Jumat, 17 Agustus 2012

6 Jenis Skrining Yang Wajib di Lakukan Wanita


6 Jenis skrining yang wajib dilakukan wanita
Wanita membutuhkan tes skrining untuk mendeteksi kanker lebih dini. Melalui skrining, pencegahan kanker akan bisa dilakukan dengan mudah.

Wanita lebih sering mengalami gejolak hormonal dibanding pria. Masalah hormonal menjadi penyebab utama munculnya berbagai penyakit, terutama kanker. Berikut adalah enam tes skrining yang wajib dilakukan wanita, sepeti dilansir Lifemojo.

1. Mammogram

Kanker payudara adalah pembunuh nomor satu wanita di dunia. Skrining kanker harus dimulai pada usia 20 tahun. American Cancer Society menyarankan agar wanita berusia 40-an untuk menjalani skrining setiap tahun.

2. Pap smear

Pap smear harus rutin dilakukan sejak usia 21 atau tiga tahun pertama setelah menjalani hubungan seks. Skrining ini dilakukan untuk mendeteksi kanker rahim.

3. Kolonoskopi

Kanker usus besar juga menjadi penyebab utama kematian pada wanita, di samping kanker payudara dan serviks. Kanker kolondimulai dengan pertumbuhan polip pada usus besar. Setelah berkembang, polip dapat menyebar ke organ lain. Skrining dianjurkan untuk wanita berusia 50-an.

4. Pemeriksaan kepadatan tulang

Wanita lebih rentan terkena osteoporosis dibanding pria. Kondisi tulang akan menjadi lemah dan rapuh. Wanita berusia 50-an atau yang sudah melewati fase menopause, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kepadatan tulang. X-ray atau DEXA (energi absorptiometri X-ray Dual) merupakan jenis skrining, yang dapat mengukur kepadatan mineral tulang.

5. Pemeriksaan tekanan darah

Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi disarankan untuk lebih sering melakukan pemeriksaan ini. Dimulai pada usia 18 tahun, setiap wanita wajib melakukan pemeriksaan tekanan darah, rutin setiap dua tahun.

6. Pemeriksaan tingkat kolesterol

Semua wanita wajib melakukan pemeriksaan tingkat kolesterolsetiap empat sampai lima tahun sekali (setelah mencapai usia 20). Wanita dengan tingkat kolesterol tinggi rentan terkena penyakit jantung.

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Jadi, sebelum penyakit itu berkembang, segera lakukan deteksi lebih dini.

sumber