Ilmuwan
telah menemukan salah satu jenis bakteri usus yang mampu secara
langsung mempengaruhi otak. Temuan ini diperkirakan mampu menyibak cara
baru untuk mengontrol depresi dan kelainan psikiatrik lainnya.
Sebelumnya, peneliti sudah lama mencurigai bahwa usus ada hubungannya
dengan otak, karena kelainan di bagian tubuh tersebut berkaitan dengan
penyakit psikis pada manusia seperti kegelisahan dan depresi.Untuk memastikan, para peneliti dari University College Cork di Irlandia memberikan Lactobacillus rhamnosus JB-1, bakteri yang umumnya hidup di usus manusia ke tikus.
Ternyata,
tikus yang diberi asupan air kaldu yang mengandung bakteri itu memiliki
perilaku terkait dengan stress, kegelisahan dan depresi yang jauh lebih
rendah dibandingkan dengan air kaldu tanpa bakteri.
Tikus yang
diberikan bakteri juga memiliki level hormon stres corticosterone yang
lebih rendah saat menghadapi situasi penuh tekanan seperti ketika ia
ditempatkan di dalam rintangan. Dan berhubung tikus bisa menjadi contoh
yang bagus dalam mempelajari otak manusia, peneliti menyebutkan, temuan
ini juga bisa diaplikasikan pada manusia.
"Dengan memanfaatkan bakteri usus, Anda memiliki efek yang sangat kuat dan luas terkait kimia dan perilaku otak," kata John Cryan, peneliti dari University College Cork, seperti dikutip dari LiveScience, 4 September 2011.
Tanpa
melebih-lebihkan segala sesuatunya, kata Cryan, temuan ini membuka
konsep bahwa kita bisa mengembangkan terapi yang bisa mengobati kelainan
psikiatrik dengan menyasar ususnya. "Anda bisa meminum yogurt dengan
probiotik di dalamnya dan tidak menggunakan antidepresan," ucapnya.
Meski
demikian, kata Cryan, yogurt itu bukan yogurt yang biasa kita minum
setiap harinya. Kami tidak menyarankan Anda pergi ke supermarket dan
melakukan ini.
"Efek yang muncul tergantung dengan jenis probiotik
yang Anda gunakan. Namun harapannya, cara ini menghadirkan efek samping
yang lebih rendah dibanding dengan obat-obatan kimia." (adi)
sumber