Vitamin dan mineral dikenal sebagai mikronutrients, merupakan salah satu komponen yang penting dari nutrisi.
Berikut
beberapa diantaranya: asam folat (vitamin B9), iodium, zat besi,
vitamin A, zinc, dan vitamin B lain termasuk tiamin (vitamin B1),
riboflavin (vitamin B2), niasin (B3), cobalamin (vitamin B12), dan
pyridoxine (vitamin B6 ).
Tanpa
komponen tersebut, akan banyak anak-anak yang mengalami cacat lahir,
kebutaan, dan mengalami ketidakmampuan untuk belajar dengan baik.
Setiap
tahun lebih dari satu juta anak di bawah lima tahun meninggal karena
kekurangan vitamin A dan zinc. Kekurangan vitamin dan mineral
memengaruhi sekitar dua miliar penduduk dunia.
Kekurangan Asam Folat
Kekurangan Asam Folat
Asam folat (vitamin B9) memainkan peran kunci dalam pembelahan sel dan pertumbuhan jaringan.
Defisiensi asam folat meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan tabung saraf (neural tube) yang cacat dan kecacatan lain.
Spina bifida dan anencephaly, merupakan dua jenis kecacatan pada tabung saraf yang paling sering terjadi.
Kelainan
ini terjadi ketika tabung saraf tidak menutup dengan sempurna,
sehingga otak atau spinal cord bayi akan terpapar cairan ketuban.
Kecacatan pada tabung saraf diperkirakan memengaruhi 300.000 atau lebih bayi baru lahir setiap tahunnya.
Kekurangan
asam folat juga dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif pada orang
dewasa. Hal ini cenderung lebih sering terjadi pada masyarakat yang
lebih banyak mengonsumsi sereal (rendah folat) dan sedikit sayuran
hijau dan buah-buahan (tinggi folat).
Kekurangan Iodium
Delapan belas juta anak per tahun lahir dengan gangguan mental
karena defisiensi iodium. Hampir dua milyar orang tidak tercukupi
kebutuhan iodium dari makanan yang mereka konsumsi,
sepertiganya merupakan anak usia sekolah.
Orang dengan defisiensi iodium kronis menunjukkan penurunan kecerdasan (IQ) mereka hingga 12,5-13,5 points.
Iodium
merupakan mineral penting bagi perkembangan dan pertumbuhan tubuh.
Tubuh memerlukan iodium untuk menghasilkan hormon yang mengatur
kelenjar tiroid.
Tanda
yang paling umum dikenal akibat kekurangan iodium adalah gondok, atau
pembengkakan kelenjar tiroid di leher. Kekurangan iodium terutama
mempengaruhi perkembangan otak.
Hal ini juga dapat menyebabkan kretinisme, kondisi paling parah dari keterbelakangan mental dan cacat fisik.
Kekurangan Zat Besi
Zat
besi dalam darah berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Oleh
karena itu zat besi sangat penting untuk kelangsungan hidup kita.
Tubuh
menyimpan zat besi di beberapa tempat. Perempuan memerlukan zat besi
lebih banyak daripada laki-laki. Selama kehamilan, untuk pertumbuhan,
bayi juga membutuhkan zat besi yang diambil dari darah ibu.
Pada
tahap yang lebih parah, kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia.
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin darah yang rendah.
Diperkirakan 40 persen penduduk dunia (yaitu lebih dari 2 milyar orang)
mengalami anemia.
Kekurangan
zat besi juga dapat merusak perkembangan otak serta meningkatkan
kematian ibu dan anak. Lebih dari 130.000 wanita dan anak-anak
meninggal setiap tahun karena kekurangan zat besi (anemia).
Kekurangan Vitamin A
Sistem
kekebalan tubuh membutuhkan vitamin A dalam jumlah kecil untuk
membantu melawan infeksi. Vitamin A juga penting bagi pertumbuhan dan
reproduksi.
Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan kerusakan penglihatan. Kekurangan vitamin A merupakan penyebab utama kebutaan pada anak.
Diperkirakan
250.000-500.000 anak-anak yang kekurangan vitamin A menjadi buta
setiap tahunnya. Setiap tahunnya seetengah dari anak-anak tersebut
meninggal.
Kekurangan
vitamin A juga menyebabkan rabun senja dan meningkatkan resiko
kematian anak, terutama karena diare dan campak, serta meningkatkan
angka kematian ibu.
Defisiensi Zinc (Seng)
Tubuh
manusia bergantung pada zinc untuk melakukan banyak fungsi termasuk
penyembuhan luka, pertumbuhan dan perbaikan jaringan, pembekuan darah,
metabolisme protein, karbohidrat, lemak dan alkohol, perkembangan
janin, serta produksi sperma.
Gejala
kekurangan yang cukup parah diantaranya adalah gangguan pertumbuhan,
diare, gangguan mental, dan terjadinya infeksi yang berulang.
Sekitar
20 persen dari populasi dunia memiliki resiko defisiensi zinc.
Daerah-daerah yang paling terpengaruh meliputi Asia Selatan (khususnya,
Bangladesh dan India), Afrika, dan Pasifik barat.
Percobaan
pemberian suplemen zinc dilakukan selama beberapa dekade terakhir pada
anak-anak dari negara-negara berkembang, telah menunjukkan tingkat
pertumbuhan yang lebih baik dan penurunan insiden diare, pneumonia, dan
berbagai penyakit menular.
Defisiensi Vitamin B12
Kekurangan
Vitamin B12 (cobalamin) menyebabkan kerusakan saraf, anemia
megaloblastik, dan gangguan fungsi kekebalan tubuh sehingga pada
akhirnya akan mengalami gangguan kesehatan lainnya. Jika terjadi pada
bayi dan anak-anak maka akan sangat menghambat perkembangan mereka.
Defisiensi Vitamin B lain ( Tiamin (B1), Riboflavin (B2), Niasin (B3), Piridoksin (B6))
Kekurangan
vitamin B banyak terjadi di beberapa negara berkembang, terutama
dimana konsumsi daging, buah-buahan, dan sayuran sangat rendah serta
lebih banyak mengonsumsi sereal yang telah digiling.
Ibu
hamil dan menyusui, bayi serta anak-anak adalah kelompok yang paling
beresiko mengalami kekurangan vitamin B. Kekurangan tiamin yang berat
dapat menyebabkan gagal jantung fatal atau neuropathy perifer.
Gejala
awal kekurangan riboflavin diantaranya kelemahan, kelelahan, sakit
pada mulut, mata terasa terbakar dan gatal. Kekurangan lebih lanjut
dapat menyebabkan disfungsi pada otak.
Kekurangan
niasin dapat menyebabkan pellagra, yang menyebabkan ruam kulit. Gejala
lain termasuk muntah, diare, depresi, kelelahan, dan hilangnya
ingatan.
Gejala
kekurangan vitamin B6 berat termasuk gangguan saraf (kejang epilepsi),
perubahan kulit dan mungkin anaemia.[tipskesehatanplus.com]