Kapal selam masa Perang Dunia (PD) II itu menyisakan cerita. Pada 1945, dua kapal selam milik AL Jepang itu berhasil direbut AL AS. Setahun berikutnya, Uni Soviet menuntut hak kepemilikan atas dua kapal selam ini.
AS tidak rela jika dua armada perang berteknologi canggih ini jatuh ke tangan mantan sekutunya, Uni Soviet. Maka, dua kapal selam bersejarah ini pun ditenggelamkan ke dasar samudera.
Maret 2005, tim penelusur kapal yang berasal dari National Atmospheric Administration menemukan satu dari dua kapal yang sengaja ditenggelamkan, The Imperial Japanese Navy's I-401.
Tahun ini, tim yang sama berhasil menemukan "saudara" kapal I- 401, yakni I-201. Kapal ini dirakit untuk membawa pasukan AL Jepang yang bertolak ke kawasan pesisir AS lewat jalur bawah laut.
I-401 mampu mengangkut 800 kg bom yang diletakkan di hanggar. Jika perintah peluncuran bom telah diteriakkan komandan kapal, maka bom akan dilontarkan dari alat pelanting yang telah disiapkan di dek kapal. Selain itu, kapal ini dilengkapi dengan pelampung khusus, sehingga kapal dapat mengapung di atas air.
Hingga kini, Jepang masih berhasrat untuk memiliki kembali I-201. Kapal ini mampu mengapung di atas permukaan air, dan dapat melontarkan tikus-tikus berpenyakit dan insektisida pembawa wabah kolera, demam berdarah, dan tifus.
Koordinator pusaka maritim dari Marine Sanctuaries, Kepulauan Pasifik, Dr Hans Van Tillburg menyatakan bahwa I-201 tidak ada duanya pada masa Perang Dunia II.
"Kapal ini memiliki bentuk yang kokoh. Selain itu, kapal dilengkapi dengan menara yang menjulang, dan senjata yang dapat tertarik ke dalam dan terdorong ke luar secara otomatis," ujarnya.
Tillburg menambahkan, dengan bentuk dan kecanggihan yang dimiliki I-201, kapal ini selayaknya kapal selam Perang Dingin. Kapal superior I-201 mampu mengangkut 144 pasukan dan melakukan perjalanan bawah laut sejauh 37.000 mil. Kapal ini berukuran tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kapal selam lain yang pernah berjaya pada masanya.
sumber