Bagi sebagian orang,
kompleks pemakaran merupakan tempat menyeramkan. Namun, di Kabupaten
Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, kompleks pemakaman justru
menjadi tempat untuk berbuat asusila. Uniknya, warga di sekitar lokasi
itu sering mendapat "jatah" dari para pelaku asusila.
Hal semacam
itu sering terjadi di kompleks Tempat Pemakaman Umum Bijaesunan di
kilometer 5 jurusan Atambua, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota
Kefamenanu. Suasana yang gelap membuat tempat itu menjadi lokasi kencan.
"Pada
bulan lalu, warga menangkap basah pasangan selingkuh yang sudah
beristri dan bersuami di dekat kuburan Bijaesunan. Diketahui kemudian
kalau keduanya berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten
TTU. Namun, setelah itu mereka akhirnya dilepas setelah berdamai di
depan masyarakat sekitar," kata salah seorang warga yang enggan
disebutkan namanya, Sabtu (28/7/2012).
Selain pasangan selingkuh,
ada juga beberapa orang pemuda yang membawa wanita pekerja seks
komersial (PSK) ke dekat lokasi tersebut. Karena letak pemakaman itu
agak jauh dari pemukiman warga itu, mereka bebas melakukan perbuatan maksiat di tempat tersebut.
"Warga
di sekitar kuburan sudah berulang-ulang menangkap basah pasangan
selingkuh yang berbuat mesum. Pada waktu diinterogasi warga, pasangan
selingkuh itu memberikan sejumlah uang sehingga akhirnya dilepaskan
begitu saja. Selain itu, mereka juga beralasan lagi mengunjungi makam
keluarganya untuk bakar lilin. Perbuatan maksiat itu sudah berlangsung
sejak lama tanpa mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat,"
kata warga tersebut.
Ia mengatakan, pasangan kencan biasanya
datang ke lokasi itu sekitar pukul 16.00 sampai 17.00 WITA. Warga yang
mengetahui gerak-gerik mereka membuntuti mereka. "Sekarang sudah mulai
berkurang karena warga sudah sering menangkap basah mereka dan
kemungkinan mereka sudah pindah lokasi yang jauh lebih aman," jelasnya.
Lurah
Tubuhue Kristanto Akoit mengaku pernah mendengar informasi tersebut.
Namun, ia belum bisa memastikan apakah itu pasangan selingkuh atau
bukan. "Memang benar infonya seperti itu, tetapi kita belum bisa
pastikan. Tetapi ada beberapa hal yang sudah kami upayakan, yakni kami
sampaikan kepada warga agar dapat menegur yang bersangkutan, sehingga
anak di bawah umur jangan sampai melihat langsung hal tersebut. Kalau
memang tidak digubris, maka bisa segera laporkan ke pihak kelurahan atau
pihak yang berwajib untuk ditindak," kata Akoit.
Ia menambahkan,
aparat kelurahan sudah mengadakan pembersihan di sepanjang jalan menuju
lokasi pemakaman dan upaya terakhir, yakni mengusulkan kepada pemerintah
untuk membentuk pos penjagaan batas kota. "Namanya tempat sepi, ya
sudah tentu akan mengundang orang untuk melakukan perbuatan maksiat,"
kata Akoit.
sumber