Kebiasaan tersebut membuat turunan anjing purba, seperti serigala dan anjing moderen, menjadi hiperkarnivora atau binantang yang 70 persen memakan daging.
Kesimpulan ini diperoleh setelah tim Munoz-Doran menyusun 'silsilah' anjing yang menggambarkan hubungan di antara lebih dari 300 spesies anjing. "Kami menemukan sejarah evolusi yang sama di antara sejumlah jenis anjing," jelas Dr Munoz-Doran.
"Delapan juta tahun lalu banyak habitat terbuka di Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Persaingan mendapatkan mangsa sangat ketat dan kondisi ini membuat anjing-anjing purba harus berkelompok ketika mencari dan mengintai mangsa," paparnya.
Ia menjelaskan, dari kebiasaan berburu secara berkelompok, muncul jenis anjing baru dengan bentuk kepala yang berbeda, dengan rahang yang lebih kuat, dan ukuran taring yang lebih besar. Mereka ini mampu bertahan dari seleksi alam dan melanjutkan bentuk ini ke anjing generasi berikutnya.
Para peneliti mengatakan itulah sebabnya anjing-anjing piaraan, meski tak lagi harus berburu mangsa di alam terbuka, tetap 'meneruskan' kebiasaan memakan daging atau menggigit tulang. "Mereka punya alat untuk melakukan kebiasaan tersebut dan mereka ingin menggunakan alat itu," tegas Dr Munoz-Doran.
sumber