsa spesies ular lainnya. Secara fisik, Death Adder memiliki tampilan sangat mirip dengan ular beludak (Viper), seperti : kepala pendek berbentuk segitiga dan badan pendek. Kecepatan Death Adder dalam menyerang sangat luar biasa. Dari posisi diam lalu menyerang dan kembali ke posisi diam hanya membutuhkan waktu 0.13 detik.
Death
Adder biasanya menyuntikkan bisa sekitar 40-100 mg, dan bisa Death
Adder adalah salah satu bisa ular yang paling berbahaya di dunia. Bisa
Death Adder mengandung neurotoxin yang menyebabkan kelumpuhan dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu 6 (enam) jam sebagai efek dari kegagalan pernapasan.
Reaksi
racun Death Adder tergolong lambat dan pengaruh bisa tersebut akan
mencapai puncaknya dalam waktu 24-48 jam. Sebelum ditemukannya serum,
prosentase kematian akibat gigitan Death Adder mencapai 50%. Namun saat
ini Antivenin (serum) sudah terbukti berhasil menekan tingkat kematian
akibat gigitan ular tersebut.
Rattlesnake
Ular Rattlesnake merupakan salah satu ular berbisa mematikan di dunia. Yang paling terkenal dari jenisnya adalah Western Diamondback Rattlesnake, hewan asli Meksiko utara dan Amerika Serikat barat-daya ini mampu tumbuh hingga berat 34 pound (15,4 Kg) dengan panjang 6 feet (1,8 m) dan memiliki taring sepanjang 1/2 inch (1,3 cm).
sumber