Pages - Menu

Rabu, 24 Oktober 2012

Museum Timah, Pertama di Indonesia dan Asia

Seperti Museum Pegadaian di Sukabumi dan Museum Shell di Bali,  keduanya merupakan museum yang pertama jika dilihat dari  benda-benda yang koleksinya. Jika Museum Pegadaian sebagian besar benda-benda yang dipamerkannya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pegadaian, Museum Shell merupakan museum kerang. Nah, Museum Teknologi Pertimahan atau Museum Timah ini adalah museum pertama di Indonesia yang isinya sarat dengan rekam jejak sejarah pertimahan di Bangka Belitung khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Tertarik?  Anda dapat mengunjungi museum ini di Jl. Ahmad Yani, Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Tentu ada baiknya berkunjung pada saat jam kerja, seperti halnya jam buka tutup museum pada umumnya, yaitu dari senin sampai jumat pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Soal biayanya, museum ini menggratiskan setiap pengunjung yang datang.
Sebenarnya apa saja yang ada di museum yang buka pada kali pertamanya pada 2 Agustus 1997  ini? di sini dapat ditemukan berbagai macam peralatan tradisional yang pernah digunakan dalam pertambangan timah. Selain itu museum ini juga berisikan catatan perjalanan pertambangan timah dari zaman Belanda sampai perkembangannya saat ini. Sepertinya asik jika menginjakkan kaki bersama  putra-putri anda  ke museum ini. Belajar sejarah sekedar menambah pengetahuan,   lantas angkat kaki berkunjung selanjutnya ke tempat-tempat eksotis yang ada di Bangka Belitung. 
Ok , Sedikit menyinggung mengenai sejarah dari gedung ini, tadinya sebelum dijadikan museum gedung ini merupakan rumah dinas Hoofdt Administrateur Banka Tin Winning (BTW) dan sejumlah karyawan perusahan BTW (Bangka Tin Winning). Dalam perkembangan sejarahnya kemudian, rumah ini pun pernah berkali-kali dijadikan tempat perundingan atau diplomasi antara pemimpin republik yang diasingkan ke Bangka dengan Pemerintah Belanda dan UNCI sehingga lahirlah Perjanjian Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949. 
Jadi sewakwu perundingan dilaksanakan di Bukit Menumbing, lalu perundingan dipindahkan ke Pangkalpinang karena peserta perundingan bertambah dengan hadirnya pejabat dari KTN (Komisi Tiga Negara).  Selesai perundingan para oemimpin republik tak langsung pulang tetapi menginap di rumah ini. Lengkaplah sudah museum ini full of history, dilihat dari isinya yang bersejarah, begitu pula dengan gedungnya itu sendiri.




sumber