Rabu, 18 Juli 2012

Menjelang Bulan Puasa, Wasapada dengan Uang Palsu


Waspadai Uang Palsu Jelang Bulan Puasa!

Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
MEDAN - Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara meminta masyarakat meningkatkan kehati-hatian dalam menerima uang hasil transaksi jual beli menjelang Ramadan dan Lebaran.

Pasal di Sumatera Utara, tren temuan uang palsu terus meningkat sejak awal tahun, dan dikhawatirkan tingginya frekuensi perpindahan uang akibat aktifitas perdagangan menjelang Ramadan dan Lebaran, menjadi kesempatan bagi pengedar uang palsu untuk mengambil keuntungan.

"Sampai Juni 2012 tercatat sebesar Rp71,09 juta uang palsu dengan jumlah lembar sebanyak 1.166 lembar telah ditemukan pada transaksi perbankan. Untuk Juni 2012 saja tercatat jumlah temuan upal sebanyak 221 lembar dengan rincian 50 lembar pecahan uang Rp100 ribu, 160 lembar pecahan uang Rp50 ribu, tujuh lembar pecahan uang Rp20 ribu, dua lembar pecahan uang Rp10 ribu dan dua lembar pecahan uang Rp5.000 dengan total nilai nominal sebanyak Rp13.170.000. Trennya di Sumut memang meningkat sejak awal tahun. Seperti pada bulan lalu Mei lalu cuma Rp11.005.000, sementara Juni ini sudah Rp13.170.000," terang Deputi Direktur Divisi Sistem Pembayaran BI Kantor Wilayah Sumatera Utara dan Aceh Kahfi Zulkarnaen pada Okezone, Rabu (18/7/2012).

Kahfi menambahkan, mengidentifikasi uang palsu sejatinya tidak terlalu rumit. Dengan penerapan teknik 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) saja sejatinya masyarakat dapat terhindar dari peredaran uang palsu. Namun ia mengaku masyarakat selama acuh dan baru sadar setelah menjadi korban.

"Saat ini transaksi uang fisik kan biasanya untuk transaksi perdagangan kecil. Yang kalau masyarakat waspada tentunya peredarannya bisa ditekan. Khususnya untuk pedagang pasar yang biasanya duitnya dikucel-kucel dan enggak diperiksa. Padahal kalau uang palsu yang diterima ruginya bisa kemana-mana kan," imbaunya.

Kahfi juga mengingatkan masyarakat agar pada periode penukaran uang baru pecahan kecil menjelang Lebaran nanti, masyarakat dapat menghindari penggunaan calo. Masyarakat dipersilahkan menukar langsung ke loket-loket yang akan disebar Bank Indonesia di sejumlah tempat.

"Kalau menemukan upal, kita harap segera laporkan. Masyarakat tidak perlu takut. Memang uang palsunya kita tidak ganti, tapi paling tidak itu akan membantu masyarakat terhindar dari kejadian yang sama. Khususnya untuk lebaran nanti, hati-hati dengan calo uang. Karena tidak ada yang menjamin uang yang ditukarkan mereka itu uang asli. Di momentum itu pula biasanya peredaran uang palsu merebak," tutupnya.