Selasa, 25 Desember 2012
10 Metode Ritual Pengorbanan yang Aneh di Dunia
Dalam perjalanannya peradaban manusia tidak luput dari hal-hal yang berbau kekejaman, sadisme, bukan saja di dalam peperangan ataupun pertarungan mempertahankan hidup, melainkan dalam menjalankan sebuah keyakinan terhadap hal-hal ‘gaib’ deisme, animisme, dinamisme (baca: agama). Bahkan untuk memohon berkat dan restu dari kekuatan gaib, mereka rela mengorbankan nyawa manusia dengan menggunakan metode yang menyakitkan hingga cara halus. Berikut 10 metode ritual pengorbanan yang aneh di dunia:
1. Pengorbanan Anak-Anak di Charthage dan Sekitarnya
Berdasarkan berbagai keterangan dan riwayat mengenai peradaban bangsa Phoenesia dan Charthaginia, menyebutkan bahwa salah satu kegiatan relijius mereka adalah upacara pengorbanan anak-anak. Upacara pengorbanan ini dilakukan agar masyarakat mereka mendapatkan perlindungan. Dalam peradaban Phoenesia tempat atau wilayah ritual pengorbanan ini dikenal dengan istilah ‘topheth’ (panggangan/pembakaran), sementara ritualnya sendiri disebut dengan ‘mulk’ (atau ‘king’).
2 Bunuh Diri Demi Kehormatan Jepang
Di Jepang dikenal sebuah istilah Seppuku—ritual bunuh diri/mengorbankan diri demi kehormatan, yang telah dipraktikan sangat lama dan merupakan salah satu bagian dari Bushido (nila dan norma yang dianut oleh para ksatria Jepang). Ritual seppuku dilakukan apabila ada beberapa hal yang menyangkut kehormatan dan harga diri telah dilanggar oleh seorang ksatria, dengan melakukan seppuku maka kehormatan dan harga diri keluarga, klan atau dinasti yang rusak akan kembali pulih.
Seorang samurai ataupun shogun, ketika akan melakukan seppuku mereka wajib mengenakan pakaian upacara, yakni kimono atau jubah berwarna putih. Ia harus menikmati hidangan kesukaannya untuk terakhir kali. Dan menyiapkan pisau atau pedang pendek kesayangan yang diletakkan di hadapannya. Sang ksatria pun kemudian membacakan puisi kematian atau pidato terakhirnya. Ia kemudian membuka jubah, mengambil pisau dan menghunuskannya kebagian perut hingga terurai. Selain ke arah perut ada pilihan lainnya (kaishakunin) untuk melakukan seppuku, dengan memotong leher sendiri (kaishaku).
3. Mencekik Janda di Fiji
Di kebudayan masyarakat Fiji suatu waktu pernah diberlakukan ritual yang sangat kejam dan sadis, yakni mencekik seorang janda yang baru beberapa menit ditinggal mati oleh suaminya. Masyarakat Fiji meyakini bahwa seorang isteri (watina lalai) yang ditinggal mati oleh suaminya harus mengikuti jejak suaminya, dikubur (disebut dengan totho).
yang menjadikan ritual ini lebih buruk lagi ketika si pencekik adalah saudara laki-laki dari pihak isteri, atau dari garis keluarga isteri jika tidak memiliki saudara laki-laki. Karena menurut mereka lebih terhormat untuk mati dibunuh atau membunuh saudara sendiri.
4. Menguliti Hidup-Hidup Anak Laki-Laki
Buku Aztec adalah salah satu suku Indian di benua Amerika yang dikenal dengan ritual pengorbanannya yang sadis. Salah satunya ritual mencabut jantung manusia yang masih hidup untuk menghormati dewa matahari, Huitzilopochtli. Masih banyak ritual yang dimiliki oleh Suku Aztec yang melibatkan pengorbanan manusia sebagai persembahan kepada Tlaloc, Xipe Totec dan ‘Ibu Pertiwi’ Teteoinnan.
Persembahan kepada Tlaloc adalah dengan menguliti anak laki-laki yang masih hidup, sementara persembahan kepada Xipe Totec adalah menembakkan panah ke arah tubuh sang korban sebelum akhirnya dikuliti oleh para pendeta adat. Dan persembahan kepada Teteoinnan adalah dengan menguliti tubuh perempuan yang masih hidup. Semua ritual tersebut memiliki makna yang sama dan korbannya pun dipilih secara hati-hati dan teliti, kemudian ia akan disebut dengan ‘yang terpilih.’
5. Dibakar Hidup-Hidup, Bangsa Romawi
Menurut catatan sejarah yang ditulis oleh bangsa Romawi, di wilaya Eropa dikenal ritual pengorbanan yang melibatkan nyawa dan tubuh manusia, salah satunya oleh para Druid (kalangan agamawan dari bangsa Roma, Inggris, Irlandia dan Gaulia/Prancis). Kaisar Roma sendiri menjelaskan bahwa banyak dari kalangan budan dan Suku Gaulia yang kemudian dibakar hidup-hidup, termasuk mereka yang sudah tidak bernyawa lagi. Metode pengorbanan lainnya adalah dengan menggantung korban sabagai persembahan kepada dewa Esus, menenggelamkan korban sebagai persembahan kepada dewa Teutattes. Namun salah satu yang terkenal adalah ritual yang dilakukan oleh para Druids adalah dengan mengikat korban di sebuah tiang kemudian membakarnya hidup-hidup.
6. Pengorbanan untuk Sebuah Pembangunan di China
Kita mengetahui bahwa ritual persembahan ataupun pengorbanan mahluk bernyawa hanya diiperuntukan kepada para dewa dan kepentingan agama lainnya. Namun di salah satu peradaban masyarakat China, ritual pengorbanan pun dilakukan dalam proses pembuatan sebuah bangunan ataupun gedung, dengan tujuan agar bangunan tersebut lebih kokoh dan kuat berdiri.
Salah satunya adalah dibuktikan dalam catatan sejarah China, ketika Pangeran Mahkota Ts’ai ditangkap dalam sebuah peperangan yang mengakibatkan bangunan kerajaannya rusak dan runtuh berkeping-keping. Pangeran Ts’ai ditangkap dan dijadikan persembahan untuk memperkuat bangunan Dam (waduk).
7. Lompatan Keyakinan Oleh Suku Maya
Suku Maya merupakan salah satu suku Indian di Amerika Serikat yang memiliki sistem keyakinan terhadap kekuatan gaib sangat kuat. Ketika mereka menemukan sebuah lubang besar di bawah tanah, mereka mengatakan bahwa itu adalah gerbang menuju dunia bawah (akhirat). Dan mereka menyakini siapapun yang loncat ke dalam lubang tersebut tidak akan mati. Dan para pendeta Suku Maya akan memantrai, mendoakan orang-orang yang akan melompat ke dalam lubang dalam di permukaan bumi (cenotes).
Namun berdasarkan penelitian terakhir, banyak ditemukan kerangka manusia baik tua maupun muda berserakan di dasar lubang bumi ini. Kerangka manusia yang telah hancur, yang dianggap oleh masyarakat Maya saat itu tercerahkan.
8. Mengorbankan Dengan Sapu Tangan
Proses pengorbanan yang menyakitkan ini dilakukan oleh sebuah kelompok penganut agama Hindu di India, sebagai persembahan terhadap dewi Kali. Ritual pengorbanan ini telah dilakukan selama ratusan tahun guna mendapatkan berkah dari dewi Kali.
Namun metode pengorbanannya menyerupai masyarakat Fiji dahulu, yakni dengan cekikan hanya saja yang membedakannya kelompok ini menggunakan sapu tangan sebagai alatnya. Para pelaku eksekusi akan mengendap di malam hari menuju rumah korban dan mencekiknya dengan sapu tangan tanpa disadari oleh korban yang sedang tertidur. Tubuh korban kemudian akan dikuburkan di tempat yang telah ditentukan.
9. Pemenggalan di Ghana
Setiap tahun di Dahomey (Ghana) Afrika Barat, selalu dirayakan sebuah upacara pemberian hadiah dan berkat diantara sesama pemimpin/pendeta suku, dan salah satunya adalah dengan memberikan sesembahan berupa pengorbanan manusia. Korba-korbannya kebanyakan diambil dari kalangan budak, tawanan perang dan penjahat, ritual ini dilakukan sebagai penghormatan kepada Raja Dahomey. Para korban akan dipenggal kepalanya melalui sebuah ritual yang dikenal sebagai Xwetanu (Pemenggalan Kepala Tahunan).
10. Penguburan Hidup-Hidup
Ritual penguburan hidup-hidup ini dikenal pada peradaban Mesir di masa kekuasaan Firaun, dan korban yang dikuburkan adalah para pelayan pribadi istana. Para pelayan tersebut akan dikubur bersama jasad Firaun yang telah meninggal, hal ini dimaksudkan agar Firaun mendapat pelayanan ketika berada di alam kematian. Bukti-bukti ritual ini banyak ditemukan oleh para arkeolog yang meneliti makam-makam raja Mesir Kuno. Sebelum mereka dikubur bersama jasad majikannya, mereka akan diberi mantra dan ramuan khusus.
sumber artikel : 10 Metode Ritual Pengorbanan yang Aneh di Dunia