Teks kuno menyebutkan bahwa Shining Ones merupakan guru dari umat
manusia, yang membantu manusia, yang tak lain adalah iblis yang
bersinar.
Artikel kali ini akan melibatkan pemikiran ilmiah tentang sejarah masa lalu dan pencapaian teknologi saat ini.
Pada kenyataannya, shining ones mempunyai banyak arti yang sering
disalah terjemahkan manusia, pada hakikatnya mempunyai tujuan
menghancurkan peradaban manusia.
Dari apa yang ditemukan dalam berbagai sumber tulisan diantaranya The
Shining Ones: The World’s Most Powerful Secret Society Revealed karya
Philip Gardiner.
Dan juga buku Tales from the Grave: An Anthology of True Ghost Stories karya Tammy A. Branom dan kawan-kawan.
Disini kami hanya menyertakan sumber dari teks-teks kuno walaupun
sebenarnya memiliki persamaan dengan kitab-kitab agama, tapi coba cari
sendiri sesuai keyakinan Anda.
Shining Ones Karya Iblis
Alam semesta terlalu besar dan setiap tanda-tanda keberadaan makhluk
ekstrateresterial sangat kecil kemungkinannya agar bisa menemukan kita.
Entitas dunia kita, baik secara dimensi ekstra ataupun ultra merupakan penjelasan yang lebih logis sebagai sumber utamanya.
Seperti dugaan Albert Einstein tentang adanya waktu, masa lalu,
sekarang, masa depan, sepanjang waktu dan bukan hanya dari waktu ke
waktu seperti yang kita rasakan tanpa pemikiran ilmiah.
Dalam pikiran seseorang atau kelompok yang memiliki pengetahuan dimensi, maka waktu bisa dilalui.
Makhluk-makhluk ekstrateresterial muncul dalam teks-teks kuno, mitos, dan agama-agama di seluruh dunia.
Era Baru dan perkiraan lainnya sering menyatakan istilah “Yang Bersinar” (Shining Ones) yang diyakini kebenarannya.
Tapi sebagian besar referensi tidak benar mengartikan Shining Ones
sesuai namanya, melainkan entitas dari deskripsi yang sama. Seperti yang
tertulis pada ‘Egyptian Book Of The Dead ‘ :
Chapters of Coming Forth By Day: “Behold, oh ye shining ones, ye men and gods…”
Chapter 134 – 15/17: “Behold, oh ye shining ones, ye men and gods…”
Shining Ones yang dimaksud, dalam lingkup terbatas diwilayah Mesir,
kepercayaan Pagan, Alkitab Kristen, tulisan-tulisan Yunani kuno, dan
tablet Sumeria.
Pada dasarnya ‘Shining Ones’ membuat dirinya dikenal di berbagai tempat
di seluruh dunia, lebih cerdas daripada manusia, mengajarkan manusia
berbagai informasi yang diperlukan dan penampakannya secara visual
benar-benar “Bersinar” atau direferensikan memiliki sinar cahaya yang
berseri-seri.
Catatan yang sama juga mengacu pada ‘Bersinar’ yang dapat dengan mudah
diartikan sebagai manusia yang “Tercerahkan” baik secara agama atau
pendidikan. Shining Ones dalam catatan Mesir adalah mungkin sebagai
referensi Raja Mesir yang dianggap Dewa dan manusia dengan garis
keturunan langsung dari Dewa mereka.
Deskripsi ini memang bisa menjadikan manusia ditinggikan derajatnya,
tetapi oleh siapa? ‘Tercerahkan’ dapat diartikan bijaksana,
berpendidikan, murni, ilahi/Dewa atau kuat, yang bisa menggambarkan
siapa saja yang orang-orang terdahulu melihat dalam istilah-istilah
tradisi. Kemudian pada akhirnya penelusuran silsilah akan berakhir pada
pangkal dan satu pertanyaan: “Siapa yang mengajarkan?”
Siapakah Shining Ones?
Ada banyak cerita tentang Shining Ones. Bidadari atau Peri dan Elves
(Peri Cahaya dan Dark Elves) yang berasal dari mitologi Celtic memiliki
referensi sebagai Shining Ones.
Lugh dari Pan-Celtic disebut Shining Ones,
Dewa Perang Belatucadros dari Celtic-Inggris disebut Fair Shining Ones,
Dewa Hindu disebut Shining Ones, dan juga
Archangel Michael disebut sebagai Bersinar,
bahkan istilah UFO juga sering disebut Shining Ones.
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak penyebutan ‘Bersinar’ seperti
Dewa Mars, Dewa Pahlawan, Elohim, para Annunaki, para Penjaga, iblis,
malaikat, Dewa utama, Dewa yang lebih rendah, Tuhan, imam, dan malaikat
bahkan Nabi.
Meskipun demikian, mereka semua adalah ‘Pembantu’ atau pendidik umat
manusia. Referensi yang ada mungkin sangat kuno, Shining Ones atau yang
Bersinar disebutkan dengan nama yang tidak umum dalam tulisan kuno,
seolah-olah mereka hanya hadir ketika diperlukan, mungkin ketika kondisi
sangat memungkinkan atau mengalami gangguan ruang waktu.
Selain itu, ada pendapat bahwa yang ‘Bersinar’ sebenarnya cahaya. Tetapi
sangat diragukan, mungkin ‘Bersinar’ telah mengalami arti ganda
tergantung pada konteks. Atau, bagaimana jika yang ‘Bersinar’ disalah
tafsirkan. Seperti penafsiran berkulit pucat, pakaian terang atau putih,
mirip dengan penggambaran Lugh (Celtic), bahkan Annunaki Sumeria juga
berkulit putih.
Siapa, dan dimana sebenarnya Shining Ones atau yang ‘Bersinar’? Teks
kuno menyatakan bahwa mereka datang dari langit, seperti surga atau
angkasa. Ada deskripsi dalam beberapa kitab suci yang melibatkan
reinkarnasi jiwa dengan cerita naik (berangkat) ke surga dan kembali
turun kembali ke Bumi, seolah-olah hanya jiwa atau energi dari jasad
yang ditinggalkan.
Dalam kepercayaan Dewa Hindu, penghuni pesawat astralnya lebih tinggi.
Deva adalah guru dan pelindung umat manusia, mereka juga datang kepada
manusia melalui mimpi dengan berbagai pesan.
Ada Dewa yang turun dengan pesawat astral lebih rendah, atau hanya
menempatkannya di sekitar kita. Para Dewa yang turun dapat melakukan
perbuatan baik dan bereinkarnasi menjadi Dewa baik yang kemudian
dikembalikan ke pesawat yang lebih tinggi.
Dalam persepsi mungkin pesawat astral berasal dari dimensi lain dan
energi atau jiwa yang dibawa belum tentu mati, melainkan makhluk hidup
dimensi lain. Mereka turun dari langit, mungkin ketika pintu antar
dimensi dibuka maka perbedaan antara planet Bumi dan tempat mereka
membuat sebuah ‘lompatan’.
Dalam catatan teks kuno disebutkan: “Dia melihat Malaikat naik dan turun ke surga pada ‘tangga’ yang semuanya berkilau.”
Makhluk Ekstrateresterial Menembus Ruang Waktu
Sekarang, mari kita berfikir secara ilmiah, dengan menggunakan logika
Fisika Kuantum. Apakah Anda pernah membayangkan bahwa makhluk luar
angkasa akan naik dan turun melalui tangga?
Tangga sepanjang jalan ke surga, maka mungkin belum tentu tangga,
melainkan gambaran sederhana dari ‘orang-orang melintasi jalan
tersebut’. Lintasan itu adalah pemisah dimensi kita, dimensi yang
memisahkan manusia dengan Dewa, malaikat, setan dan iblis.
Bagaimana dengan Surga dan Neraka? Seperti yang disebutkan, naik ke atas
artinya surga. Neraka tidak di planet lain, melainkan eksistensi
dimensi yang lain, ataukah neraka berada di bumi?
Kitab Henokh menceritakan bahwa “Mikail kemudian mengikat Samyaza dan
keturunannya yang jahat selama 70 generasi di dunia bawah (bumi), bahkan
sampai hari penghakiman.”
Teks kuno menyebutkan bahwa Shining Ones (yang bersinar) adalah guru
dari umat manusia, yang membantu manusia. Beberapa teks kuno menunjukkan
bahwa mereka memainkan peranan dalam penciptaan manusia.
Malaikat yang turun justru merupakan kutukan karena mereka mengajarkan
cara-cara surga (sihir) kepada manusia dan mengawini mereka. Shining
Ones, atau yang ‘Bercahaya’ merujuk pada kutukan ‘jatuh, terbuang, ular,
dan Annunaki’.
Kisah Joan Of Arc yang diberi pedang oleh seorang Malaikat, ketika dia
memegang pedang itu maka kemenangan menjadi miliknya, sama halnya dengan
cerita legenda Raja Arthur.
Legenda Amakuni Yasutsuna dan putranya, Amakura yang berdoa kepada Dewa
Shintountuk mendapatkan desain pedang baru, mereka berdua menerima pesan
illahi berupa mimpi pisau, bersinar bermata tunggal dan melengkung.
Kemudian pedang ini menjadi senjata standar pada waktunya. Tapi
bagaimana jika kisah legenda itu didasarkan pada kebenaran?
Semua orang di zaman kuno dibantu oleh entitas saleh dan pengetahuan
yang diberikan berupa hadiah ‘perang’. Perang secara inheren yang
dibangun ke dalam diri manusia, makhluk ini sedang bermain. Seperti yang
pernah dituliskan pada Kitab Henokh yang mengungkap Peradaban Lemuria
Zaman Idris, disebutkan:
Azazyel menciptakan perlengkapan tidak wajar untuk istrinya seperti
riasan mata dan gelang mewah untuk meningkatkan daya tarik seks.
Sedangkan untuk pria, Azazyel mengajarkan mereka ‘setiap jenis
kejahatan’ termasuk sarana untuk membuat pedang, pisau, perisai, pakaian
perang dan semua peralatan perang (8:1-9)
Sama halnya dengan di negeri kita, banyak orang yang berkeyakinan bahwa
mereka mendapatkan wangsit berupa keris atau senjata lain. Kebanyakan
mereka bertemu dengan sosok yang ‘Bercahaya’, bersinar, berbaju putih,
atau gambaran lain yang memang mirip dengan Shining Ones.
Itu sebabnya dalam ajaran Islam sangat dilarang menyakini benda, karena
Iblis tetap berusaha membuat seluruh keturunan Adam tetap berada dalam
lingkaran perang dan sihir.
Malaikat, Iblis, Dewa, Annuaki dan penampakan penampakan UFO yang terus
meningkat adalah teknologi mereka. Jangan berpikir teknologi itu
diberikan kepada manusia, tapi frekuensi yang dipancarkan dari semua
benda elektronik yang ada di bumi maupun di luar angkasa, mungkin
memiliki efek yang tidak diketahui.