Hm., kalo aku uda sebelumnya uda perna nyinggung nama Al Khawarizmi
dalam Asal Mula Angka Nol ., maka kali ini aku akan bahas lebih spesifik
mengenai sosok yang mendapat julukan sebagai Bapak Matematika (aljabar)
ini.,
.
Nama lengkapnya adalah
Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi, lahir di Khawarizm (Kheva, sekarang Usbekistan) sekitar 780 M. Saat dewasa ia pindah ke
Bagdad – Irak untuk menuntut ilmu pengetahuan
. Pada masa itu kota
Bagdad berada dalam masa cemerlang sebagai pusat ilmu pengetahuan.
Saat itu, Baghdad adalah kota yang luar
biasa berharga bagi umat manusia. Sebab, tak hanya indah dan menyimpan
kekayaan peradaban masa silam, Baghdad juga menjadi saksi tingginya
kebudayaan dan semangat keilmuan yang membawa umat manusia ke era
kemajuan sains dan filsafat. Puncaknya, terjadi pada saat khalifah
kelima, yaitu Khalifah Harun ar-Rasyid, seorang khalifah Abbasiyah yang
terkenal. hm..,kotanya pasti keren banget yaaa
Harun Ar-Rasyid segera mendirikan Bait
Al-Hikmah tak berapa lama setelah ia naik tahta. Bait Al-Hikmah adalah
lembaga yang berfungsi sebagai pusat pendidikan tinggi. Dalam waktu dua
abad, Bait al-Hikmah ternyata berhasil melahirkan banyak pemikir dan
intelektual Islam. Diantaranya, ilmuwan seperti Al-Khwarizmi dan
Al-Battani.
Penulis Kitab Aljabar (Matematika) Pertama
Beliau adalah seorang ilmuan jenius pada
masa keemasan Baghdad, dan sangat besar sumbangsihnya terhadap ilmu
aljabar dan aritmetika. Karyanya, Kitab Aljabr Wal Muqabalah (Pengutuhan Kembali dan Pembandingan) merupakan pertama kalinya istilah aljabar muncul dalam kontesk disiplin ilmu.
Nama aljabar diambil dari bukunya yang
terkenal tersebut. Karangan itu sangat populer di negara-negara barat
dan diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin dan Italia. Bahasan
yang banyak dipelajari oleh ilmuwan barat dari karangan Al-Khawarizmi
adalah tentang persamaan kuadrat.
Jasa Al-Khwarizmi dalam ilmu ukur sudut
juga luar biasa. Tabel ilmu ukur sudutnya yang berhubungan dengan fungsi
sinus dan garis singgung tangen telah membantu para ahli Eropa memahami
lebih jauh tentang ilmu ini. Ia mengembangkan tabel rincian
trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus dan kotangen serta konsep diferensiasi.
Selain mengarang kitab diatas, ia juga
menulis beberapa buku yang banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin
pada awal abad ke-12, oleh dua orang penerjemah terkemuka yaitu Adelard
Bath dan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmetikanya, satu diantaranya
berjudul Kitab Al-Jam’a wal-Tafriq bil Hisab al-Hindi (Menambah
dan Mengurangi dalam Matematika Hindu), hanya dikenal dari terjemahan
berbahasa latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai
buku pegangan dasar oleh universitas2 di Eropa.
Kedua buku karya Al Khawarizmi tersebut
banyak menguraikan tentang persamaan linier dan kuadrat, penghitungan
integrasi dan persamaan dengan 800 contoh yang berbeda, tanda-tanda
negatif yang sebelumnya belum dikenal oleh bangsa Arab. Dalam Al-Jama’
wa at-Tafriq, Al-Khwarizmi menjelaskan tentang seluk-beluk dari kegunaan
angka-angka, termasuk angka nol dalam kehidupan sehari-hari. Karya
tersebut juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.
Penemu Algoritma
Dalam bidang aritmetika, Al-Khawarizmi menulis kitab Al-Jam wal Tafriq bi Hisab al-Hid
(Book of Addition Substraction by the Methode Calculation). Edisi asli
berbahasa Arab telah hilang, tapi versi lainnya ditemukan pada tahun
1857 di perpustakaan Universitas Cambridge. Karya Al-Khawarizmi itu
dikenal sebagai buku pelajaran pertama yang ditulis dengan menggunakan
sistem bilangan desimal. Meskipun masih bersifat dasar, ini merupakan
titik awal penyeimbangan ilmu matematika dan sains.
Terminologi algoritma, mungkin bukan
sesuatu yang asing bagi kita di Eropa, karyanya diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin sebagai Alchwarizmi, Alkarismi, Algorithmi, Algorismi. Di literatur barat beliau lebih terkenal dengan sebutan Algorizm. Panggilan inilah yang kemudian dipakai untuk menyebut konsep algoritma yang ditemukannya.
Para pelajar Eropa mengaitkan
Al-Khawarizmi ini dan New Arithmetic yang pada akhirnya menjadi basis
notasi angka, dimana notasi penulisan angka Arab dikenal dengan Algorism
atau Algoritma. Dalam sejarah ilmu pengetahuan, Al-Khwarizmi dikenal
sebagai pengembang aritmetika dan geometri. Perhitungan logaritma yang
dewasa ini digunakan secara luas di bidang komputer (sains &
engineering), diketahui berasal dari hasil pemikirannya. hm.., kereeeen
(ampe tercengang
)
Orang Pertama yang Memperkenalkan Angka 0 (Nol)
Naah seperti yang aku bahas dalam Asal Mula Angka Nol .,beliau
memang bukan penemu angka nol, tapi beliaulah orang pertama di dunia
yang memperkenalkan angka nol sebagai suatu bilangan dalam ranah ilmu
pengetahuan.
“Kosong”, atau nol, bukan sebarang
angka, penemuannya merevolusikan pemikiran matematik dan sains moden.
Angka nol ini sudah digunakan di dunia Arab-Islam pada kurun kesembilan.
Angka nol baru diperkenalkan di Eropah pada awal abad ke-13, dibawa
oleh pemikir Itali, Fibonacci, dalam tahun 1202 melalui karya popularnya
Liber Abaci. Sifar adalah kata arab untuk
angka nol. Perkataan sifar ini juga membentuk perkataan cipher dalam
bahasa Inggeris yang membawa masud “tiada apa-apa”, ”simbol”, atau
“pesan rahasia”.
Sebelum dipopularkan Al-Khwarizmi, Ifrah
menyebut, beberapa nomor kosong di tulisan-tulisan pada batu ditemui
antaranya prasasti tembaga Sankheda di India pada 594, Trapaeng Prei di
Kemboja (683), Kedukan Bukit, Sumatera (683), Kota Kapor, Sumatera
(686), Dinaya, Jawa (793), Po Nagar, Vietnam (813) dan Bakul, Vietnam
(829).
Di wilayah Indonesia angka nol ditemukan
pada tiga perkataan pembilangan duaratus (200), sariwu tluratus sapulu
dua (1312) dan dualaksa (20,000) pada prasasti Kedukan Bukit pada tahun
683, perkataan sapuluh dua (12) dan dua laksa (20,000) di prasasti
Telaga Batu (Sumatera) pada 683.
Ahli Astronomi dan Geografi
Al-Khwarizmi juga dikenal sebagai ahli
astronomi yang mendasarkan diri pada pemikiran Ptolemaeus, yaitu
astronom Iskandariyah yang hidup di abad ke-2 (100-178 M). Sumbangan
penting Al-Khwarizmi di bidang astronomi adalah pedoman penentuan garis
lintang dan garis bujur untuk membuat peta yang lebih akurat
dibandingkan dengan temuan Ptolemaeus.
Di bawah Khalifah Ma’mun, sebuah tim
astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran
bumi. Penelitian ini dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya hanya
selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah
perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Al-Khwarizmi
juga menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang
matahari.
Hasil pemikiran Khwarizmi di bidang
geografi juga sangat mengagumkan. Dia tidak hanya merevisi pandangan
Ptolemeus dalam geografi tapi malah memperbaiki beberapa bagiannya.
Tujuh puluh orang geografer pernah bekerja dibawah kepemimpina Al
khwarizmi ketika membuat peta dunia pertama di tahun 830. Ia dikisahkan
pernah pula menjalin kerjasama dengan Khalifah Mamun Al-Rashid ketika
menjalankan proyek untuk mengetahui volume dan lingkar bumi.
Buku geografinya berjudul Kitab Surat-al-Ard (bentuk
rupa bumi) yang memuat peta-peta dunia dan menjadi dasar geografi Arab.
Karya tersebut masih tersimpan di Strassberg, Jerman. Bukunya tersebut
telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris.
Penerjemah
Khalifah Al-Ma’mun sangat tertarik oleh Al-Khawarizmi, sehingga pada
suatu saat sang khalifah memanggil Al-Khawarizmi dan terjadilah
percakapan :
Khalifah : “Hai anak muda, kemarilah!”
Al-Khawarizmi : “Ada apa tuan?”
Khalifah : “Maukah engkau belajar bahasa Sansekerta?”
Al-Khawarizmi : “Tentu saja, Tuan,”
Pada masa itu, bahasa Sansekerta merupakan bahasa yang banyak
diminati orang untuk dipelajari. Penyebabnya bahasa Sansekerta merupakan
bahasa pengantar dari buku-buku ilmu pengetahuan India.
Dengan biaya dari sang khalifah, Al-Khawarizmi kemudian belajar
bahasa Sanskerta hingga mahir. Setelah tiu, ia diberi tugas untuk
menerjemahkan sebuah buku berbahasa Sansekerta yang berjudul Siddhanta.
Buku yang membahas ilmu astronomi ini, diterjemahkan Al-Khawarizmi ke
dalam bahasa Arab dengan sangat baik. Pada tahun 830 M, Al-Khawarizmi
mendapat tugas lagi untuk menerjemahkan buku geografi karya Ptolomeus,
seorang ilmuwan Yunani.
Dunia Berhutang Kepada Islam
Sebelum mengenal peradaban Islam,
keadaan negeri-negeri Barat sungguh memprihatinkan. Dalam buku Sejarah
Umum karya Lavis dan Rambon dijelaskan bahwa Inggris Anglo-Saxon pada
abad ke-7 M hingga sesudah abad ke-10 M merupakan negeri yang tandus,
terisolir, kumuh, dan liar. Tempat kediaman dan keamanan manusia tidak
lebih baik daripada hewan. Eropa masih penuh dengan hutan2 belantara.
Mereka tidak mengenal kebersihan. Kotoran hewan dan sampah dapur dibuang
di depan rumah sehingga menyebarkan bau-bau busuk. Dan kota terbesar di
Eropa penduduk-nya tidak lebih dari 25.000 orang. ya ampuuunnn
Kondisi di atas jauh banget bedanya ama
keadaan kota-kota besar Islam pada waktu yang sama. Seperti di kota
Cordoba, ibukota Andalus di Spanyol. Cordoba dikelilingi taman-taman
hijau. Penduduknya lebih dari satu juta jiwa. Terdapat 900 tempat
pemandian, 283.000 rumah penduduk, 80.000 gedung-gedung, 600 masjid, 50
rumah sakit, dan 80 sekolah. Semua penduduknya terpelajar. Karena
orang-orang miskin pun menuntut ilmu secara cuma-cuma.
Selain ketinggian peradaban Islam, para ilmuwan Muslim juga punya peran besar dalam memajukan ilmu pengetahuan dunia.
Wafat
Al-Khwarizmi meninggal pada tahun 262
H/846 M dalam usia 67 tahun, di Bagdad dan meninggalkan banyak karya
besar yang bermanfaat bagi peradaban umat manusia, bahkan bukunya sampai
sekarang tetap menjadi rujukan para ilmuwan modern.
Pada
tahun wafatnya Al-Khwarizmi (850 M), lahirlah Al-Battani, yang bernama
lengkap Abu Abdallah Mohammad ibn Jabir ibn Sinan al-Raqqi al-Harrani
al-Sabi al-Battani. Turut berduka buat Al-Khawarizmi
Yaa begitulah kurang lebih biografi sang
bapak matematika ini., kalo kurang puas bisa googling sana-sini., masih
banyak fakta dibalik kehidupan Al-Khawarizmi lainnya., capek juga bikin
artikel sgini panjangnya.,, but., keep sharing
sumber