Pages - Menu

Rabu, 01 Agustus 2012

Cara Mencegah Korsleting Listrik

Seminggu terakhir, banyak kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta. Penyebabnya, sebagian besar disebutkan akibat korsleting listrik.
Tapi omong-omong, apakah pembaca tahu tidak apa itu “korsleting listrik”?
Ada yang menjawab, “hubung singkat”.
“Apa itu hubung singkat?”
Tanya jawab singkat oleh reporter sebuah stasiun TV dalam acara berita liputan kebakaran itu menarik perhatian saya. Ternyata banyak orang tidak tahu apa dan bagaimana kejadian kebakaran yang penyebabnya karena korsleting listrik.
Adalah salah besar jika ada yang menduga korsleting listrik, yaitu beradunya dua kabel listrik adalah penyebab terbesar kebakaran. Kalau dua kabel listrik yang bertegangan beradu atau bersentuhan, betul akan terjadi percikan api yang besar, bahkan mungkin terjadi ledakan kalau arusnya cukup besar. Namun kejadian demikian jarang menyebabkan kebakaran kecuali di tempat dekat percikan terdapat barang-barang yang mudah terbakar seperti bensin, atau bahan kimia mudah terbakar.
Kalau terjadi percikan api, dalam banyak kasus MCB (Mini Circuit Breaker) sudah akan langsung turun dan memutus aliran listrik. Kalau percikan listriknya besar, apalagi sampai terjadi ledakan, misalnya terjadi di tiang listrik PLN, biasanya MCB milik PLN yang terdapat di gardu-gardu listrik juga akan turun untuk memutus aliran listrik.
Penyebab kebakaran yang lebih sering terjadi adalah kejadian terbakarnya outlet / colokan listrik atau steker listrik. Untuk menyamakan pemahaman dan istilah, perhatikan gambar berikut dan penamaannya dari kiri ke kanan, steker (plug), stop kontak (outlet), dan saklar (switch).

Pernahkah Anda memasang (colok) sesuatu ke stop kontak dan terasa longgar? Tergoyang atau tergeser sedikit mati, dan harus digoyang / disetel sedikit lagi agar hidup lagi. Pada keadaan antara kena dan tidak kena itulah akan timbul percikan api kecil, tergantung beban listrik yang dialirkan steker. Semakin besar beban listriknya (watt), semakin besar percikan apinya.
Percikan api kecil ini tetapi terus menerus ini lama-lama akan menghanguskan bagian dari steker atau stop kontak yang terbuat dari plastik atau karet, dan bagian yang hangus ini seperti arang yang semakin mudah terbakar.

Tidak hanya steker dan stop kontak yang kemudian rawan terbakar, kabel didalam stop kontak pun menjadi sangat panas dan bisa terbakar.
Berbeda dengan kejadian korsleting listrik yang langsung menimbulkan percikan api atau ledakan yang langsung akan menjadi perhatian orang, kejadian terbakar akibat panas dan longgar berlangsung lambat dan jarang disadari pemilik rumah sampai….  semuanya sudah terlambat; dan kejadian kebakaran yang terjadi akibat yang kedua ini jauh lebih sering terjadi daripada yang pertama.
Untuk mencegah kebakaran akibat panas berlebih seperti ini, waspadai:

  • Beri perhatian “khusus, dan khusus dan khusus” terhadap peralatan listrik yang mengkonsumsi daya besar (watt besar) dan terpasang terus menerus. Contoh, AC, kulkas, kompor listrik, pemanas air, atau lampu penerangan yang watt besar. Gunakan kabel, stop kontak, steker, saklar yang bermutu bagus. Kriteria bermutu bagus, “price speaks itself“.

  • Pengertian watt besar adalah peralatan listrik yang mengkonsumsi listrik > 250 Watt

  • Waspadai kalau ada peralatan listrik / lampu yang suka berkedip-kedip, mati sendiri, hidup sendiri. Kalau ada kejadian begini, lebih tepat memanggil tukang listrik daripada memanggil dukun.

  • Waspadai kalau ada bau gosong yang tidak biasa. Baunya biasanya tidak terlalu menyengat, tetapi tidak hilang-hilang juga. Nah, yang ini juga sama; lebih tepat memanggil tukang listrik daripada memanggil orang pintar.

  • Kalau mencurigai sesuatu, ada bau, asap dsb, langkah pertama yang perlu segera dilakukan adalah segera mematikan aliran listrik dari MCB utama (dibawah meteran listrik) baru mikir dan mencari.

  • Matikan semua peralatan listrik (kecuali kulkas) sebelum pergi tidur.
sumber