CHAIM Azriel Weizmann lahir pada tahun 1874. Dia merupakan seorang
pakar kimia yang menjadi Presiden Organisasi Zionis Dunia dan Presiden
Israel pertama yang terpilih pada pertengahan Mei 1948. Orang ini juga
mendirikan institut riset Israel yang akhirnya menjadi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Weizmann.
Setelah mempelajari biokimia di Swiss dan
Jerman, Weizmann hijrah ke Inggris pada tahun 1905 dan dipercaya sebagai
Juru Bicara Zionis Eropa. Dalam perang dunia pertama, Jerman selangkah
lebih maju dalam teknologi persenjataan ketimbang pihak Sekutu. Namun
berkat penemuan Weizmann, yang berhasil mensintesakan aseton melalui
proses fermentasi, yang diperlukan dalam
menghasilkan cordite, bahan pembakar yang berguna bagi katalisator amunisi, Inggris berhasil mensejajarkan diri dengan Jerman.
Banyak
kalangan menyatakan, tanpa penemuan Weizmann, Inggris akan menderita
kekalahan dalam perang dunia pertama. Sebab itulah, sosok Weizmann
sangat dihormati kalangan elit Inggris dan menjadi warga kehormatan.
Sejak itu lobi Weizmann menjadi sangat kuat di Inggris.
Permintaan Weizmann
Usai
perang dunia pertama, PM Inggris David Lloyd-George secara khusus
mengundang Weizmann. George memberi Weizmann sejumlah uang dan berjanji
bahwa Inggris akan memberikan apa saja permintaan Weizmann.
Pucuk
dicinta ulam tiba. Sebagai salah seorang tokoh gerakan Zionis tentu
saja ini kesempatan terbaik bagi dirinya untuk meminta tanah air bagi
bangsa Yahudi yang saat itu masih tersebar di banyak negara dan benua.
Weizmann menjawab, “Tuan, hanya satu yang saya inginkan… Hal itu adalah ‘rumah’ bagi saudara-saudara saya…”
Lloyd-George
mengerti. Permintaan khusus Weizmann itu menjadi perhatian utama
Kabinet Inggris. Menteri Luar Negeri Balfour setengah tidak percaya
dengan apa yang diminta Weizmann.
Dengan tertegun, Balfour
bertanya kembali kepada Weizmann, seolah ingin mendengar lewat
telinganya sendiri, “Tuan Weizmann, mengapa harus Palestina?”
“Tuan Balfour, jika pun saya menginginkan Paris atau London apakah akan Anda berikan?” Weizmann balik bertanya.
Balfour mengangguk, “Mengapa tidak?”
Weizmann
tersenyum. “Saya percaya Tuan Balfour. Namun sayang, kami telah
memiliki Yerusalem, jauh ketika London masih berupa rawa-rawa.”
Balfour
terdiam. Dia sangat paham bahwa permintaan Weizmann tersebut sangat
dilematis. Di satu pihak Inggris sangat berterima kasih kepada Weizmann
dan juga tokoh-tokoh Yahudi Internasional, namun jika permintaan itu
dituruti maka Dunia Arab akan memusuhi Inggris. Sebab itulah, draft
Deklarasi Balfour yang keluar pada tanggal 2 November 1917 ditulis
dengan sangat hati-hati dan tidak secara eksplisit mencantumkan kata
“tanah air”. Namun demikian, pihak Zionis tetap saja menerjemahkan
deklarasi ini sebagai surat sakti untuk menjajah Tanah Palestina yang
saat itu memang dikuasai Inggris.
Deklarasi Balfour dianggap
sebagai mandat Inggris kepada gerakan Zionis Internasional untuk
mendirikan sebuah negara Israel di Palestina.Pada 1918, Weizmann
diangkat sebagai ketua Komisi Zionis dan dikirim ke Palestina oleh
pemerintah Inggris untuk menganjurkan pembangunan masa depan di negeri
itu. Di sana, ia meletakkan batu pertama Universitas Ibrani.
Pada
tahun yang sama Weizmann bertemu di Aqaba dengan Emir Feisal, putra
Syarif Husain dari Makkah, orang Arab yang telah bersekongkol dengan
Perancis dan Inggris dalam memusuhi khilafah Turki Utsmani untuk
merundingkan kemungkinan jangkauan kemungkinan pada berdirinya negara
Arab dan Yahudi yang ‘merdeka’.
Segera setelah itu, Weizmann
memimpin delegasi Zionis pada Konferensi Perdamaian di Versailles. Pada
tahun 1920, dia menjadi pimpinan Organisasi Zionis Dunia (WZO) dan
mengepalai Agen Yahudi yang berdiri pada tahun 1929.Di tahun 1930-an,
Weizmann meletakkan dasar Institut Riset Daniel di Rehovot, yang
kemudian menjadi Institut Weizmann, tenaga penggerak di belakang riset
ilmiah Israel.
Pada tahun 1937, ia membangun rumahnya di Rehovot.
Chaim Weizmann kembali menjabat sebagai pemimpin WZO pada tahun
1935-1946. Selama tahun itu pada zaman PD II, ia menyumbang banyak usaha
dalam pendirian angkatan bersenjata Israel.
Setelah berakhirnya
PD II dan konspirasi Barat yang kemudian membentuk “negara” Israel, pada
29 November 1947, Weizmann diangkat sebagai presiden pertama Israel,
hingga meninggal dunia pada tahun 1952.
sumber artikel : Misteri Permintaan Azriel Weizmann