Seseorang yang sering mengantuk dan tampak lesu sepanjang hari punya risiko lebih tinggi untuk mengalami kegemukan. Sebab tanpa disadari, seseorang cenderung lebih sulit mengontrol pola makan saat berada dalam kondisi mengantuk.
Sering mengantuk dan tampak kurang bergairah menunjukkan bahwa seseorang terlalu banyak bergadang atau tidurnya kurang berkualitas. Pola tidur yang tidak sehat inilah yang akan memicu kegemukan, karena nafsu makannya jadi lebih tidak terkontrol.
Hubungan antara pola tidur dengan pola makan ini dibuktikan dalam sebuah penelitian di Columbia University, hasil kerjasama dengan New York Obesity Research Center. Hasilnya telah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah di Atlanta baru-baru ini.
Dalam penelitian tersebut, tim ahli yang dipimpin oleh Marie-Pierre St-Onge, PhD melakukan eksperimen terhadap 13 pria dan 13 wanita. Seluruh partisipan yang dilibatkan adalah orang dewasa yang sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit
tertentu.
Eksperimen dilakukan 2 kali, masing-masing dibedakan berdasarkan waktu tidur yang diberikan.
Dikutip dari WebMD, Jumat (25/3/2011), eksperimen pertama mewajibkan partisipan untuk tidur selama 9 jam dalam sehari sementara pada eksperimen berikutnya para partisipan hanya boleh tidur selama 4 jam.
Hingga hari ke-4 pada masing-masing eksperimen, partisipan menjalankan diet yang sama dengan pola makan yang ditentukan oleh tim ahli. Sementara pada 2 hari terakhir, partisipan bebas menentukan sendiri jenis dan porsi makan sesuka hatinya.
Ketika dibandingkan, partisipan cenderung mengkonsumsi makanan dengan porsi sekitar 300 kalori lebih banyak saat hanya diberi kersempatan tidur 4 jam. Dengan kata lain, makin sedikit kesempatan untuk tidur maka porsi makannya cenderung lebih banyak.
Dibandingkan pada pria, pengaruh pola tidur terhadap pola makan lebih tampak pada wanita yang rata-rata mengkonsumsi 328,6 kalori lebih banyak saat kurang tidur. Kalori ekstra yang dikonsumsi pria ketika kurang tidur hanya sekitar 262,7 kalori.[kumpulberita.com]