Tak hanya di daerah-daerah Jawa dusun yang masih memelihara aspek
spritualitas-irasional dengan memercayai bahwa sebuah benda memiliki
kekuatan magis tertentu, Bali juga rupanya masih digelayuti oleh
aspek-aspek kepercayaan demikian. Salah satu buktinya ialah ketika
digelarnya Upacara Pasupati yang memiliki makna permohonan berkah kepada
Sanghyang Widhi Wasa supaya bisa menghidupkan dan memberikan kekuatan
magis kepada benda-benda yang dikeramatkan.
Keris Pasupati Bali / Pegangan Para Spiritual Bali
Dalam alam keyakinan mayoritas masyarakat Bali, setiap sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa itu memiliki jiwa. Demikian juga dengan benda-benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia. Sehingga dengan demikian, pergelaran Upacara Pasupati dimaksudkan untuk memohon kepada Hyang Maha Menciptakan supaya berkenan memberikan kekuatan tak tampak kepada benda-benda tersebut. Biasanya benda-bena itu seperti keris, barong, rangda, dsb.
Keris Pasupati Bali / Pegangan Para Spiritual Bali
Dalam alam keyakinan mayoritas masyarakat Bali, setiap sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa itu memiliki jiwa. Demikian juga dengan benda-benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia. Sehingga dengan demikian, pergelaran Upacara Pasupati dimaksudkan untuk memohon kepada Hyang Maha Menciptakan supaya berkenan memberikan kekuatan tak tampak kepada benda-benda tersebut. Biasanya benda-bena itu seperti keris, barong, rangda, dsb.
Dalam tahapan implementasinya, pra-melakukan pengupacaraan kepada benda-benda itu akan terlebih dahulu dilakukan upacara Prayascita yang bertujuan untuk menghilangkan segala noda/ kotoran yang melekat pada saat proses pembuatan benda-benda pusaka itu. Kemudian selepas upacara ini beres, akan dilanjutkan dengan menggelar Niskala atau alam gaib. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa upacara Pasupati yang bermakna memberkahi kekuatan sinar suci Hyang Widhi (Tuhan Yanga Maha Esa) terhadap benda-benda tersebut.
Upacara Pasupati merupakan tradisi leluhur masyarakat Bali yang telah diwariskan secara turun-temurun dan masih dilakukan hingga kini. Diyakini bahwa benda-benda seperti arca, barong, keris dan lainnya akan memiliki kekuatan setelah dilakukan Upacara Pasupati. Pelaksanaannya sendiri biasanya dipimpin oleh seorang pendeta yang dilakukan di pura. Dalam praktiknya, Upacara Pasupati memiliki variasinya tersendiri menurut desa, kala, dan patra.
Terkandung beberapa nilai luhur dalam pelaksanaan Upacara Pasupati ini yakni;
- Mengenai adanya kekuatan para dewa sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai media sakralisasi yang diyakini penuh oleh umat Hindu di Bali.
- Memantapkan rasa persatuan umat Hindu melalui upacara.
- Adanya kepercayaan umat Hindu di Bali bahwa benda yang di buat atau di ciptakan oleh manusia mempunyai jiwa dan bisa di isi jiwa/rohnya lewat pemujaan dan permohon melalui dewa Pasupati dalam manifestasi (Tuhan Yang Maha Esa).
sumber