Senin, 29 Oktober 2012

Menara Lonceng Raksasa di Makkah


Umat Islam di seluruh dunia bisa menyetel jam tangan mereka saat berada di Makkah. Sebab, lonceng terbesar di dunia yang berada di dekat Masjidilharam mulai berfungsi dan beroperasi. Pemerintah Arab Saudi mulai mengujicobakan lonceng tersebut bersamaan dengan bulan puasa atau awal Ramadan kemarin (11/8).

Umat Islam di seluruh dunia bisa menyetel jam tangan mereka saat berada di Makkah. Sebab, lonceng terbesar di dunia yang berada di dekat Masjidilharam mulai berfungsi dan beroperasi. Pemerintah Arab Saudi mulai mengujicobakan lonceng tersebut bersamaan dengan bulan puasa atau awal Ramadan kemarin (11/8).

"Selama bulan suci Ramadan, lonceng tersebut akan diuji coba secara penuh," kata seorang pejabat Arab Saudi seperti dikutip kantor berita Saudi Press Agency (SPA) Selasa lalu (10/8). Bahkan, uji coba direncanakan berlangsung tiga bulan.

Pemerintah Saudi berharap lonceng baru empat sisi tersebut menahbiskan Makkah sebagai salah satu alternatif patokan waktu di luar garis bujur Greenwich. Menara lonceng itu bakal berada di puncak gedung pencakar langit setinggi 1.983 kaki (601 meter) dalam kompleks tujuh tower Abraj Al Bait.

Ketika pembangunannya tuntas, menara tersebut akan menjadi gedung tertinggi kedua di dunia atau hanya kalah oleh menara Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yang setinggi 2.717 kaki (828 meter). Tetapi, bangunan itu nanti mengungguli menara Taipei 101 di Taiwan yang setinggi 1.670 kaki (509 meter). Sedangkan lonceng di menara tersebut mengungguli Big Ben di London, Inggris, sebagai lonceng terbesar di dunia.

"Pembangunan dan pemasangan lonceng itu merupakan pekerjaan besar," kata Mohammed Al Arkubi, manajer Royal Mecca Clock Tower Hotel, gedung di bawah lonceng.

Kehadiran lonceng tersebut merefleksikan keinginan umat Islam untuk mewujudkan waktu Makkah (Mecca Mean Time). Itu bisa menjadi alternatif atau menggantikan standar waktu universal, Greenwich Mean Time (GMT), yang digunakan selama 126 tahun terakhir.

Dalam konferensi di Doha, Qatar, pada 2008, para ulama dan cendekiawan muslim mempresentasikan argumentasi ilmiah bahwa waktu Makkah merupakan garis bujur global yang sebenarnya. Mereka beralasan Makkah merupakan pusat dunia. Sedangkan patokan waktu GMT diterapkan oleh negara-negara Barat pada 1884.

"Setiap orang tertarik dan sangat penasaran untuk melihatnya. Tetapi, kami sulit mendapatkan informasi tentang lonceng tersebut," kata Hani Al Wajeeh, penduduk Makkah. "Kami berharap lonceng tersebut menunjukkan Makkah sebagai zona waktu utama di dunia," lanjutnya.

Sejauh ini, Bin Ladin Company, perusahaan Arab Saudi yang menjadi pengembangnya, merahasiakan detail lonceng raksasa tersebut. Tetapi, lonceng itu berdiri dan terlihat indah dengan dihiasi dua pedang dalam posisi menyilang dan pohon kurma sebagai simbol kenegaraan Arab Saudi.

Di bagian atas empat sisi lonceng terdapat huruf Arab besar yang berbunyi Allahu Akbar (Allah Mahabesar). Ribuan lampu berwarna melengkapi. Alhasil, lonceng tersebut bisa dilihat hingga jarak 16 mil atau 25 kilometer. Bagian puncak lonceng berbentuk bulan sabit berukuran raksasa dengan diameter 23 meter.

Rencananya, sebuah dek atau tempat observasi dibangun di bagian bawah lonceng. Tinggi total lonceng tersebut hingga bagian berbentuk bulan sabit 251 meter. Para insinyur dari Jerman dan Swiss sengaja mendesainnya atas permintaan Kementerian Agama Arab Saudi. Proyek itu menelan dana USD 800 juta.



 
 
 
 
 
sumber