aat itu pukul 10.20 WIB satu seperempat abad yang lalu,
1883, sebuah gunung berapi meletus di Selat Sunda. Gunung Krakatau
(orang barat menyebutnya Krakatoa) yang saat itu menjuntai di Pulau
Krakatau memuntahkan amarahnya dengan kekuatan setara 200 megaton TNT.
Asal tahu saja, jumlah TNT sebesar itu setara dengan 13,000 kali Little
Boy, bom atom yang meremukkan Hiroshima di Jepang pada 1945. Benar-benar
dahsyat.
Kedahsyatan
ledakkan Krakatau bisa dilihat juga dari jumlah korban tewas. Sebanyak
36,417 orang meregang nyawa karena amuknya, 165 permukiman hilang dari
permukaan bumi, dan 132 desa luluh lantak porak poranda. Letusan
Krakatau juga memicu terjadinya tsunami yang terasa hingga Hawaii dan
pantai barat Amerika, sebuah jarak yang bagi banyak orang belum pernah
terbayangkan sebelumnya karena saking jauhnya. Kapal yang sedang berada
di Afrika Selatan konon sampai terhempas gara-gara tsunami yang
bersumber dari ujung Pulau Jawa ini.
Ada
lagi rekor yang dibuat Krakatau: suara ledakkan terdengar sampai Perth
di sebelah Timur yang berjarak 3,110 kilometer dan di sisi barat
penduduk di Rodrigues, dekat Mauritius yang berjarak 5,000 kilometer
bisa mendengar "desahan" Krakatau. Ini berarti sekitar seperdelapan
penduduk planet bumi bisa mendengar Krakatau sedang mengamuk dahsyat.
Usai
ledakan, planet ini sempat gelap tertutup abu vulaknis yang menutupi
atmosfer. Sinar mentari tidak mampu menembus tebalnya debu yang
beterbangan. Asal tahu saja, Krakatau memuntahkan 25 kilometer kubik
batu dan abu ke udara. Wah, seperti mau kiamat dong…
Foto
yang menghiasi lema ini adalah dari Illustrated London News yang terbit
pada 8 September 1883 (Anda bisa membeli replika halaman depan koran
itu seharga 184 dollar di Amazon). Sementara itu pada 1927 sebuah gunung
"menjebul" lahir dari bekas lokasi Gunung Krakatau. Dia dinamakan Anak
Krakatau.
sumber