Janke,
istilah bagi seseorang yang meminjamkan modal kepada para penjudi
dengan mengambil keuntungan satu persen dari total nilai uang yang
dipinjamkan. Inilah pekerjaan yang dijalani oleh Mita Tobing.
"Untuk
arena judi, saya sudah dikenal. Saya bisa satu malam dapat sampai 100
juta, 50 juta karena saya itu bekerja 1x24 jam, bahkan 2x24 jam. Saat
itu pasti bangga karena dapat hasil yang dibawa pulang," demikian Mita
menuturkan kisah nyata kehidupannya.
Rasa
bangga semakin dirasakannya ketika ia dipercaya seseorang untuk membawa
para penjudi menghamburkan hartanya di luar negeri. "Ketika itu saya
harus full up mereka. Karena apa? Karena semua fasilitas saya yang
sediakan. Kamar, tiket pesawat pulang pergi, semua makan mereka, semua
start mereka mau main saya yang fasilitasi semua. Mereka tinggal duduk
semua seperti raja"
"Pada saat itu, saya tidak pernah tertekan atau merasa itu dosa."
Namun,
kehidupan rumah tangganya tidak seindah kehidupannya yang penuh
hura-hura. "Sebagai ibu rumah tangga, saya juga jadi bapak rumah tangga
karena saat itu saya juga harus membiayai suami saya"
"Saya
tidak peduli dia mau pakai apa uang itu. Terkadang saya tidak kuat
untuk memberikan nilainya banyak, tetapi karena rasa takut saya akhirnya
saya kasih, karena saya pernah dipukul"
Bukan
hanya dipukul, Mita pernah melihat suaminya intim dengan seorang wanita
yang tidak dikenalnya. "Saya diam ajalah pas dia bilang "wanita itu
orang gila" atau apa saja karena saya pernah berteriak di jalanan, saya
bilang "rumah ini tidak pernah mesra", saya bilang seperti itu, saya mau
dia perhatikan saya sebagai istri, tetapi itu tidak pernah saya dapat"
"Jadi ketika itu saya rasakan, saya harus bisa untuk hidup karena saya tidak mungkin bergantung kepada suami saya"
Pilihan
bekerja sebagai rentenir di tempat perjudian pun diambil Mita. Selain
karena saat itu sang suami sudah terlebih dahulu bekerja disana, bujukan
mendapatkan keuntungan besar dari temannya semakin menguatkan ia untuk
terjun ke "tempat basah" itu.
"Jadi ketika itu saya masih kecil permainannya. Semakin lama semakin besar, akhirnya rentenir itu dihilangkan, jadilah saya janke," tutur Mita
Lambat
laun, pekerjaan sebagai janket memang membuat Mita mandiri secara
finansial. Ia dapat membeli apa saja yang ia dan anak-anaknya mau. Akan
tetapi, bergelimang harta ternyata tidak membawa kebahagiaan.
Bertahun-tahun
keluarga yang dibangun oleh Mita dan suami seperti berada di dalam api
neraka. Tak ada kasih yang terlihat disana. Rasa acuh tak acuh antar
suami istri dan percekcokan menjadi pemandangan yang tak asing dilihat
tiap-tiap hari.
"Suami
saya itu tidak pernah perduli dengan keadaan saya, jadi saya pun tidak
terlalu minta perhatian. Jadi, untuk apa lagi berbicara, gak ada gunanya
saya pikir. Hampir 15 tahun, saya tidak pernah berbicara dengan suami
saya, satu rumah"
Keadaan
Mita semakin hancur setelah semua yang dikerjakannya tidak membuahkan
hasil. Stress dengan hal ini, akhirnya ia pun mencurahkan isi hatinya
kepada saudaranya.
"Disitu
saya memang sudah harus ikut Tuhan, tetapi saya mengeraskan hati
selalu. Saya tiap hari ibadah, tetapi tidak pernah saya menjadi baik"
Masih
bergumul dengan hidup benar, wanita asal Tapanuli ini ternyata di luar
pikirannya mengalami suatu kejadian yang aneh. "Tiba-tiba perut saya
membesar seperti hamil 8 bulan. Saya pikir ini kenapa, saya gak tahu ini
gara-gara apa. Jadi, disitulah saya harus meninggalkan kehidupan lama
saya ini. Tidak ada pilihan, tinggalkan saja ini karena ini bukan
pilihan untuk hidup saya selanjutnya. Itulah pikiran saya ketika itu"
"Saya
merasa saya jijik. Ketika itu saya berbicara kepada Tuhan, "Tuhan,
tolong saya, pulihkan rumah tangga saya ini, supaya saya bisa menjadi
ibu rumah tangga yang baik di rumah"
Dibantu
oleh saudara perempuannya, Mita pada akhirnya memutuskan untuk
meninggalkan dosa-dosanya dan berbalik kepada jalan Tuhan. "Saya
merasakan damai sejahtera, sukacita, dan tidak ada rasa takut lagi dan
apapun segala kehidupan saya dan bahkan anak-anak saya, saya serahkan di
dalam tangan Tuhan"
Mukjizat terjadi, sesaat setelah mengatakan seperti itu, perutnya yang membesar secara ajaib kempes.
Tidak
berhenti disana, beberapa waktu kemudian di saat suaminya sedang dalam
keadaan sekarat, Tuhan bekerja memulihkan hubungan rumah tangga Mita.
Saling maaf-memaafkan terjadi diantara dua insan manusia tersebut. Air
mata pun mengalir di wajah mereka berdua. Walau singkat, tetapi ini
sudah cukup untuk merekonsiliasi dan menyatukan hati keduanya yang sudah
terpisah jauh.
Dan
sebuah babak baru kehidupan Mita dimulai sejak itu. "Saya sudah
memutuskan seluruh hubungan saya dengan orang-orang yang dulu ada di
dalam kehidupan saya itu. Walaupun mereka mendatangi rumah saya dan
mengajak saya, dengan tegas saya katakan tidak"
Mita benar-benar bertekad meninggalkan kehidupan lamanya. Kini ia menyerahkan hidupnya untuk mengabdi kepada Tuhan.
"Saya
dulu punya duit tetapi tidak sukacita karena hidup di dalam dosa.
Sekarang saya sukacita walaupun hidup saya pas-pasan, tetapi saya
percaya Tuhan pasti memelihara saya menurut kemuliaan dan kekayaan Tuhan
Yesus Kristus. Jadi apapun yang terjadi di dalam kehidupan saya, saya
tetap sukacita," ungkap Mita mengakhiri kesaksiannya.
Kisah nyata ini dituturkan langsung oleh Mita Tobing
sumber artikel : Jawaban.com