Kamis, 31 Januari 2013

Kisah Nyata Mita Tobing Sebagai Rentenir Judi

Mita Tobing, Kisah Nyataku Sebagai Rentenir Judi
Janke, istilah bagi seseorang yang meminjamkan modal kepada para penjudi dengan mengambil keuntungan satu persen dari total nilai uang yang dipinjamkan. Inilah pekerjaan yang dijalani oleh Mita Tobing.

"Untuk arena judi, saya sudah dikenal. Saya bisa satu malam dapat sampai 100 juta, 50 juta karena saya itu bekerja 1x24 jam, bahkan 2x24 jam. Saat itu pasti bangga karena dapat hasil yang dibawa pulang," demikian Mita menuturkan kisah nyata kehidupannya.

Rasa bangga semakin dirasakannya ketika ia dipercaya seseorang untuk membawa para penjudi menghamburkan hartanya di luar negeri. "Ketika itu saya harus full up mereka. Karena apa? Karena semua fasilitas saya yang sediakan. Kamar, tiket pesawat pulang pergi, semua makan mereka, semua start mereka mau main saya yang fasilitasi semua. Mereka tinggal duduk semua seperti raja"

"Pada saat itu, saya tidak pernah tertekan atau merasa itu dosa."
Namun, kehidupan rumah tangganya tidak seindah kehidupannya yang penuh hura-hura. "Sebagai ibu rumah tangga, saya juga jadi bapak rumah tangga karena saat itu saya juga harus membiayai suami saya"
"Saya tidak peduli dia mau pakai apa uang itu. Terkadang saya tidak kuat untuk memberikan nilainya banyak, tetapi karena rasa takut saya akhirnya saya kasih, karena saya pernah dipukul"
Bukan hanya dipukul, Mita pernah melihat suaminya intim dengan seorang wanita yang tidak dikenalnya. "Saya diam ajalah pas dia bilang "wanita itu orang gila" atau apa saja karena saya pernah berteriak di jalanan, saya bilang "rumah ini tidak pernah mesra", saya bilang seperti itu, saya mau dia perhatikan saya sebagai istri, tetapi itu tidak pernah saya dapat"
"Jadi ketika itu saya rasakan, saya harus bisa untuk hidup karena saya tidak mungkin bergantung kepada suami saya"

Pilihan bekerja sebagai rentenir di tempat perjudian pun diambil Mita. Selain karena saat itu sang suami sudah terlebih dahulu bekerja disana, bujukan mendapatkan keuntungan besar dari temannya semakin menguatkan ia untuk terjun ke "tempat basah" itu.
"Jadi ketika itu saya masih kecil permainannya. Semakin lama semakin besar, akhirnya rentenir itu dihilangkan, jadilah saya janke," tutur Mita  
Lambat laun, pekerjaan sebagai janket memang membuat Mita mandiri secara finansial. Ia dapat membeli apa saja yang ia dan anak-anaknya mau. Akan tetapi,  bergelimang harta ternyata tidak membawa kebahagiaan.  

Bertahun-tahun keluarga yang dibangun oleh Mita dan suami seperti berada di dalam api neraka. Tak ada kasih yang terlihat disana. Rasa acuh tak acuh antar suami istri dan percekcokan menjadi pemandangan yang tak asing dilihat tiap-tiap hari.
"Suami saya itu tidak pernah perduli dengan keadaan saya, jadi saya pun tidak terlalu minta perhatian. Jadi, untuk apa lagi berbicara, gak ada gunanya saya pikir. Hampir 15 tahun, saya tidak pernah berbicara dengan suami saya, satu rumah"
Keadaan Mita semakin hancur setelah semua yang dikerjakannya tidak membuahkan hasil. Stress dengan hal ini, akhirnya ia pun mencurahkan isi hatinya kepada saudaranya.
"Disitu saya memang sudah harus ikut Tuhan, tetapi saya mengeraskan hati selalu. Saya tiap hari ibadah, tetapi tidak pernah saya menjadi baik"

Masih bergumul dengan hidup benar, wanita asal Tapanuli ini ternyata di luar pikirannya mengalami suatu kejadian yang aneh. "Tiba-tiba perut saya membesar seperti hamil 8 bulan. Saya pikir ini kenapa, saya gak tahu ini gara-gara apa. Jadi, disitulah saya harus meninggalkan kehidupan lama saya ini. Tidak ada pilihan, tinggalkan saja ini karena ini bukan pilihan untuk hidup saya selanjutnya. Itulah pikiran saya ketika itu"
"Saya merasa saya jijik. Ketika itu saya berbicara kepada Tuhan, "Tuhan, tolong saya, pulihkan rumah tangga saya ini, supaya saya bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik di rumah"
Dibantu oleh saudara perempuannya, Mita pada akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dosa-dosanya dan berbalik kepada jalan Tuhan. "Saya merasakan damai sejahtera, sukacita, dan tidak ada rasa takut lagi dan apapun segala kehidupan saya dan bahkan anak-anak saya, saya serahkan di dalam tangan Tuhan"

Mukjizat terjadi, sesaat setelah mengatakan seperti itu, perutnya yang membesar secara ajaib kempes.
Tidak berhenti disana, beberapa waktu kemudian di saat suaminya sedang dalam keadaan sekarat, Tuhan bekerja memulihkan hubungan rumah tangga Mita. Saling maaf-memaafkan terjadi diantara dua insan manusia tersebut. Air mata pun mengalir di wajah mereka berdua. Walau singkat, tetapi ini sudah cukup untuk merekonsiliasi dan menyatukan hati keduanya yang sudah terpisah jauh.

Dan sebuah babak baru kehidupan Mita dimulai sejak itu. "Saya sudah memutuskan seluruh hubungan saya dengan orang-orang yang dulu ada di dalam kehidupan saya itu. Walaupun mereka mendatangi rumah saya dan mengajak saya, dengan tegas saya katakan tidak"
Mita benar-benar bertekad meninggalkan kehidupan lamanya. Kini ia menyerahkan hidupnya untuk mengabdi kepada Tuhan.

"Saya dulu punya duit tetapi tidak sukacita karena hidup di dalam dosa. Sekarang saya sukacita walaupun hidup saya pas-pasan, tetapi saya percaya Tuhan pasti memelihara saya menurut kemuliaan dan kekayaan Tuhan Yesus Kristus. Jadi apapun yang terjadi di dalam kehidupan saya, saya tetap sukacita," ungkap Mita mengakhiri kesaksiannya.
Kisah nyata ini dituturkan langsung oleh Mita Tobing



sumber artikel : Jawaban.com