Jumat, 30 November 2012

6 Keunikan Dalam Seksologi

Seks sebuah kata dan perbuatan yang tidak dapat dipisahkan dari peradaban manusia, bahkan sebelum masa pra-sejarah seks dapat dikatakan sebagai aktifitas tertua selain berburu, bertani dan berbudaya lainnya. Banyak manusia dan para ahli yang telah mencari tahu fakta-fakta yang menarik dan unik dari kehidupan seks manusia, bahkan tidak jarang yang tergila-gila untuk melakukannya ataupun mendalami dari sisi ilmu pengetahuan. Aktifitas seksual pun telah banyak dikisahkan dalam berbagai kita suci agama. Berikut 6 keunikan di dalam seksologi:


1. Karezza
Istilah dan aktifitas karezza ini ditemukan oleh seorang ginekolog Alicia Bunker Stockham pada 1896. Karezza merupakan sebuah praktik ketika seseorang melakukan hubungan intim tanpa harus mengalami orgasme. Meskipun terjadi orgasme itu bukanlah tujuannya satu-satunya. Dikabarkan para pelaku karezza ini bahkan bisa tidak mengalami orgasme dalam satu bulan melakukan hubungan intim. Mereka (para pelaku karezza) bahkan mengamalkan paham ini sepanjang hidupnya, selain tidak menginginkan orgasme mereka pun menghindari hubungan intim sebagai salah satu rutinitas, kebutuhan dan kewajiban mereka. Tujuan mereka melakukan karezza adalah utnuk menengahi hubungan emosi yang lebih baik, antara hormon yang tinggi dengan rendah yang diakibatkan oleh orgasme.
Karezza mungkin suatu hal yang ekstreme, namun bagi sebagian orang hal ini dapat menguntungkan. Dr. Diana Hoppe, seorang ob-ginekolog dan penulis buku ‘Healthy Sex Drive, Healthy You,’ mengatakan bahwa karezza mampu merangsang ikatan di antara dua orang tanpa harus menuntut sebuah kenikmatan dalam bercinta. Khususnya ketika hubungan mereka berakhir, maka ia tidak akan terlalu terikat dan dapat ‘move on‘ lebih cepat untuk mendapatkan pasangan yang baru. Pelaku karezza lebih fokus terhadap perasaan satu sama, dan orgasme bukanlah masalah yang penting. Dr. Diana pun berpendapat bahwa saat ini, karezza telah dilakukan oleh para pasangan yang berhubungan hanya lewat  jaringan internet melalui media sosial saja, bahkan semakin popular baik disadari ataupun tidak oleh para pengguna jejaring sosial tersebut. Karezza bisa saja digolongkan terhadap ‘pengalaman seksual secara meditasi’, karena pelakunya harus benar-benar menggunakan energinya untuk berkonsentrasi dan memasuki dimensi ruang serta waktu yang hanya ada di dalam benak mereka. Karezza yang dilakukan melalui media jaringan sosial di internet, akan membawa pelakunya mengarungi dimensi masa lalu dan massa depan.
Meskipun demikian, Dr. Diana mengatakan tidak ada salahnya untuk mengalami orgasme, bahkan karezza mampu menyebabkan hubungan asmara menjadi putus ketika kebutuhan seksual seseorang merasa diabaikan.
2. Sihir dan Seks
Sejumlah catatan sejarah baik berupa tulisan maupun gambar mengenai adanya mistisme di dalam seks, telah membuktikan bahwa kekuatan magis memang dilakukan untuk tujuan seksual. Seorang penulis dari abad ke-19 Paschal Beverly Rudolph, meyakini bahwa sepasang kekasih, lelaki dan perempuan dapat mendapatkan sebuah gambaran bahkan terkabulkan keinginannya dengan cara melakukan hubungan suami isteri. Bahkan orgasme menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam ritual kepercayaan tersebut, namun hal itu tidak berlaku dalam kegiatan asusila dan prostitusi. Seorang okultis terkenal Aleister Crowley pun meyakini adanya kekuatan mistis dalam hubungan seksual, ia bahkan menuliskan jika seorang lelaki mengeluarkan cairan spermanya di atas simbol iblis yang istimewa, maka ia dapat berkomunikasi dengan iblis tersebut. Percaya atau tidak? Masing-masing agama telah memberikan aturan kepada umatnya mengenai masalah seksualisme dan aktifitasnya.
3. Pembatasan Kepuasan Bagi Lelaki
Para lelaki yang tergabung dalam komunitas Oneida di kawasan elit New York, pada pertengahan abad ke-19 melakukan sebuah pratik yang dinamakan dengan istilah “continence”, atau  seks tanpa ejakulasi. Tanpa mengesampingkan alat kontrasepsi yang saat itu telah ada, namun pembatasan ini membuat kaum perempuan New York merasa senang. Para lelaki muda pun diajarkan untuk mengenali pembatasan seksual mereka, termasuk ketika pasangan perempuannya dalam masa menstruasi. Komunitas Oneida pun memraktikan “pernikahan kompleks”, artinya para lelaki adalah suami dari perempuan yang ada di komunitas tersebut. Sehingga para lelaki Oneida bisa berhubungan intim dengan para perempuan yang dianggap isterinya.Komunitas Oneida dibubarkan pada 1881, namun budaya “continence” masih dianut dan dipraktikan oleh sebagian lelaki di New york.
4. Seks Tantrik
Tantrik merupakan sebuah paham yang didasari oleh filosofi hindu dan budha. Dalam seksologi tantrik melibatkan aktiftas memijat, meditasi bahkan yoga untuk mendapatkan pencerahan spritiual. Seorang guru yoga, Margot Anand mengatakan praktiknya yang dikenal sebagai SkyDancing Tantra, akan memberikan para penganutnya ‘untuk dapat memisahkan antara perasaan dan menyatukan semua yang dirasakan oleh indera seseorang, orang lain dan semesta. Bahkan dalam kegiatan berhubungan intim sekalipun, akan memberikan pengalama spiritual dan seksual secara bersamaan. Dan menghasilkan kesenangan serta ketenangan di dalam hati melalui pencerahan rohani.  Lebih nyata lagi, ajarannya menjanjikan orgasme lebih kuat, menyehatkan dan memberikan komunikasi antar pasangan lebih baik.
Sting, seorang musisi popular dunia mengatakan bahwa ia dan isterinya melakukan tantrik dalam berhubungan intim selama enam jam, dan isterinya pun merasakan efek seperti yang disebutkan oleh ajaran tantrik.
5. Energi Orgon
Diawali pada abad ke-13, seorang pskoanalisa berkebangsaan Austria Wilhelm Reich telah menyusun sebuah teori mengenai orgon,”energi kosmis primordial.” Teori tersebut menyebutkan pengaruh warna-warni di langit yang dapat menyebabkan ataupun memicu kanker. Ia menuliskan bahwa pembendungan energi melalui orgasme yang tidak tepat berdampak buruk terhadap masalah pskologi seseorang. Masalah tersebutlah yang nantinya akan menimbulkan penyakit sosial di masyarakat. Ia kemudian menciptakan sebuah mesin yang dinamainya “Akumulator energi orgon,” sebuah kotak kayu besar yang dapat dimasuki oleh manusia untuk mendapatkan kesembuhan seksual bahkan penyakit lainnya. Namun penemuan Wilhelm ini mendapatkan sambutan yang tidak menyenangkan, meski demikian beberapa pengikutnya meyakini bahwa mesin tersebut bisa menghasilkan energi orgon. Alat ini masih disimpan di American College of Orgonomy, di Princeton, sehingga dapat memenuhi rasa penasaran mereka yang ingin mencobanya.
6. Chuluaqui-Quodoushka
Alat ini diciptakan pada era 70-80′an oleh seorang ahli terapi, Harley Reagan.  Chuluaqui-Quodouskah (disingkat dengan Q), adalah sebuah teori yang digunakan untuk membangkitkan nergei dan memperbaiki sel-sel yang rusak melalui aktifitas seksual. Seminar Q menjanjikan untuk mengajarkan kepada para pendatang untul “menikmati cara baru mengenali tubuh Anda, gairah dan energi,” juga untuk “melepaskan rasa bersalah, malu ataupun tekanan, sehingga dapat menikmati kekuatan saat ini.”  Pengalaman lebih dalam para praktisi bahkan dapat menggunakan kehidupan seksual untuk dijadikan sebagai energi yang dapat mencerahkan dan mewujudkan dunia yang ingin Anda ciptakan. Namun meski Harley Reagan mengklaim bahwa ajarannya tersebut berdasarkan pada ajaran masyarakat pribumi, para pemimpin suku di Amerika banyak yang membantahnya.