Pada hari yang sama dengan terbitan Kompas itu, majalah astronomi ilmiah dan astronomi utama dunia juga menggambarkan penemuan sensasional tentang planet terdekat dengan Bumi: mengagumkan, baru ditemukan setelah sekian lama dicari.
Bintang Alpha Centauri, yang sejak akhir abad ke-18 diketahui sebagai bintang ganda (berpasangan), adalah bintang terdekat dengan Bumi. Jaraknya hanya 4,4 tahun cahaya dari Matahari (sekitar 40 triliun km). Satu tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun km.
Dalam skala astronomi, jarak itu pendek, bagai jarak ”tetangga” di kota besar padat penduduk. Alpha Centauri dan Bumi adalah anggota Galaksi Bimasakti.
Galaksi adalah himpunan 2 triliun aneka ragam massa, warna, dimensi, dan umur bintang. Matahari hanya bintang kecil, salah satu dari pembentuk komponen galaksi yang berupa piringan berdiameter hampir 100.000 tahun cahaya.
Alpha Centauri sudah lama dikenal oleh peradaban kuno dan ilmu astronomi karena cahayanya yang terang dan unik posisinya. Petani, pelaut, dan nenek moyang kita menganggap penting Alpha Centauri karena merupakan bintang nomor tiga paling terang di antero langit dan paling terang di belahan langit selatan. Bintang ini mudah dilihat dengan mata bugil bersama bintang Beta Centauri yang lebih redup.
Di awal musim kering di Jawa, kedua bintang itu muncul di kaki langit sebelah tenggara pada saat matahari tenggelam di ufuk barat. Jika kedua bintang digandeng dengan garis maya, garis sambung itu mengarah ke rasi bintang yang sangat terkenal, yakni rasi Gubug Penceng (nama astronomi: Crux).
Rasi itu berbentuk seperti layang-layang. Gubug Penceng (dalam bahasa Jawa berarti gubuk miring) dalam budaya Barat disebut Salib Selatan. Gubug Penceng menjadi kompas abadi bagi petani dan pelaut karena kedua garis hubung fiktif selalu menunjuk ke arah selatan.
Di Jawa, pada bulan April rasi itu merupakan petunjuk datangnya musim kering. Di tengah musim kemarau (Juni), pada tengah malam, Gubug Penceng berdiri tegak menguasai langit selatan. Di sebelah timur (kiri), tampak mencorong Alpha Centauri dan Beta Centauri. Kedua bintang itu dalam mitologi Jawa merepresentasikan dua bola mata ”wulanjar ngirim”, mata perawan yang hendak mengirim makanan untuk orangtuanya di gubuk miring.
Eksplorasi
Alpha Centauri tidak hanya bintang terdekat dengan Matahari, tetapi juga dapat dikatakan kembarannya. Suhu permukaan keduanya hampir sama, tetapi massa Alpha Centauri 10 persen lebih besar daripada massa Matahari. Karena mirip, tidak heran apabila bintang itu menjadi target pencarian planet serupa Bumi. Harapannya, menemukan planet yang mirip dengan Bumi dan pada jarak bintang induk yang memungkinkan kehidupan berkembang.
Namun, sejak eksplorasi eksoplanet (planet di luar tata surya kita) tahun 1990-an, belum ditemukan planet di dekat Alpha Centauri meski sampai saat ini telah dikukuhkan 870 eksoplanet dan lebih dari 3.000 benda calon planet yang belum memperoleh pengukuhan. Planet seukuran Bumi pertama kali ditemukan pada tahun 1995 beredar mengelilingi bintang yang jauh sekali, bintang 51 Pegassi. Itu pun bukan planet padat, melainkan planet gas raksasa.
Planet baru
Pasangan Alpha Centuri disebut Alpha Centauri B, yang berdansa waltz dengan Alpha Centauri A, dengan periode edar 80 tahun. Alpha Centauri B inilah yang memiliki planet yang ditemukan tahun ini dan merupakan kulminasi pekerjaan selama 3 tahun.
Planet Alpha Centauri B dinamai dengan notasi Alpha Centauri Bb dalam nomenklatur sistem eksoplanet yang menyebabkan gerak Alpha Centauri B bergeser ke arah radial (maju mundur) dengan kecepatan 50 cm per detik. Kecepatan itu hanya bisa diamati dengan spektroskop khusus, sistematik, dan dalam kurun waktu panjang. Tim dengan spektroskop HARPS (High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher) yang dipasang di teleskop 3,6 meter di puncak La Silla, Cile, berhasil menemukan planet tetangga Bumi itu.
Di satu sisi hal itu menyenangkan, tetapi di sisi lain ”mengecewakan” karena jarak planet itu dari Alpha Centauri B hanya seperempat jarak rata-rata Bumi ke Matahari (150 juta kilometer). Jarak itu lebih kecil daripada jarak planet Merkuri ke Matahari.
Hal itu membuat planet Bb beredar cepat sekali, 3,2 hari (satu tahun di planet itu hanya 3,2 hari). Selain itu, muka yang sama terkunci ke arah bintang induknya. Akibatnya, suhu permukaan planet itu dari hari ke hari 1.200 derajat celsius.
Planet itu terletak jauh dari zona kehidupan di sekitar Centaurus B. Namun, dari pengalaman mencari eksoplanet lain, jika ada planet kecil di dekat bintang induknya, planet itu mempunyai ”kawan” planet lain yang agak jauh letaknya.
Inferensi ini memberi harapan bahwa pada suatu saat akan ditemukan planet lain di sekitar Alpha Centauri B. Namun, astronom tidak boleh berpuas diri mengambil kesimpulan bahwa adanya planet tetangga Bumi otomatis menghadirkan planet penyelenggara kehidupan. Masih banyak syarat lain yang harus dipenuhi eksoplanet sebagai palung kehidupan.
sumber