Yang paling terkenal adalah tabel pilihan jenis kelamin. Tabel ini
memberikan petunjuk kemungkinan terbesar untuk mendapatkan anak laki -
laki atau perempuan berdasar usia ibu, dan bulan - bulan terjadinya
pembuahan.
Pada tabel (terlampir), bayi laki - laki diberi tanda "X", bayi
perempuan tanda "O". Baris bagian atas menunjukkan usia ibu, lajur
pertama bulan - bulan dalam setahun. Misalnya, bila si ibu berusia 27
tahun, terjadi pembuahan pada bulan September, maka kemungkinan
terbesarnya akan lahir anak laki - laki. Bila Nopember, kemungkinan
besar lahir anak perempuan.
Tabel yang telah berusia 900 tahun ini kali pertama ditemukan di sebuah
makam kerajaan kuno di dekat Beijing. Kini naskah aslinya di simpan di
Institut Ilmu Pengetahuan Beijing. Setelah melalui beberapa penelitian,
para ahli Cina mengakui tabel itu 99% akurat.
Bagi masyarakat modern yang sudah terbiasa dengan konsep medis, tentu
sulit menerima cara ini. Tetapi dr Ron Wells, seorang dokter Australia
yanh pernah menghasilkan buku laris Sexual Odds, mengatakan, teori
semacam itu sangat mungkin diterima. "Riset bertahun - tahun menunjukkan
bahwa teori semacam itu ada juga hasilnya. Dan sebenarnya tidak
terlalu misterius." ujarnya.
Menurutnya, mesku tampak misterius, teori Cina itu bisa dijelaskan
secara ilmiah. Yang pertama, secara alamiah, rasio kelahiran bayi laki -
laki memang lebih banyak daripada bayi perempuan. Secara otomatis,
semakin banyak kelahiran, semakin banyak pula bayi laki - laki.
Demikian pula pada suatu pasangan, semakin sering dilakukan hubungan
badan, semakin besar pula kans untuk mendapatkan bayi laki - laki. Dr
Wells mencontohkan di Australia, sembilan bulan setelah liburan Natal
dan tahun baru, lebih banyak lahir bayi laki - laki.
"Dan jenis kelamin bayi lebih ditentukan oleh berapa kali pasangan
melakukan hubungan seks dalam sebulan, bukan pada bulan apa dia
melakukan hubungan seks." tegasnya.
Jenis kelamin bayi, menurut Wells ternyata juga dipengaruhi usia ibu. Semakin muda usia ibu, bayinya semakin cenderung laki - laki.
"Tapi, tanpa mengetahui perayaan atau liburan apa yang terjadi di Cina
900 tahun yang lalu, sulit bagi saya untuk menentukan apakah tabel Cina
itu sesuai untuk masyarakat di negara lain yang kondisi alamnya
berlainan. Meski demikian, saya juga tidak bisa mengatakan bahwa tabel
itu tidak bisa dibenarkan." tambah Wells. (kaskus)