Pages - Menu

Jumat, 30 November 2012

5 Bela Diri Tradisional Asal Filipina

Salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki perkembangan bela diri cukup beragam adalah, negara Filipina. Di Filipina beberapa seni bela diri berikut sangat diminati warganya. Sehingga dunia luar menyebutnya dengan Filipino Martial Arts (FMA). Pada kesimpulannya, Eskrima, Arnis, Arnis de Mano, Kali  dapat diartikan sebagai seni bela diri senjata dan dan tangan kosong dari Filipina. Berikut profile masing-masing seni bela diri:

1. Arnis

Arnis adalah salah satu seni bela diri yang berasal dari Filipina, di samping dua penamaan yang lain yaitu kali dan eskrima, keseluruhannya tergabung dalam Filipino Martial Arts (FMA) yaitu seni beladiri yang mempelajari senjata dan tangan kosong yang berdasar pada seni bela diri bertongkat.
 
2. Buno

Buno adalah gulat Filipina mirip dengan Dumog. Ada beberapa variasi teknik Buno, seperti Harimaw Buno. Harimaw Buno, awalnya Harimaw Lumad (Raja dari Gulat Macan), adalah teknik Buno yang digunakan oleh Orang Mangyan dari Mindoro dan Orang Aeta di Infanta, Quezon.
Walaupun teknik Buno biasanya menggunakan teknik lemparan, kuncian, pukulan, merubuhkan lawan, dan teknik gulat], Seni bela diri ini juga bisa menggunakan senjata. Senjata yang sering digunakan antara lain pisau, tombak, panah beserta busur. Tetapi, senjata utama yang digunakan ialah lubid atau sebuah tali panjang dengan panjang 4 kaki.
Seni bela diri ini dikembangkan pertama kali oleh Orang Filipina pribumi, Buno mempunyai beberapa teknik latihan yang kuno. Latihan ini memanfaatkan lumpur, kano, gulat tamaraw, latihan menebang kayu dan memanjat pohon. Asal kata “buno” digunakan oleh Orang Filipina untuk mendeskripsikan orang yang membunuh sesamanya atau “Membunuh” dalam Bahasa Tagalog.
 
3. Eskrido

Eskrido adalah seni bela diri Filipina yang merupakan penggabungan Arnis-Eskrima, Aikido, dan Judo, juga sistem bela diri Jepang lainnya. Eskrido diciptakan oleh Grand Master Ciriaco “Cacoy” CaƱete yang merupakan keluarga pendiri aliran bela diri bertongkat Doce Pares, Ciri-ciri dalam tekniknya adalah menampilkan gaya khas teknik arnis-eskrima yang digabungkan dengan kuncian-kuncian dan bantingan Jujutsu. Selain itu eskrido bisa juga diartikan sebagai eskrima khas Doce Pares, praktisi eskrido biasa disebut sebagai “eskridoist”, “eskridistas” atau “eskridonauts”.
 
4. Eskrima
Eskrima atau Escrima adalah seni bela diri Filipina yang menggunakan senjata berupa tombak dan pedang / parang sebagai alat pertarungan. Selain itu ada sebutan lain yaitu Kali, Arnis atau Arnis de Mano (perkerasan terhadap tangan); Bisa juga disebut sebagai FMA (Filipino Martial Arts). Eskrima atau Arnis adalah kata dasar yang selalu diikutkan dari beberapa nama seni bela diri yang dipakai di Filipina dewasa ini.
Sedangkan Kali lebih dikenal di Amerika Serikat dan Eropa, sebenarnyah sebutan ini jarang digunakan di Filipina karena kata tersebut adalah kata yang tidak diketahui, tetapi melihat perkembangan yang begitu populer di luar Filipina dan memengaruhi praktisi asing, akhirnyah kata Kalidipakai menjadi bagian dari seni bela diri Filipina. Kalis adalah satu kata yang berarti senjata tajam berupa keris, atau berupa Arit, akhirnyah kata Kalis ini menjadi salah kaprah diterjemahkan sebagai asal kata dari Kali.

5. Kalis

Salah satu seni bela diri bertongkat yang sistem dan metodanya banyak dikenal di dunia, adalah Filipino Martial Arts (FMA): yang salah satunya dikembangkan bela diri Kalis, sistem seni bela diri bertongkat dalam Kalis adalah satu bentukan yang selaras dengan seni bela diri tangan kosong, atau bahkan bentukan senjata tajam dengan berbagai macam bentuk dan ukuran.
Kalis  adalah satu seni bela diri yang lengkap, stick bisa digunakan sendiri sebagai senjata tumpul, tetapi seseorang butuh keahlian dari seni bela diri bersenjata tumpul maupun tajam, dan seni bela diri tangan kosong (tendangan, tinju, kuncian, and gulat) dalam semua jarak, dg keadaan apapun (tangan kosong v senjata, senjata v senjata dll). Bentukan tongkat yang digunakan dalam bela diri ini disebut sebagai olisi atau baston, yang terbuat dari rotan, berdiameter 1.5 – 2.5 cm, sepanjang lengan dari bahu sampai ujung telapak tangan (70 cm).